hanya sapaan saat ini lah yang terdengar berbeda dari yang lain.
"Berhentilah mengodaku, dan segera bacakan jadwal ku hari ini Ramon!" teriak Lurecia kesal sambil menghenyakkan pantatnya pada kursi kerjanya.
Orang yang terakhir kali menyapa adalah sekretarisnya. Ramon. Seorang Playboy yang entah bagaimana caranya bisa lolos saat seleksi pemilihan sekretaris untuknya. Dimana setiap hari mengodanya bahkan tanpa rasa ragu memanggilnya dengan nama tanpa adanya panggilan formal lainnya yang seharusnya di gunakan di kantor, seperti pegawai lainya. Tidak ada.
Hanya saja, dia tau mengambil sikap. Di hadapan orang lain, dia akan bertingkah formal dan sangat tenang, seolah Ramon yang menyapanya setiap pagi dengan godaan hanya sebuah ilusi.
"Aku serius, kau benar benar terlihat semakin cantik dan semakin bersinar, bukan kah ada kabar gembira?" tanya Ramon tanpa rasa ragu mengabaikan perintah Lurecia tadi.
