Imah tidak kuasa untuk menahan debar- debar di jantungnya. Akhirnya, ia pun tidak berani bertanya apapun lagi pada Yoga. Imah takut, ia takut jika ia hanya mendapatkan harapan palsu. Bagaimana pun juga, ia pernah gagal dalam berumah tangga. Dan, Yoga masih berstatus bujangan. Apa kata keluarga Yoga nantinya jika ia dan Yoga bersama. Terlebih Imah tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Imah merasa sangat minder.
Yoga melirik Imah, ia tau bahwa Imah saat ini sedang bingung dan resah. Mungkin, ia terlalu cepat mengatakan hal itu pada Imah. Tapi, ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, kalau ia sudah lama sekali mencintai dan menanti Imah.
Seperti biasa, Yoga selalu membukakan pintu untuk Imah. Kali ini pun begitu. Yoga membukakan pintu mobil dan setelah Imah turun ia beralih ke pintu belakang, lalu menggendong Nastiti.
" Kenapa kau selalu repot seperti ini,Ga? "
"Aku tidak merasa repot koq. Sudahlah, ayo kita masuk. Ada yang mau aku sampaikan."