Valdy meregangkan tubuh dengan nikmat di kursi. Tablet yang layarnya menyala di atas meja kerja menampilkan laporan mingguan dari resto yang ditanganinya. Matanya terasa perih dan ia memilih bangkit untuk menyegarkan kepala. Dihampirinya meja bundar kecil di dekat jendela. Ia meraih sebotol whisky dan menuangnya ke dalam gelas kecil yang ada di sebelah botol.
Sambil menyesapnya pelan-pelan, ia memandang ke luar jendela, ke arah kegelapan malam. Minuman itu dengan cepat mengirimkan sensasi hangat di kerongkongan, lalu menjalar ke sekujur tubuhnya. Ia menyesapnya lagi, berharap pikirannya yang tengah campur aduk tak karuan setidaknya bisa berubah fokus kembali.
Telinganya mendengar suara dering dari ponselnya. Diteguknya minumannya hingga habis, lalu dihampirinya ponselnya di atas meja. Valdy berdecak melihat siapa yang menghubunginya melalui video call, lalu memutuskan untuk mengabaikannya saja.