Chereads / Sweet Man / Chapter 3 - Sweet Man 02

Chapter 3 - Sweet Man 02

Kleneng.

"Selamat datang di Sweetest Cafe."

Arata yang sedang meracik minuman untuk pelanggan, mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pelanggan yang baru saja datang berkunjung ke cafe nya.

Arata dapat melihat sosok remaja laki-laki bertubuh tinggi atletis dengan warna kulit yang eksotis kini tengah berjalan menuju kasir, dimana Ryota staff nya tengah berjaga.

"Selamat datang di Swetest Cafe. Anda ingin memesan apa?" Tanya Ryota dengan nada datar dan dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

Arata yang memperhatikan Ryota tengah bertanya pada pelanggan mereka, menghela nafas panjang. Dirinya sudah seringkali berbicara pada anak itu untuk memasang ekspresi wajah ceria, atau setidaknya mengulaskan senyum kecil diwajahnya untuk menyambut para pelanggan agar mereka merasa nyaman. Tapi tetap saja, tidak ada satupun perkataannya yang di dengarkan oleh anak itu.

Untung saja Ryota memiliki paras yang tampan. Jadi para pelanggan yang mayoritas datang adalah perempuan tidak merasa keberatan sama sekali dengan sikap acuh-tak acuh dari Ryota.

"Arata-san. Laki-laki ini berkata ingin menjadi pekerja paruh waktu di cafe ini."

Arata yang baru saja kembali sehabis mengantarkan pesanan minuman untuk pelanggan menaikan sebelah alisnya menatap Ryota yang berbicara masih tanpa menunjukan ekspresi apa-apa di wajahnya.

Setelahnya Arata mengalihkan tatapannya kearah tangan Ryota menunjuk dan dirinya mendapati sosok pelanggan remaja laki-laki berkulit eksotis itu tengah berdiri menghadapnya.

"Selamat siang. Perkenalkan nama saya Naoki Matsumoto, mahasiswa tingkat tiga universitas 'A'. Kedatangan saya ke caffe ini, karena saya mendengar dari teman jika disini sedang membutuhkan pekerja paruh waktu."

Arata memilih tidak merespon, dirinya sibuk melepaskan apron miliknya dan meletakan nampan ketempatnya berasal. Sedangkan itu Ryota berjalan kembali menuju kasir karena sudah ada pelanggan baru yang datang.

Remaja laki-laki berkulit eksotis terus memperhatikan pergerakan Arata dengan tatapan tajam matanya.

"Kamu ingin melamar pekerjaan disini bukan? Mari ikutlah ke ruangan ku." Ucap Arata dan diangguki oleh remaja laki-laki itu. Kini merea berdua berjalan menuju ruang kerja Arata yang berada di dalantai tiga caffe.

Sesampainya di dalam ruang kerja, Arata mempersilahkan remaja laki-laki itu untuk duduk di sofanya.

"Jadi, bisa kamu memperkenalkan dirimu lagi?" Tanya Arata dan respon anggukan kepala oleh remaja laki-laki itu.

"Perkenalkan nama saya Naoki Matsumoto, mahasiswa tingkat tiga universitas 'A'. Kedatangan saya kesini untuk melamar menjadi pekerja paruh waktu di cafe anda."

Arata menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Menatap penuh penilaian pada remaja laki-laki didepannya yang bernama Naoki.

"Apa sebelumnya kamu memiliki pengalaman sebagai pekerja paruh waktu?" Tanya Arata dan langsung jawab dengan anggukan kepala oleh Naoki.

"Ya, saya memiliki beberapa pengalaman sebagai pekerja paruh waktu. Seperti mengantarkan susu, mengantarkan koran, mengantar paket dan membersihkan kendaraan."

"Hmm, semua pekerjaa paruh waktu mu itu diluar ruangan ya. Apa kamu pernah mencuci piring? Bersih-bersih rumah? Memasak atau membuat minuman?" Tanya Arata lagi dan kembali di jawab dengan anggukan kepala oleh Naoki.

"Ya, karena berhubung saya tinggal sendiri disebuah kontrakan. Jadi semua yang anda tanyakan sudah merupakan pekerjaan sehari-hari saya."

Sebelah alis Arata terangkat keatas. "Kamu tinggal seorang diri? Saya kira kamu tinggal bersama keluargamu."

Arata dapat melihat ada sedikit perubahan pada raut wajah Naoki. Apa dirinya sudah menanyakan sesuatu yang salah?

"Tidak, setelah lulus sekolah saya memutuskan untuk tinggal sendiri dan mencari kontrakan di dekat kampus."

"Baiklah. Apa saat ini kamu masih terikat dengan tempat kerja lain sebagai pekerja paruh waktu?"

Naoki menggelengkan kepalanya tegas. "Tidak, sejak satu minggu yang lalu saya sudah tidak terikat kerja sebagai pekerja paruh waktu dimana pun."

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek.

"Maaf mengganggu. Aku ingin mengantarkan minuman dan camilan."

Arata yang melihat Keiko berdiri didepan pintu dengan membawa dua buah cangkir teh dan sepiring kue pun mempersilahkannya untuk masuk.

