Chereads / BUKAN DIA TAPI AKU / Chapter 2 - PADA AWALNYA

Chapter 2 - PADA AWALNYA

_Sebulan yang lalu_

"Kamu yakin akan berangkat ke Kupang bulan depan? Hanya untuk mencari tau siapa pemuda yang sering chat denganmu itu?"

"Yakin, Mbak. Sebulan terakhir ini aku penasaran ingin melihat wajahnya. Dia banyak sekali memberi aku semangat dan kekuatan untuk aku bisa move on dan kembali berkarya."

Lisa hanya menghela napas panjang. Sebagai seorang manager, ia ingin Anastasia kembali bersinar seperti saat masa kejayaannya dulu. Sebagai seorang artis dan model. Dua tahun ini ia hanya bisa memberi nasehat dan masukan kepada Anastasia. Tapi, tak satupun dari nasehat yang keluar dari mulutnya didengar oleh gadis cantik itu. Anastasia tetap mengurung diri dan akhirnya tenggelam dari dunia entertainment.

Sebelumnya, siapa yang tidak kenal dengan Anastasia Melody. Penyanyi sekaligus juga bintang sinetron dan model majalah dewasa. Di usianya yang baru 19 tahun ia begitu bersinar. Semua Production House berlomba-lomba untuk mengontraknya. Sebagai bintang iklan, model, pemain sinetron dan juga penyanyi. Lagu-lagu yang ia bawakan selalu berhasil mencuri hati para penggemarnya. Sampai pada akhirnya musibah itu terjadi. Mobil yang Anastasia kemudikan menabrak trotoar jalan, yang menyebabkan kematian ibu tercintanya.

Sejak hari itu, gadis cantik itu mundur dari dunia entertainment. Ia merasa sangat bersalah atas kepergian sang ibu. Ia juga merasa selama ini karena jadwal kesibukannya yang padatlah yang menyebabkan sang ibu kehilangan banyak waktu hingga akhirnya memutuskan untuk selalu menemaninya ke mana pun. Dan, ia menyesal hari itu ia memforsir tenaganya sejak dini hari sampai malam di lokasi syuting dan studio rekaman. Jika saja ia tidak kelelahan ia pasti akan fokus dan melihat truk yang melaju kencang dari arah berlawanan sehingga tidak perlu tergesa-gesa membanting stir yang mengakibatkan mobilnya menabrak trotoar pembatas jalan dan menyebabkan kematian ibunya.

"Na, memangnya kau pikir dia tidak akan mengenalimu sebagai seorang artis?" tanya Lisa. Bagaimanapun, dia tetap merasa khawatir jika Anastasia nekad berangkat sendiri.

"Aku sudah dua tahun tidak pernah ada di layar televisi. Orang-orang sudah lama melupakan aku, Mbak. Dan lagi, dia bukan orang yang gemar mengikuti kehidupan artis lokal."

"Apa alasanmu datang ke sana?"

"Mengunjungi seorang teman."

"Nekad."

"Hanya satu minggu saja, Mbak."

"Aku ini kakakmu, wajar saja jika aku mengkhawatirkan keadaanmu."

Ya, Lisa memang adalah kakak kandung Anastasia selain manager pribadi dan manager dari beberapa artis lain.

"Urungkan sajalah niatmu itu. Hanya akan membuatmu repot."

"Tidak repot , Mbak. Ayolah, aku hanya ingin bertemu dengan orang yang sudah memberiku semangat untuk kembali tegar dan menghadapi hidup ini, kak."

Lisa mengembuskan napasnya perlahan, "Dengan satu syarat," katanya.

"Apa?"

"Kau akan kembali menjadi seorang penyanyi yang berbakat dan pintar seperti dulu lagi, bagaimana?"

"Mbak...."

"Terserah padamu, jika kau mau, mbak akan membelikan tiket untukmu. Jika tidak, jangan harap kau bisa pergi."

"Aku pikirkan dulu, kalau begitu," jawab Anastasia sambil berlalu.

