Keana terus berlari menuruni tangga. Gadis itu segera lari dari sumber yang membuat hatinya merasa amat waspada. Waspada dalam artian takut untuk jatuh hati kepada sang kakak tentunya.
Pesona Abian terlalu memikat. Dan Keana tak mampu menahannya. Ayolah, Keana juga seorang gadis biasa. Nomor yang membuatnya terlihat berbeda hanyalah ia yang tak mampu mengendalikan perasaannya.
Akan sangat konyol jika seorang adik menaruh hati pada sang kakak. Seorang yang memiliki satuan yang sama dengan dirinya. Sungguh berada di luar ajaran mereka. Sangat keluar dari batas wajar tentunya.
Gadis itu terus saja berlari untuk sampai di kelasnya. Tangannya terus memegang erat jantung yang semakin kencang saja.
Napas Keana memburu saat dirinya telah sampai di ruang kelas. Beruntung bel berbunyi pada waktu yang tepat, hingga sang gadis memiliki alasan untuk kabur dari dekapan Abian.