Chereads / King and Queen Wolf / Chapter 19 - Dianggap Putri Seorang Ratu

Chapter 19 - Dianggap Putri Seorang Ratu

Savira sebenarnya bingung kenapa ibu ketua peri begitu menghormatinya dan mengatakan bahwa ibunya adalah seorang ratu. Padahal Savira pun sebenarnya tidak mengetahui siapa orang tuanya Selma ini.

Savira dibesarkan di panti asuhan dan tentunya hanya itu yang diingat oleh Savira, Tapi bagaimana mungkin Savira yang merupakan seorang manusia bisa memiliki seorang Ibu yang berasal dari dunia infortal.

"Saya rasa Ibu Ketua Peri salah, saya hanya manusia bisa yang tersesat." ucap Savira.

Savira sangat yakin jika dirinya adalah seorang manusia seutuhnya dan lagi pula jika Savira memiliki orang tua yang merupakan seorang ratu dari dunia infortal pasti Savira juga memiliki sedikit kemiripan dengan Ibunya yang pastinya memiliki kekuatan yang tidak bisa tentunya bagi manusia.

"Saya sangat yakin anda adalah tuan putri kami yang dikirimkan tuhan untuk mendamaikan kembali seluruh negeri di dunia Nofaktania ini." ucap Ibu ketua peri dengan yakin.

Memang seorang negeri infortal ini bernama Nofaktania, sangat jauh berbeda dengan Bumi yang merupakan tempat tinggal dari Savira walau tidak seindah negeri ini tapi Savira merasa cukup nyaman.

"Mengapa perasaan ku tiba-tiba jadi kacau... dan mengapa aku selalu teringat dengan James. Apa aku merindukannya?" tanya Savira pada dirinya sendiri yang tiba-tiba teringat James.

"Tuan Puteri saya mohon jangan pergi... setidaknya tinggallah beberapa hari ini disini bersama kami...," ucap dari Ibu ketua peri dengan sangat memohon pada Savira.

"Iya aku mohon tinggalkan di desa peri...., kami ini..." ucap Via dengan wajah sedih.

"Iya aku dan kami semua ingin kamu tinggal disini untuk sebentar saja...." ucap Adlan.

Sebenarnya Savira sangat ingin menolak, tapi Savira tidak tega dengan melihat wajah sedih dari ibu ketua peri begitu juga dengan wajah kedua sahabat barunya yang juga ikut bersedih.

"Baiklah aku akan tinggal beberapa hari disini. Tapi nanti jangan kaget jika ada seseorang laki-laki bermuka datar menjemput ku...." ucap Savira yang sangat yakin jika James akan menemukan keberadaan tidak lama lagi.

Karena Savira tidak berhasil keluar dari dunia infortal ini, Savira hanya terpental ke negeri peri yang sangat indah. Savira menjadi sedikit ragu pada wanita yang merupakan sahabat dari James tersebuat yang sepertinya tidak berniat benar-benar membantunya untuk pergi ke dunianya yaitu dunia manusia bukan infortal seperti saat ini.

"Ye.... yeyy....., terimakasih..." ucap dengan Via ceria.

"Kamu sangat cantik dan penuh keceriaan Via." ucap Savira yang tersenyum manis melihat tingkah Via.

"Via memang selalu berisik...., jika tuan putri merasa terganggu aku akan menutup mulutnya." ucap Adlan yang langsung membekap mulut Via dengan tangannya.

"Hemmmmm..." ucap Via yang tidak terima dan berusaha melepaskan diri.

"Dia tidak berisik Adlan.... , Via menebar kebahagiaan lepaskan dia..." ucap Savira dengan lembut.

Savira membiarkan saja untuk sementara ini mereka memanginya sebagai tuan putri, karena Savira yakin pangilan itu nanti juga pasti akan berubah jika dia sudah bertemu dengan James.

Sikap posesif James tentunya yang selalu ingin Savira di panggil Queen yang bermakna bahwa hanya King yang cocok bersanding dengan Queen, tentunya di seluruh negeri Nofaktania seorang semua mahluk infortal pasti akan mengenal King Wolf yang selama ribuan tahun ini menguasai hampir seluruh wilayah Negari ini karena Kekuatan dan kekejamannya.

Walaupun banyak sekali Savira mendengar kan seringkali tanpa sengaja para pelayan bergosip tentang kekejaman dari seorang James, tapi menurut Savira selama ini James tidak pernah bersikap buruk kepada siapa pun mungkin saja yang digosipkan oleh pelayan itu adalah gosip yang tidak benar.

