Abiaan!" teriakan nyaring seseorang dari arah belakang berhasil membuat Abian merasa was- was. Suara yang amat dikenalnya itu semakin mendekat dengan diikuti derap kaki beberapa orang.
Walaupun malas, Abian tetaplah Abian. Orang yang sangat gemar mencari keributan.
Dalam sekali gerakan, tubuh Abian mulai berbalik menatap orang- orang yang berlari mendekat. Namun belum sempat berbicara, manik Abian lebih dulu membulat.
Brakk!
Tubuh Abian langsung terjengkang kala Revan dan Genta berlari memeluknya. Pelukan yang tak normal untuk diberikan sesama laki- laki walaupun mereka bersahabatan.
"Minggir, woi!" hardik Abian berusaha enyah dari pelukan keduanya. Abian begitu risih dengan posisinya. Bagaimana tidak, tubuhnya terbaring ditengah koridor dengan pelukan Genta dan Revan disisi kiri dan kanan.
"Abian! Gue kangen banget sama lo!" ujar Revan dengan mengeratkan pelukan. Kepalanya pun kian nyaman berada di ceruk leher Abian.