Chereads / King and Queen Wolf / Chapter 22 - Temu Kangen bagian 3

Chapter 22 - Temu Kangen bagian 3

Saat ini Jay sedang mati-matian menahan diri untuk tidak menyerang Savira tentunya karena Savira telah meminum darahnya seharusnya saat ini Jay atau James lah yang segera akan memberikan tanda pada Saviara, agar semua orang bisa tau jika Savira adalah miliknya.

"Jay..... bagaimana kalau kita menikah? aku pernah membaca di cerita wolf jika pasangan wolf terlalu bebas dan melakukan hubungan sebelum menikah aku tidak ingin seperti itu...," ucap Saviara dengan suara yang sangat yang sangat lembut dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Jay.

"Kita akan menikah saat ini juga kamu tidak perlu khawatir Queen." ucap Jay yang tentu saat ini sedang berusaha menahan diri untuk tidak memberikan tanda pada leher mulus Savira.

Tentunya Jay tau, jika hal itu samapai terjadi saat mungkin Savira akan membencinya seumur hidup karena telah telah lancang menandainya sebelum pernikahan mereka.

"Tuhan tolong kuatkan aku untuk menahan diri ku saat ini," batin James.

Saat ini James berganti tempat dengan Jay, Karena jika tidak mungkin Jay sudah benar-benar akan menerkam Savira yang saat ini sangat cantik, seksi dengan tubuhnya yang yang sempurna itu saat ini yang menempel sepenuhny pada tubuhnya.

"Queen bisa kamu turun sebentar, kita akan segera memulai pernikahan kita sebentar lagi." ucap James.

"James kamu telah kembali.... emuch aku sangat merindukan mu...," ucap Savira yang merasa senang karena akhirnya bisa bertemu kembali dengan James. Selain memeluk erat tubuh James yang kekar Savira juga mencium bibir James dan tentunya hal itu membuat James sedikit kaget dan berusaha mati-matian menahan diri.

Bukan hanya itu, dada Savira pun terasa sangat menempel dengan tubuhnya dan entah sejak kapan tangannya telah ada di bokong montok milik Savira yang bertambah seksi, saat ini James seperti melihat Savira versi dewasa buka Savira vesi anak remaja seperti disaat Savira baru pertama kali datang.

Aroma tubuh dari gadis mungil yang ada diperlukannya ini pun bertambah kuat dan sangat memabukkan. Pantas saja Jay sampai mati-matian membangunkannya untuk mengajak bertukar tempat.

Aroma mawar merah dan kayu manis yang membuka James dan suara lembut dan seksi dari Savira hampir membuat pertahanannya runtuh. Apalagi Savira yang saat ini lebih sedikit agresif dari Savira yang sebelumnya.

"Hormat hamba yang mulia King, saya ingin mengabarkan jika persiapan pernikahan yang mulia King dan Queen telah selesai." ucap tabib Asyi yang melakukan kontak batin dari jarak jauh.

"Baiklah aku akan segera membawa Queen kesana untuk melakukan pernikahan kami." jawab James.

Saat ini James berusaha untuk memfokuskan pikirannya agar lebih mementingkan tujuan utamanya yang yaitu menikah dengan Saviara terlebih dahulu, setelah itu baru James ataupun Jay bisa menandai Savira ataupun melakukan penyatuan.

Seumur hidupnya sebenarnya Jay ataupun James tidak pernah menahan diri dan sampai selemah ini dalam pengendalian diri mereka, tapi dihadapan Savira seolah tembok pengendalian dirinya yang baik seolah runtuh.

Sikap Savira yang saat ini sedikit lebih agresif dan manja membuat James dan Jay hampir kehilangan kontrol. James bisa melihat sinar merah sedikit terang dari pinggang Savira saat mereka berpelukan. Tanda mawar merah yang merupakan tanda suci itu akan bersinar saat Saviara memeluknya karena mereka adalah pasangan sejati.

"James.... kita mau kemana?" tanya Savira karena James membawanya dengan terburu-buru.

Tentunya karena refleks dan kaget Savira semangkin mengeratkan pelukannya pada tubuh James. Tentun saja Savira tidak menyadari jika tubuh saat ini telah berubah menjadi semangkin Indah dan membuat James dan Jay hampir kehilangan akal.

"Kita akan menikah." ucap James dengan datar yang saat ini sudah tidak bisa lagi menahan menahan diri lebih lama.

