Pikiran mengenai pertemuan dengan orangtua Roni menghantui Angela selama berhari-hari. Fantasinya mulai bekerja, tak terkendali, membuatnya membayangkan beragam skenario yang mungkin saja terjadi. Mulai dari yang masuk akal sampai absurd luar biasa. Konsentrasinya dalam pelajaran terganggu, sama halnya dengan sikapnya pada Roni yang pada akhirnya cenderung menghindar. Namun Roni tak membiarkannya menjauh, menempelinya kemana-mana, dan rajin menghubunginya setiap saat. Angela ingin meledak rasanya. Ingin menumpahkan semua emosinya, curhat pada seseorang, namun tak ada seorangpun yang bisa dipercayanya. Selalu begitu. Lebih baik dipendam sendiri.