Abian yang mendengarkan cerita Sarah pun hanya bisa diam mematung di tempatnya. Rasa marah kembali menguap dalam dirinya. Penyesalan dari ketidakberdayaan semakin membuat Abian merasa tak berguna.
Tangan yang semula memegang erat bahu Sarah kini telah terkepal erat disana. Maniknya menatap tajam karena emosi yang kian sampai pada puncaknya.
"Dimana Papa sekarang?" tanya Abian seraya menatap intens kepada sang mama. Rautnya pun sangat serius saat memandang mata Sarah di depannya.
"Mama nggak tau," satu kalimat dari Sarah langsung membuat Abian naik pitam disana.
Tubuh lelaki itu pun langsung bangkit seraya mengepalkan erat kedua tangannya. Giginya pun menggertak tak kuasa menahan amarah yang semakin memusingkan kepala.
"Argh! Sialan!" umpat Abian seraya mengacak rambutnya dengan kasar. Maniknya pun terlihat seperti orang tak karuan. Rautnya sungguh memerah. Rahangnya pun tampak mengeras hingga menampilkan otot lehernya.