Pernikahan James dan Savira pun dilaksanakan secara tertutup dan tentunya sesuai keinginan Jay sebelunya jika tamu ataupun pelayanan yang hadir hanyalah perempuan saja.

James memang sangat sependapat dengan Jay tentang hal itu, dan kalaupun ada laki-laki yang akan menikah mereka itu adalah saksi 4 orang dan mereka juga telah di berikan suatu alat khusus seperti kacamata hitam sehingga jika sampai mereka melirik kearah Savira mata mereka akan buta dan mati secara perlahan.

James tidak peduli jika hal ini terkesan berlebihan dan acara pernikahan mereka yang dadakan ini pun hanya diketahui oleh beberapa orang saja, bahkan orang tua dan saudari kembarnya tidak diundang. Lagi pula setelah selesai memberikan tanda dan penyatuan mereka James akan melakukan resepsi pernikahan mereka dengan besar-besaran.

"Yang Mulia King dimulai untuk menyebutkan Nama yang Mulia Queen dengan lengkap sebegai saat upacaranya pernikahan yang disaksikan 4 saksi utama." ucap seorang pria paru baya yang merupakan salah satu seorang wolf tertua yang akan membantu menikahkan King dan Queen Wolf.

James hanya mengangguk bertanda setuju, sedangkan Savira hanya menatap James dengan pandangan bingung. Bagaimana James mengajaknya menikah bahkan disaat Savira baru Sadar dari tidur atau pingsan.

"Sebenarnya apakah James berniat untuk mempermalukan ku?" batin Savira.

Savira saat ini bisa membanyangkan jika wajahnya terlihat sangat jelek dan pastinya kurang enak untuk dipandang terbukti bahkan James dari tadi tidak berniat memandang wajah bahkan tidak membalas pelukannya.

Tapi entah apa yang terjadi pada dirinya Savira merasakan jika dirinya saat ini tidak bisa jauh-jauh dari James. Seakan Savira akan napasnya menjadi sesak jika tidak mencium bau tubuh James yang berbau Mint yang sangat memabukkan baginya.

"Saya tenerima pernikahan saya dengan Savira seumur hidup dan akan menjaganya dengan nyawa saya. Dan hanya Savira saja lah yang akan menjadi Queen Wolf dan mendampingi ku sebegai King." ucap James dengan lantang mengucapkan ikrar pernikahannya yang menerima Savira sebegai Queen dan cinta Abadinya.

"Pernikahan King dan Queen Wolf telah sah." ucap keempat saksi yang bertugas untuk mengesahkan pernikahan King dan Queen Wolf.

Tentunya James merasa sangat senang karena pernikahannya dengan Savira yang sederhana dan dadakan ini telah sah, tentu saja setelah itu James atau Jay tidak perlu menhan diri mereka jika ingin menandai Savira atau ingin melakukan penyatuan.

"Pernikahan King dan Queen telah sah sesuai dengan keyakinan dan hukum kerajaan. King dan Queen sudah menikah dan Queen telah resmi menjadi seorang Queen." ucap laki-laki parubaya yang merupakan seorang tertua yang sangat dihormati.

"Kenapa wajah mu terlihat tidak senang Queen?" ucap James dengan bingung.

"Kamu bertanya kenapa, kamu menyeret ku ke tampat ini dan tanpa memperdulikan penampilan ku yang pasti sangat jelak karena baru bangun tidur." ucap Saviara dengan sedikit kesal.

Savira menyangka jika semua orang ditempat ini menunduk karena tidak suka melihat wajahnya yang jelek. Dan tentu saja Savira merasa sangat merasa malu dan tidak percaya diri saat ini.

Tentunya James yang tidak tahan dengan bibir seksi Savira yang terlihat sangat seksi saat cemberut sehingga membuatnya langsung mencium nya dengan ciuman panas dan sangat menuntut. Degan mengunakan kekatannya James langsung membawa Savira pergi dari tempat pernikahan sederhana mereka menuju kamar mereka.

Savira yang terbawa suasana pun tadi menutup matanya beberapa detik dan setelah kembali membuka mata saat ini mereka telah ada di kamar milik mereka berdua tentunya.

"Bagaimana mungkin." batin Saviara.

"Sekarang kita sudah menikah, apakah kamu siap untuk aku tandai dan kita akan melakukan penyatuan setelah itu?" ucap James yang meminta izin pada wanita mungil nan cantik yang sangat ini telah menjadi istrinya.