Chereads / PESONAMU (JENLISA) / Chapter 10 - Part 9 (Jungkook)

Chapter 10 - Part 9 (Jungkook)

Lalisa POV

Pagi ini aku merasa tidak semangat sama sekali. Bukan karena aku belum sarapan. Aku tidak semangat karena sudah satu minggu Jennie unnie tidak meneleponku. Tidak biasanya Jennie unnie mengabaikanku. Biasanya Jennie unnie meneleponku 3 kali sehari hanya sekedar menanyakan apa yang aku lakukan.

Aku sudah bertanya pada Jisoo unnie. Kata Jisoo unnie, Jennie unnie pergi ke New Zealand mengunjungi eomma-nya.

Aku bertambah sebal saat pagi ini aku tidak menemukan mata kucingnya lagi dan lagi. Biasanya Jennie unnie menungguku di parkiran dan mengantarku ke kelas.

Aku berjalan gontai dan memasang wajah sebalku memasuki kelas.

"Lalisa" sapa Bambam yang sudah duduk di kursiku.

"Wae?" jawabku lemah

"Aku pantau semakin hari wajahmu semakin tertekuk. Ada apa gerangan nder?" Bambam

Bambam hafal semua tentang diriku. Kami sudah bersahabat sejak kecil sampai sekarang karena kedua orang tua kami. Bisa dibilang kami tidak akan bisa terpisahkan.

Aku sudah mengganggap Bambam sebagai sudara kembarku sekaligus oppa ku. Kami saling mengenal dan hafal satu sama lain. Bahkan saat aku pindah ke Korea Bambam memilih untuk mengikutiku pindah ke Korea walaupun dia harus tinggal sendirian di apartemennya.

"ani" sungguh aku sangat sebal saat ini.

"Lalu?" Bambam.

"Tidak ada. Pergilah! Lili mau duduk" usirku.

Saat Bambam ingin bertanya lagi, guru sudah masuk ke dalam kelas. Bambam berjalan kembali ke bangkunya.

Selama pelajaran aku tidak memperhatikan penjelasan yang guru berikan. Aku sibuk mengecek handphoneku. Melihat semua notifikasi yang menumpuk. Siapa tau ada notifikasi dari Jennie unnie.

Lagi dan lagi aku menghela nafas kasar saat tidak menemukan notifikasinya dari sekian banyak notifikasi yang masuk pada handphoneku.

Di New Zealand

"Apa yang Lili lakukan ya?" gumam Jennie. Jennie bangkit dari kursinya menju balkon kamar. Memandangi tumpukan salju sisa badai semalam.

"Baby eomma sedang apa?" Son ye jin eomma Jennie.

"Kamjagiya, eomma mengagetkan Jennie"

"ani, Jennie hanya melihat salju eomma" Jennie

"Apa Jennie sudah memikirkan rencana eomma ?" eomma Jennie

"mianhe eomma, Jennie akan tetap kembali ke Korea" Jennie menundukkan kepala tidak berani menatap eomma-nya.

"Gwenchana. Eomma tidak memaksamu. Mungkin ada alasan yang membuatmu berat untuk meninggalkan Korea. Eomma akan selalu menghargai keputusan putri kecil eomma ini ne" Son ye jin mengelus lembut surai rambut Jennie.

Hubungan antara Jennie dan eomma-nya tidak sebaik hubungan Jennie dengan appa-nya. Sejak kecil Jennie tinggal dengan appa-nya di korea. Sedangkan eomma-nya terpaksa tinggal di New Zealand mengurusi bisnis.

Son ye jin sudah berkali kali membujuk Jennie tinggal dan pindah ke New Zealand namun Jennie selalu menolak.

Pernah Jennie terpaksa tinggal beberapa tahun di New Zealand tapi Son ye jin melihat Jennie menjadi berubah. Menjadi lebih murung dan tidak semangat akhirnya Son ye jin harus merendahkan egonya untuk membiarkan putrinya kembali lagi ke Korea.

Son ye jin selalu memberikan kebebasan kepada putri satu satunya ini. Menurutnya hanya kebahagiaan Jennie yang paling penting dihidupnya.

