Brak!
Suara terbantingnya pintu dari kamar Keana terdengar amat keras di lorong rumah Abraham. Abian yang baru saja pergi dari dalam kamar saudara tirinya itu pun terus saja menekuk muka. Ia sangat kesal dengan penuturan yang telah Keana ucapkan padanya. Walau Abian juga mengerti dirinyalah yang bersalah di sini, namun tetap saja lelaki itu merasa amat jengkel dengan gadis kecilnya.
"Abian, lo ngapain aja sama Keana?" tanya Genta seraya berjalan membututi sahabatnya. Lelaki itu juga telah memasang wajah yang amat konyol pada sang sahabat yang tenga bermuka masam.
Begitu pula dengan Rizky dan juga Revan. Kedua lelak itu juga telah berjalan membututi sang sahabat menuju ke kamar tidurnya. Keduanya tampak masih santai namun sangat berbeda dengan isi otak keduanya. Mereka curiga. Sepertinya ada yang tidak beres diantara hubungan Abian dan juga Keana. Hubungan persaudaraan yang bahkan mereka tak tahu sedekat apa keduanya.