**Dirooftop**
"Anjim ! Kok gak ada orang yang keluar ?" Mereka pun dibuat bertanya tanya . Dikarenakan penasaran , Rafa mencoba kembali untuk membuka pintunya . Namun seketika , ceklek ! "AAAAAHHHHHH !!!"
Mereka terkejut saat pintu terbuka kembali dengan sendirinya . Sudah kayak adegan film horor aja mereka .
Rachel pun ikutan terkejut karena teriakan mereka sambil berdiri diambang pintu . "Woi !" teriaknya . Mereka pun menghentikan teriakannya saat mendengar suara Rachel . "Pada kenapa sih ?" tanya Rachel heran .
"ARRGGHH !" Bisa-bisanya elo ngagetin kita ?" pekik Rafi dengan nafas ngos ngosan seperti habis lari maraton . Rachel pun hanya mengernyitkan alisnya tak mengerti apa yang dimaksud Rafi .
"Gue nyari lo . Kenapa lo gak angkat telpon gue ?" tanya Rafa tanpa basa basi . "Elo marah sama gue ?"
"Marah ? For what ?" tanya balik Rachel . "Gue gak marah ." sambungnya .
"Terus kenapa lo gak angkat telpon dari gue ?" tanyanya sekali lagi .
"Oh ! Tadi gue tidur , jadi gak dengar telpon masuk . Lagian ponselnya gue silent ." jelas Rachel ." Lho ? Kalian kok bisa bareng Laura ?" tanyanya yang baru sadar akan Laura .
"Katanya elo tadi disamperin siCabe ke kelas ?" tanya Rafi mengalihkan pembicaraan . Rachel hanya mengerutkan keningnya .
"Maureen ." tukas Laura .
Rachel pun mengingat ingatnya . "Oh cewek itu ." gumamnya . "Kenapa emang ?"
"Lo ngobrol apaan ma tu cabe ?" tanyanya lagi kepo .
"Gak ngobrol apa apa sih . Dia cuma...." Rachel pun menceritakan kedatangan Maureen ke kelas .
"Minta tolong apaan ?" Rafa pun ikut penasaran .
"Mana gue tahu Bambang , kan gue tolak ." ketus Rachel . "Udah ah , gue mau turun ." ujarnya seraya turun mendahului mereka .
*****
**Diparkiran sekolah**
Selang beberapa jam , setelah semua otak dipenuhi dengan materi . Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu oleh seluruh murid beserta guru telah tiba . Bel pulang pun berdenting . Bu Merry mengakhiri pertemuannya dan segera pamit undur diri . Semua muridpun bersorak ria .
Rachel pun membereskan semua buku yang ada dimeja dan memasukkannya ke dalam tas . Lalu lekas pergi meninggalkan kelas menuju parkiran untuk segera pulang . Dirinya merasa tak sabar , ingin cepat cepat sampai dirumah . Ia berharap semoga apa yang dilakukannya tadi pagi tidak membuat singa mengamuk .
Setibanya di parkiran , Rachel dan yang lainnya dibuat terkejut lagi saat melihat beberapa kado yang menumpuk di atap mobil , ada juga yang menyimpan beberapa batang cokelat dikaca depan mobil lengkap dengan setangkai mawar merah dan kartu ucapan . Rafa cs makin tak mengerti dengan apa yang dilakukan semua murid disekolahnya .
"Hufh !" Rachel pun mengambil nafas panjang . "Sudah lah , mari kita pulang ." ujarnya lelah melihat semua itu seraya mebuka pintu depan mobil.
"Eh ! Bantuin dulu baby bear ." ucap Rafi menarik tas yang digendong Rachel .
"Males ah !" tolak Rachel . "Lagian tu kado buat kalian bukan buat gue ." tukasnya sambil masuk kedalam mobil .
Rafi dan yang lainnya membereskan kado kado tersebut dan menyimpannya dibagasi . Lalu bergegas pulang meninggalkan pekarangan sekolah .
*****
**Dirumah**
Rafa cs pun telah sampai dirumah . Mereka berhenti dipintu utama dan gak langsung memasukkan mobilnya kedalam garasi . Karena harus mengeluarkan kado kado yang disimpan dibagasi .
Rachel yang males membantu segera masuk ke dalam rumah .
"Assalamu'alaikum !" ucapnya memberi salam yang langsung dijawab oleh Rere dari ruang keluarga .
"Waalaikum salam !"
Setelah ucap salamnya dijawab , Rachel pun bergegas menaiki anak tangga untuk pergi ke lantai 3 menuju kamarnya . Akan tetapi , baru naik beberapa anak tangga , Rachel menghentikan langkahnya dan kembali melangkah mundur saat dirinya menyadari sesuatu dibawah tangga yang kebetulan itu adalah ruang keluarga . Dengan sedikit menggerakkan kepalanya ke sebelah kanan , Rachel menengok kebawah dan mendapati Rere yang sedang asyik sendirian diruang keluarga dan sibuk menikmati satu batang coklat yang mungkin itu hadiah dari fans Triple R .