"Besok eomma akan mengantarmu ke Korea ne. eomma sudah lama tidak mengunjungi Korea" Son ye jin.

Di Korea

Lalisa POV

Aku merasakan seseorang menginjak kakiku. Segera aku menolehkan kepalaku dan menatapnya dengan tatapan tajam. Walaupun tidak setajam Jennie unnie, xixixi.

"Hehehe, mian. Lalisa nanti aku main ke mansionmu, ne?" Dahyun. Manusia itu yang menginjak kakiku

"Boleh" jawabku datar.

"Wae? Ada apa dengan wajahmu itu? Pasti karena Jennie unnie?" Lalisa hanya membalas dengan anggukan.

Dahyun merasakan sahabatnya itu semakin murung setiap harinya. Dan faktor utama penyebabnya adalah sunbae-nya a.k.a bucin Lalisa a.k.a Kim Jennie a.k.a kucing orennya Lalisa.

"Lalisa tunggu di sini sebentar saja. Aku akan mengambil kunci mobilku. Sepertinya tertinggal di laci meja" Dahyun

"Jangan lama!" Lalisa

Sudah lebih dari 10 menit tapi Dahyun tidak kunjung kembali. Tiba tiba saja perhatianku teralihkan saat mendengar suara kucing yang persis aku dengar saat kejadian Jennie unnie menabrakku.

Aku mencoba menajamkan telingaku mencari sumber suara. Dan aku menemukan seorang namja sedang bermain dengan kucing kecil yang lucu. Lucunya sebelas dua belas dengan Jennie unnie, xixixi.

Kucing itu tiba tiba saja menghampiriku menduselkan kepalanya dan tubuhnya di kakiku. Dengan gemas aku mengangkat dan menggendong tubuhnya yang agak gempal itu. Mengelusnya lembut.

"Suka kucing?" tanya namja itu.

"hemm hemm" angguku semangat

"tapi eomma tidak memperbolehkan Lili merawat kucing. Kata eomma Lili boleh merawat kucing saat Lili sudah dewasa" jelasku sedih.

"Kiyowo" aku melihat namja itu tersenyum kecil

"Kau lucu sekali. Aku Jungkook satu tingkat diatasmu" namja itu memperkenalkan dirinya.

"Aku La-"

"Lalisa. Dan cukup panggil aku Jungkook" serobot Jungkook.

Aku hanya mengkerutkan keningku.

"Kenapa dia bisa tau namaku. Apa dia peramal?" batinku.

Normal POV

Lalisa dan Jungkook duduk di bangku tunggu. Lalisa sedari tadi sibuk mengelus perut buncit kucing gembul itu dan mengabaikan Jungkook yang masih setia memandanginya dari samping.

"Lili boleh membawanya pulang" Jungkook menunjuk kucing gembul dipangkuan Lalisa.

"ani, Lili akan ijin eomma dulu" Jawab Lalisa menampilkan senyumnya.

"Kiyowo" Jungkook

"nde?" Lalisa

"ani" Jungkook

Hening kembali mengisi ruang diantara Jungkook dan Lalisa. Jungkook tidak menduga jika Tuhan sebaik ini dengan dirinya. Bisa merasakan berada didekat Lalisa yang selama ini hanya bisa dilihatnya dari kejahuan.

"Ekhem" dehem Jungkook

"Leo"

"Leo, nugu?" Lalisa dengan wajah bengongnya

"Kucing gembul itu. Aku memberinya nama Leo" Jungkook

"ooh, Hi Leo" Lalisa menirukan suara anak kecil saat memanggil Leo.

Jungkook hanya bisa menahan senyumannya melihat tingkah Lalisa yang kelewat lucu itu.

"Sepertinya Leo lebih nyaman dengan Lili" Jungkook

"Lili suka Leo" Lalisa

"Bawalah Leo pulang! Aku memberikannya sebagai hadiah ulang tahunmu" Jungkook

"Lili tidak sedang ulang tahun hari ini" Lalisa

"Tak apa. Tidak baik menolak" Lalisa hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

"Aku pulang dulu" Jungkook bangkit. Mengacak rambut Lalisa dan pergi dengan senyum yang mengembang.

Ternyata sedari tadi seseorang mengamati mereka dari kejahuan.

~to be continued