Sementara itu, Arunika dan Zayn sedang dalam perjalanan ke Blitar, mereka akan berkunjung ke pesantren Al Buruj dimana Ahfaz dan Azka berada. Sebenarnya Ziyad meminta Zayn memberitahu omnya via telepon, tetapi apa yang akan disampaikannya agak tabu. Jadi, Zayn memutuskan untuk datang langsung dan berbicara langsung dengan Ahfaz.
"Kakak, kalau menurutmu apakah yang kakek inginkan itu bisa terwujud secepat itu?" Arunika merasa kurang yakin dengan apa yang direncanakan kakeknya.
"Kakak sih optimis, kalau menurutku didunia ini tidak ada yang tidak mungkin." Zayn tersenyum kepada Arunika yang langsung memalingkan wajahnya karena malu. Zayn menatapnya dengan penuh cinta sehingga hati Arunika berdebar-debar.
"Sayang, kenapa kau memalingkan wajahmu? apakah kau malu? atau kau sedang jatuh cinta padaku?" Zayn menggoda istrinya. Zayn lalu menepikan mobilnya dan kemudian mematikan mesin mobil yang sedang dia kendarai.