Roki terus memandang cermin, dia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Salah satu potongan rambut, yang ia inginkan berhasil di dapat. Pemuda itu, tersenyum lalu memuji ketampanannya sendiri. Sesekali, ia pamerkan ototnya pada dirinya sendiri melalui pantulan cermin. Tangan-tangan robot, dan bangku masuk kembali ke dalam. Tak berselang lama, muncul penyedot debu yang menghisap rambut yang ada di lantai. Kemudian, dia berbaring di atas kasur dengan rasa puas.
"Bagaimana rasanya terlahir tampan?" tanya Profesor, dengan nada bercanda duduk dengan sebuah bangku dan wujud hologram dewasa.
"Sangat keren dan luar biasa! Rasanya, sebentar lagi aku akan populer di kalangan gadis," ujarnya dengan sedikit menyombongkan diri.
"Ha.ha.ha, maksudmu populer di kalangan gadis kecil?" canda Profesor.
"Tidak! Gadis dewasa bukan gadis kecil," balasnya dengan tersipu malu lalu ia menjulur kedua hendak memegang kedua bahunya.