Chereads / BUKAN DIA TAPI AKU / Chapter 17 - AKU MENCINTAIMU

Chapter 17 - AKU MENCINTAIMU

"PERGI! Aku tidak mau mendengar apapun lagi dari kalian berdua!" seru Anastasia.

Kevin menghela napas panjang, "Nas, kalau kau tidak mau keluar, setidaknya kau mau mendengarkan aku sebentar. Aku minta maaf, Nas. Bukan niatku untuk membuatmu kecewa atau sengaja memainkan sandiwara seperti ini. Aku hanya tidak ingin melihatmu terluka dan kecewa," kata Kevin lirih, namun cukup jelas terdengar oleh Anastasia.

"Nas, saat pertama kali aku mendengar suaramu, aku sudah merasa jatuh cinta kepadamu. Tapi, aku ragu kau akan menerima diriku jika kau tau bahwa aku memiliki penyakit yang sama dengan almarhum papamu. Aku hanya tidak ingin melihatmu kembali down. Aku hanya ingin melihat dirimu bahagia dan ceria. Bisa kembali bekerja dan tidak lagi menyalahkan diri sendiri. Hanya itu yang aku inginkan. Jika kau tanya mengapa aku bisa begitu saja melepasmu pada sahabatku sendiri, karena aku tau bahwa Danzel juga mencintaimu. Dia kehilangan adikku yang merupakan cinta sejatinya. Dan, aku merasa kalian akan saling menjaga dan saling memiliki," tukas Kevin dengan suara bergetar.

Ya, pemuda itu sedang menahan tangisnya. Ia memang amat sangat mencintai Anastasia. Mendengar suara Kevin yang bicara dengan menahan tangis, hati Anastasia jatuh iba, gadis itupun ikut menangis. Namun, ia masih menahan dirinya untuk tidak keluar dari kamarnya.

Namun tiba-tiba terdengar suara berdebam disusul suara teriakan Meta yang meneriakkan nama Kevin. Sontak Anastasia kaget dan dengan cepat ia segera membuka pintu kamarnya. Ia tersentak saat melihat Kevin dalam kondisi tidak sadarkan diri dan Danzel yang berusaha untuk menyadarkannya.

"Kita bawa ke rumah sakit, Kevin anfal," kata Danzel.

"Pakai saja mobilku,Meta minta tolong Pak Yusuf!" seru Anastasia panik.

Mereka pun bergegas membawa Kevin ke rumah sakit. Anastasia yang merasa panik menangis dalam pelukan Meta.

"Di-dia tidak akan apa-apa ,kan?" tanya Anastasia.

"Kita berdoa saja," jawab Meta.

Kevin segera ditangani oleh dokter sementara Danzel segera menghubungi Maya. Anastasia tampak sudah sangat ketakutan.Wajahnya pucat dan keringat dingin mulai membasahi dahinya. Anastasia juga tampak gemetar.

***

_Beberapa tahun yang lalu_

"Papa nggak apa-apa ,kan Ma?" tanya Anastasia.

"Nggak sayang,Papa nggak apa-apa. Dokter sedang menangani Papamu, kita doakan saja supaya papamu bertahan."

Anastasia memeluk ibunya dengan erat, tak lama kemudian tampak Lisa berlari- lari menghampiri mereka berdua.

"Papa anfal lagi,Ma?" tanya Lisa.

"Kita doakan saja, hidup dan mati itu di tangan Tuhan,Nak."

Tangis Anastasia pecah seketika. Ia tidak ingin jika ayahnya pergi meninggalkan dirinya. Kanker hati itu memang penyakit yang serius. Tak sengaja beberapa hari yang lalu Anastasia mendengar percakapan kedua orangtuanya. Dan Papanya menyebutkan kata mati berulang- ulang.

Tak lama kemudian dokter keluar dengaan wajah yang sedih. Ia langsung menghampiri mereka.

"Nyonya Yunita?"

"Saya,dok. Bagaimana keadaan suami saya?"

Dokter menghela napas panjang , "Maafkan kami,Bu. Suami anda sudah tiada, kami turut berduka cita."

"Papa!"

***

"TIDAK!" teriak Anastasia membuat Meta dan Danzel terkejut dan mereka lebih terkejut lagi saat Anastasia pun jatuh pingsan.

Danzel dengan sigap menggendong Anastasia dan membawanya ke ruang IGD untuk segera ditangani.

"Dia pasti teringat almarhum papanya."

"Gadis itu terlalu rapuh, itulah sebabnya kenapa Kevin memilih untuk menutupi semua ini darinya," kata Danzel.