Abian hanya duduk diam di dalam mobil yang terus berjalan. Di sampingnya juga ada Keana yang menyetir dengan wajah yang datar.
Keduanya sama- sama bungkam. Tak ada sedikit pun percakapan yang saling bersahutan. Keduanya masih sama- sama diam. Mulut mereka seolah telah dilakban. Lidahnya pun sama- sama kelu seolah tak bisa mengatakan satu patah kata pun di sana.
Mobil Abian terus berjalan untuk kembali ke SMA Harapan Bangsa. Sekolah keduanya. Perdebatan panjang telah mereka lakukan. Keana yang sebelumnya telah menghentikan mobil di pekarangan rumah Abraham kini kembali berjalan kearah sekolah.
Abian terus menolak saat Keana menyuruhnya pulang. Lelaki itu kekeh untuk kembali minta diantar. Sungguh berbeda dengan sikap Abian yang biasa. Lelaki yang selalu mencari kesempatan untuk membolos itu kini terlihat amat berbeda. Bahkan ia rela berdebat panjang dengan Keana hanya untuk kembali belajar dengan kawab sekelasnya.