"Tapi apa kamu tidak keberatan bekerja di cafe ini? Saya berfikir tidak akan bisa mengasih upah setara dengan tempat mu bekerja paruh waktu yang lalu. Kamu tahu sendirikan bagaimana bekerjanya sebuah cafe?"

Keiko yang masih berada didalam ruang kerja Arata dan mendengar perkataan bosnya itu melayangkan tatapan datar. Bos nya ini memang selalu saja merendah di depan orang asing, apalagi jika di hadapan orang yang ingin melamar sebagai pekerja paruh waktu di cafe.

"Keiko-chan, jika sudah selesai kamu bisa keluar dari ruangan saya."

Jleb.

Keiko merasa ada sebuah panah yang menusuk tepat di jantungnya. Belum lagi kini dirinya melihat seulas senyum cerah di wajah Arata.

Senyuman cerah yang bertanda seperti teriknya sinar matahari sebelum datangnya sebuah badai besar yang mampu memporak porandakan segalanya.

Dengan cepat Keiko pun berjalan meninggalkan ruang kerja Arata tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sedangkan itu Arata kini kembali mengalihkan fokusnya kepada Naoki.

"Jadi bagaimana? Apa kamu akan tetap melamar bekerja paru waktu di cafe ini?"

Naoki pun menganggukan kepala pelan. "Ya, saya akan tetap melamar sebagai pekerja paruh waktu di cafe ini. Karena saya sedang sangat membutuhkan dana untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari."

Seulas senyum simpul tercetak di wajah Arata. "Baiklah, berhubung cafe juga sedang membutuhkan pekerja paruh waktu tambahan. Kamu saya terima untuk bekerja di cafe."

Naoki menghela nafas lega saat dirinya diterima sebagai pekerja paruh waktu.

Arata mengulurkan selembar kertas dan sebuah pulpen kepada Naoki. "Kamu harus tuliskan jadwal perkuliahan mu. Supaya saya dapat mengatur jam kerja mu."

Naoki menganggukan kepalanya patuh. "Baik, saya akan tuliskan jadwal perkuliahan saya."

"Bagus. Besok kamu sudah bisa mulai bekerja. Jangan lupa untuk meninggalkan nomor ponsel dan ukuran baju mu di kertas itu."

Lagi, Naoki menganggukan kepalanya dan kini dirinya mulai menuliskan jadwal perkuliahannya.

Naoki yang tengah fokus menulis tidak menyadari jika Arata sedari tadi terus memperhatikannya.

"Saya sudah menuliskan jadwal perkuliahan. Saya juga sudah menuliskan nomor ponsel, ukuran baju dan alamat tempat tinggal saya, meski saya tahu itu tidak akan penting untuk anda." Ucap Naoki mengulurkan selembar kertas dan sebuah pulpen kepada Arata yang langsung menerimanya.

"Tidak masalah. Dan perkenalkan nama saya Arata Yoshida, pemilik Sweetest Cafe. Terserah kamu ingin memanggil saya dengan nama yang mana, saya tidak akan keberatan."

Naoki menganggukan kepalanya mengerti. "Baik Arata-san, salam kenal."

Arata menganggukan kepalanya pelan lalu melirik kearah cangkir teh milik Naoki yang masih belum tersentuh sama sekali.

"Ya, buatlah dirimu senyaman mungkin. Karena mulai saat ini, semua staf cafe disini adalah keluarga baru mu. Dan oh ya, sebelum kamu keluar dari ruangan ini, pastikan untuk menghabiskan teh itu dan camilannya juga jika kamu tidak ingin membuat Keiko-chan marah besar karena membuang-buang makanan."

Naoki mengikuti arah pandang kemana sorot mata Arata mengarah.

"Ehm, maaf. Tapi saat ini perut saya masih dalam keadaan kenyang. Apa saya boleh untuk membawa camilan ini ke tempat tinggal saya?" Tanya Naoki dengan sorot mata tegas mengarah pada Arata.

Arata yang melihat sorot mata tegas milik Naoki pun menganggukan kepalanya. "Tentu. Tunggu sebentar, saya akan ambilkan pembungkusnya."

Naoki menghela nafas lega. Dirinya kira tidak akan mendapatkan persetujuan dan akan jadi membuat masalah di hari pertamanya di terima bekerja paruh waktu.

"Ini, sudah saya bungkuskan." Ucap Arata, lalu mengulurkan sebuah kotak makanan pada Naoki.

"Oh iya, untuk semua pegawai disini akan mendapatkan makanan. Baik untuk sarapan, makan malam ataupun makan siang. Jika sudah tiba waktu nya untuk makan, Satoru pasti akan bertanya kalian ingin dimasakan makanan apa. Karena dia adalah koki di cafe ini."

Naoki terpana mendengar perkataan Arata. Baru kali ini dirinya mendengar jika pekerja paruh waktu akan mendapatkan makanan di tempat kerja. Karena biasanya yang akan mendapatkan makanan adalah pekerja penuh waktu.

"Baik. Terimakasih sudah menerima saya bekerja paruh waktu di cafe milik mu, Arata-san."

Arata mengulaskan senyum kecil di wajahnya saat melihat Naoki membungkukan badannya. "Ya, mari kita semua sama-sama bekerja dengan keras untuk cafe ini."