Chereads / That Senior Is My Boyfriend / Chapter 2 - Love Letter... Sucks!

Chapter 2 - Love Letter... Sucks!

Hai Kak Angga, atau harus ku panggil senior Angga?

Hahhh

Rasanya kaku menyapa lo yang sudah jadi teman gue dari bocah, entah kenapa mama gue selalu nyekolahin gue di sekolah yang sama dengan lo. Mentang-mentang mama kita sahabatan.

Gue kira kuliah adalah kesempatan gue buat gak ngerasa diawasin sama lo, tapi ujung-ujungnya gue keterima juga di PTN yang gak gue harapin sama sekali gue lulus.

Dalam hati gue cuma bisa ngomong, lo lagi, lo lagi, saat gue berharap gak apa-apa kita sekampus, toh nanti kita akan sibuk dengan urusan masing-masing seperti yang lalu-lalu. Tapi hari pertama langsung ketemu lo, lagi-lagi harapan gue selalu di patahkan.

Sebenarnya gue gak masalah satu sekolah sama lo, sampai sekampus juga gapapa. Keusilan lo masih bisa gue tolerir, tapi perasaan gue ke lo yang jadi masalah. Karena gue kenal lo dari kecil gue jadi tahu, lo gak pernah liat gue sebagai perempuan. Hanya sebagai adik yang harus kau jaga.

Lo pernah tanya kan? Kok gue gak pacaran, gue selalu jawab karena mama gak bolehin. Yah sebenarnya gue pengen juga sih rasain tapi rasanya lebih sulit dapat restu dari lo dari pada mama gue. Gue waktu itu baper, apa mungkin lo ada rasa sama gue? Tapi ternyata lo cuma khawatir selayaknya kakak yg khawatir dengan adiknya.

And it feels suck

Maybe not if i don't have fall for you

Gue jadi benci situasi saat ini karena gue tahu perasaan gue gak akan terbalas. Mungkin benar kata orang-orang cinta pertama gak akan berhasil. Tapi gue juga gak bisa berhenti berharap kalo cinta pertama gue juga jadi cinta terakhir gue, susah banget lepas dari lo. Karena kita udah kenal dari kecil, gue terlalu bergantung sama lo. Setiap cowok yg gue deketin gue bandingin sama lo, gue gak mau kayak gitu...

Gue selalu ngejauh sampai gak mau sekampus sama lo karena gue give up. Tapi sepertinya dunia gue selalu berputar di lo.

Karena itu gue sadar, gue harus jujur sama lo tentang perasaan gue biar gue bisa lanjutin kehidupan kuliah gue dengan atau tanpa lo.

Mungkin ini juga waktu yang tepat untuk gue jujur bilang ke lo, biar gue bisa ngelepas perasaan gue dan bisa menerima cowok yang benar-benar suka sama gue dan gue nerima dia tanpa harus ngebandingin sama lo.

Makasih Ga, udah ngejagaain gue, udah sayang gue, sebagai adik selama ini. Sekarang lo bisa fokus sama kehidupan lo tanpa khawatirin gue, kita bukan anak kecil lagi. Gue harap lo ngerti, meski gue tahu setelah lo tau lo mungkin akan ngejauhin gue.

Gapapa deh yang penting gue udah jujur sama perasaan gue, urusan nanti ya nanti aja dipikirinnya.

Bye my first love

Ps.

Ayu Mehaswari

Hahaha aku baca ulang rasanya pengen mati aja sangking malunya nulis. Ada leganya juga tapi tetap khawatir sih...

Ah bodoh amatlah

Cuma nulis random gini, gak bakal gue ksh yang ini

Yaudahlah, mending tulis yg menjilat biar puas skalian lo ledekin gue.

Ayu pun melipat surat nya dan menyisihkanya di meja, bermaksud membuangnya nanti

Selesai

Ayu memasukkan surat cinta yang menjilat di amplop dan mengamankannya di tas.

"yu! Minuman lo, lo ambil sendiri. Tangan gue cuma dua" datang zaenab yg duduk meletakkan makanan dan minumannya

"okay" ayu bergegas mengambil minuman yang dipesannya tadi sebelum menulis surat cinta.