Entah mengapa Lisa merasa ini akan menjadi titik tolak bagi adiknya. Selama beberapa bulan ini, Lisa memang melihat banyak perubahan pada Anastasia. Biasanya dia tidak mau banyak bicara atau keluar kamar. Tapi, beberapa bulan ini,ia melihat Anastasia mulai gembira dan terlihat bahagia. Ia juga mulai mau diajak ke mall atau ke tempat ramai. Dan, Anastasia sekarang bahkan lebih rileks karena tidak terlalu banyak lagi yang mengenali dirinya. Ia tidak perlu menyamar dan memakai kacamata hitam seperti dahulu. Dan itu membuatnya nyaman.

**

Anastasia menatap foto sang ibu yang tampak sedang tersenyum dan memeluknya. Foto itu diambil saat pesta kelulusannya dari SMA dulu. Dan menurutnya itu adalah foto yang paling indah dan paling berkesan. Masa di mana ia begitu menikmati hidup dan kasih sayang dari sang ibu. Masa di mana mereka sering menghabiskan waktu berdua, sebelum akhirnya seorang produser rekaman yang merupakan kawan dekat Lisa mendengar rekaman suaranya yang tadinya hanya untuk keisengan belaka. Suaranya ternyata amat disukai dan voila album pertamanya meledak di pasaran.

Sejak saat itulah banyak Productions House yang menawarkan kerjasama sebagai bintang iklan, artis sinteron, foto model. Lisa sebagai manajer yang memang sudah lama berkecimpung di dunia entertainment jelas merasa bahagia melihat adiknya bisa bersinar. Nama management yang dipimpinnya pun ikut melejit naik.

Dan, sudah dua tahun ini dua bersaudara itu menghabiskan waktu untuk mengubur kesedihan dan penyesalan mereka dengan cara yang berbeda. Lisa yang semakin fokus pada management sementara Anastasia tenggelam dalam dunianya sendiri.

"Ma, udah dua tahun semenjak kepergian Mama. Dan, aku di sini masih selalu merasa kesepian dan kehilangan. Aku selalu merasa aku yang bersalah atas kepergian mama. Seandainya hari itu aku menuruti permintaan Mama untuk tidak syuting sampai malam, tentu semua itu tidak akan terjadi. Aku paham dan mengerti dengan apa yang dinamakan takdir. Tapi, rasa kehilangan dan penyesalan itu tidak pernah hilang dari benakku. Tapi, sejak aku mengenal Kevin, dia seolah memeberikan warna baru dalam hidupku, Ma."

Anastasia mulai bermonolog dengan foto sang ibu di tangannya.

"Katakan padaku, Ma. Apakah aku harus kembali ke dunia yang sudah membesarkan namaku? Atau aku harus tetap seperti sekarang ini dalam keterpurukan dan penyesalan yang terdalam?"

Anastasia kembali menghela napas panjang. Ia memejamkan mata dan berusaha menajamkan suara hatinya.

Dan setelah hampir satu bulan berpikir dan menimbang, akhirnya Anastasia pun mendatangi kantor sang kakak.

"Memangnya kita tidak bisa bicara di rumah sampai kau harus ke kantor?" tanya Lisa.

'Menunggumu pasti akan lama. Jadi, lebih baik aku datang ke kantor saja."

Lisa menatap adiknya itu dengan mata memicing penuh rasa ingin tau dan penasaran.

"Baik, apa yang akan kau katakan?"

"Minggu depan aku mau ke Kupang, dan aku mau pesawat yang biasa. Aku juga nggak perlu diantar oleh siapapun. Aku hanya ingin ke sana sendiri. Dan, mengenai persyaratan darimu, aku mau dengan catatan ketika aku pulang kau susah menyusun jadwalku dengan baik. Bagaimana?"

Lisa terbelalak kaget.

"Kau serius?" tanyanya.

"Apa wajahku keliatan sedang bercanda, Mbak? Aku serius, asalkan kau mengizinkan aku untuk menuntaskan rasa penasaranku."

Senyuman Lisa langsung mengembang dengan sempurna. Ia langsung melompat dari kursinya dan memeluk Anastasia dengan erat.

"Selamat datang kembali superstar. Baiklah, minggu depan aku akan mengatur semuanya termasuk juga hotel tempat kau menginap. Semuanya akan aku atur supaya kau bisa bertemu dengan pemuda yang bernama Kevin itu. Tapi, ingat hanya satu minggu. Dan, ketika pulang hal yang pertama akan kau lakukan adalah jumpa fans dan menyatakan bahwa kau akan kembali lagi ke dunia hiburan."