"Terimakasih yang mulia Putri, Anda sangat baik pada hamba." ucap Via yang mendengat kearah Savira setelah menjulurkan lidahnya pada Aslan.

Mereka terlihat seperti pasangan yang saling mengejek dan akan saling mendukung saat salah satu diantara mereka dalam kesusahan. seperti beberapa saat yang lalu mereka kompak meminta Savira untuk tinggal dan berdebat kembali saat Via cerewet.

"Sudahlah kalian adalah pasangan yang unik, jangan terlalu sering bertengkar atau kalian mungkin akan saling merindukan seperti yang kurasakan saat ini." ucap Savira yang saat ini merasa benar-benar merindukan James.

"Jangan bersedih yang mulia Putri mari kita pergi ke taman peri, agar tuan putri bisa menyaksikan bebagai bunga dan buah-buahan yang matang di pohon, tuan putri juga bisa memetik dan menikmatinya." ucap Ibu Ketua Peri.

"Baiklah mari kita kesana Buket." ucap Savira dengan semangat.

Savira memang sengaja menyingkat nama panggilan untuk Ibu ketua peri agar lebih simpel dan waniata paru baya yang masih terlihat cantik dan mungil itu terlihat tidak keberatan sama sekali dipanggil oleh Savira dengan panggilan seperti itu.

"Ayo tuan putri..., Adlan dan Via kalian harus mengawal tuan putri dari sisi kiri dan kanan. Walaupun tidak ada rakyat peri yang jahat tapi bukan tidak mungkin ada sesosok penjahat yang mungkin menyamar dan melukai Yang mulia Putri." ucap Buket.

"Baik Bu...." ucap Adlan dan Via kompak.

"Kalian terlihat sangat serasi..." ucap Savira saat melihat via dan Aslan.

"Tuan putri mana bisa aku bersama dengan wanita berisik sepertianya...," ucap Aslan seraya mengejek Via.

"Lagi pula siapa juga yang ingin hidup dengan pria yang buaya sepertimu..." ucap Via.

"Aku ini hanya seorang peri yang teramat tampan dan aku tidak buaya..., karena aku adalah peri..." ucap Adlan yang membela diri.

"Kalian berdua aku tugaskan untuk menjaga Putri cahaya, bukan untuk berdebat disini." ucap Buket.

"Maaf Bu..." ucap Via dan Adlan bersamaan.

Via dan Adlan sangat menghormati Ibu Ketua Peri yang memang selama ini telah sangat berjasa tentu menjaga desa peri untuk selalu aman dan damai.

Untuk sementara waktu Savira bisa sedikit melupakan kerinduannya pada James yang baru beberapa hari ini di tinggalkan olehnya, Sepertinya kali ini Savira akan merubah rencana untuk pulang ke bumi, karena memang perasaan aneh yang hadir saat dirinya berjauhan dengan James cukup membuatnya merasa tersiksa.

"Wah Apel merah, hijau dan pink dalam satu pohon?" ucap Savira merasa heran sekaligus takjub.

"Iya Yang Mulia Putri....., di kampung peri memang sangat banyak buah seperti itu." ucap Via.

"Ini adalah calon pemimpin baru kita anak dari Ratu Peri. Dia adalah Yang Mulia Putri kita..." ucap Buket pada seluruh kaum peri.

"Selamat datang yang Mulai Putri..." ucap penduduk peri yang memberikan penghormatan pada Savira yang baru saja datang.

"Terimakasih....atas sambutan kalian, aku rasa kalian tidak perlu terlalu formal...." ucap Savira.

Saat seluruh kaum Peri telah berkumpul tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seseorang laki-laki yang terlihat memiliki aura kuat yang tiba-tiba muncul dari atas langit dan mendekat kearah tuan Putri Mereka yaitu Savira.

Savira merasa sedikit hangat pada bagian punggungnya, dan seolah adalah semacam sengatan listrik ringan saat ini menempel pada pinggang, leher sampai ke ujung tangan dan kaki.

"Aku berhasil menemukan mu...," ucap seorang Lelaki dengan mata yang memiliki warna mata yang berbeda yaitu merah pekat dan coklat madu yang memeluk Savira dari belakang dan menatap seluruh rakyat peri dengan pandangan datar dan tidak suka.