Zae menyadari ada kertas yang terlipat, zae tersenyum

"pasti surat ayu nih, krn gue baek gue bantu lo deh ngasih suratnya ke kak angga hihi" zae mengambil surat yang harusnya dibuang oleh ayu, memasukkannya dalam tas.

Ayu datang dan duduk di tempatnya tadi.

"surat lo udah selesai?" tanya zae memastikan

"sudah"

"karena gue baik gue deh yg nyerahin surat lo"

"tumben banget? Beneran nih?"

"iya dong, gue kan ngerti lo. Lo udah kesulitan nulis surat cinta buat kak angga"

"yaudah, okay"

.

Ayu tersenyum senang melangkahkan kaki menuju ke tempat angkutan umum, ia senang karena zaenab mau mengantarkan suratnya ke senior Angga.

Di waktu yang sama zaenab tengah menyerahkan sepucuk surat mewakili ayu untuk di berikan ke senior Angga.

"kak? Kak Angga?" panggil zaenab.

"hm? Ya kenapa dek?" jawab angga berpaling ke zaenab

"mau kasih surat ya?" tegas salah satu senior lain yang merangkul angga yang juga jadi panitia.

Zaenab mundur takut, wajah senior yang merangkul angga menyeramkan.

"hehe iya kak ilyas, bukan saya sih tapi temen saya nitip suratnya utk kak angga" jawab zaenab sedikit takut

"ohh... Kamu udah punya pacar belom?" tanya ilyas senior yang wajahnya seram itu.

"eh yas, lo ga liat apa? Tuh muka junior ketakutan liat muka lo hahhaha" celetuk salah satu dari kerumunan Angga, Satria

"Yaudah, sini" Angga

Zaenab langsung memberikan surat Ayu ke Angga.

"oh iya ini surat punya siapa ya?" tanya angga sigap mengetahui juniornya itu ingin kabur sesaat setelah memberikan surat itu padanya

Zaenab yang hendak tancap gas untuk kabur harus mengerem kembali sebelum pergi.

"dari tadi gue perhatiin lo selalu tanya surat itu punya siapa? Emang kenapa Ga? Ada yg lo incar?" tanya satria penasaran

"apasih lo anjir" jawab angga pada temannya, lalu menatap zaenab menuntut jawaban.

"dari ayu kak, ayu mehaswari"

Mata angga terbelalak singkat, lalu senyum memerkah di wajahnya.

'Wahhh gilakk ganteng banget' zaenab membatin takjub dengan senyum milik angga

"makasih ya, lo boleh pergi" angga

Swinggg

Zaenab langsung kabur setelah mendengar ucapan terima kasih keluar dari mulut senior Angga.

"yah... Lo kok suruh pergi? Junior itu belum jawab pertenyaan gue, namapun gue belum nanyaaa!" protes ilyas

"derita lo" jawab angga

"wkkwkwkwk" satria menertawakan ilyas.

.

.

.

"kiri bang" perintah ayu pada sopir angkutan umum.

Ayu kemudian turun saat angkutan umum berhenti, ia kemudian merogoh tasnya mengambil uang untuk membayar ongkos angkutan umum yang dinaikinya. Tangannya mengambil 2 lembar kertas. Yang satunya uang pas 5 rb rupiah untuk bayar ongkos angkutan umum dan yang satunya amplop. Ayu memilah dan memberikan uang itu ke sopir.

"ini bang, makasih" ungkap ayu sembari memberikan uang ceban, lalu ia mengamamati surat ditangannya.

Loh? Kok ini ada di sini? harusnya ini diantar sama zae kan?

Ayu kembali mengingat saat ia duduk di kantin, setelah zaenab menawarkan diri untuk membantu ayu. Ayu terlalu senang sampai lupa memberikan surat yang telah di tulisnya ulang.

"oh my..."

Kalo surat ini ada di gue, trus surat apa dong yang zae anter?

Akhh goblok banget gue, jangan-jangan zae pungut surat yg meja? Gue kira udah dibawa angin

Gawat! gawat!!