Seketika Rachel tertawa kecil melihat omaknya sendiri memakan cokelat yang sudah seperti anak kecil saja . Padahal usianya sudah masuk 70 tahunan . "Bang Rafa , bang Rafa . Slalu saja nething." gumam Rachel yang merasa lega karena Rere tidak melakukan hal aneh terhadap kado kado tersebut . Ia pun kembali melanjutkan langkahnya .
Sedangkan Rafa dan yang lainnya masih sibuk dengan semua kado kadonya didepan rumah . Dengan di bantu Bi Sumi , mereka pun masuk kedalam rumah .
"Assalamu'alaikum !" ucapnya serempak dan langsung menuju ruang keluarga .
"Waalaikum salam !" jawab salam Rere yang sesaat terkejut melihat para cucunya membawa kado lagi kerumah . "LAGI ?" pekiknya dengan mata membelalak . Kemudian kado kado tersebut diletakkan diatas meja . "Kenapa kalian mendapat hadiah banyak sekali ?" tanya Rere penasaran . "Apa kalian hari ini sedang ulang tahun ?" Ketiga cucu lelaki itu menggelengkan kepalanya . "Apa yang telah kalian perbuat disekolah ?" tanyanya lagi .
"Tidak ada oma ." sahut Rafa .
"Gak mungkin !" sanggahnya dengan nada agak tinggi .
"Betul oma ." timpal Rafi . "Sewaktu kita sampai diparkiran sekolah , semua murid sudah menunggu dengan membawa kado dan hadiah ." terang Rafi . "Tetapi kita mengabaikannya . Dan setibanya dikelas , meja kita berempat sudah dipenuhi oleh tumpukkan tumpukkan kado ." lanjutnya . "Kita juga tidak mengerti oma , kenapa semua orang kasih kita hadiah ?"
"Oke , laporan oma terima ." ujar Rere .
"Kenapa banyak sekali hadiah ?" tanya Rey tiba tiba .
"Eh , ada Rey ." ucap Rere . "Sini nak , kamu mau ?" tanyanya menawari cucu bontotnya .
"Wah ! Ada cokelat ! Rey mau , oma ." ujarnya antusias . Rey pun mengambil 2 batang cokelat yang dikasih Rere . "Terima kasih oma ." ucapnya . Lalu pergi lagi meninggalkan ruang keluarga menuju halaman belakang .
"Besok besok , kalau ada yang ngasih seperti ini lagi jangan diterima ." Rerepun mengingatkan . "Siapa tahu itu jebakan ."
"Baik oma ." jawab serempak Rafa cs . Rafa pun yang mulanya acuh , kini ia tertarik pada satu kotak hadiah berwarna mencolok yang bertuliskan "Dear Rafa" dengan pita berwarna merah . Ia pun meminta ijin untuk mengambil satu kado tersebut kepada Rere . Dan Rere pun membolehkannya . Lalu mereka bergegas pergi ke kamarnya masing masing . Ketiganya merasa cukup senang , karena apa yang dipikirkan Rafa itu tidak terjadi . Dan Rere hanya memberi nasihat saja supaya mereka berhati hati .
*****
**Dikamar Rafa**
Rafa menyimpan tas nya dimeja belajar , lalu mendudukkan pantatnya disofa yang mengarah ke jendela balkon kamarnya seraya memegang satu kotak kado yang belum diketahui isinya .
Saking penasaran , Rafa pun membuka kotak kado tersebut . Alhasil , Rafa sangat terkejut . Isi dari kotak tersebut hanyalah beberapa foto dirinya sewaktu masih SMP dan satu lembar kertas yang penuh dengan coretan tinta hitam .
••Rafa Alexander Winata ❤ Aku mengagumimu tanpa batas . Aku mencintaimu dalam diam . Aku menyayangimu bagaikan merpati tanpa sayap . Rinduku tak pernah padam , bagaikan kobaran api yang membara . Seperti derasnya ombak yang menghantam batu karang . Namun apalah daya , engkau yang slalu jauh , membuat aku tak bisa menggapaimu••
Seperti itulah isi coretan dalam kertas tersebut . Sungguh sangat mendalami perasaan . Rafa pun merasa tersentuh dengan bualan rayuan puisi yang begitu indah . Lalu ia kembali membaca lanjutan dari coretan tinta tersebut .
Kini Rafa sedang rebahan dikursi , seusai membaca isi kertas didalam kotak tersebut .
"Eump ? Jalan jalan sore boleh kali ya ?" pikir Rafa . "Siapa tahu ketemu dia ." gumamnya .
Kemudian Rafa pun bergegas membersihkan badan alias mandi dan bersiap untuk pergi . Waktu telah menunjukkan pukul 16.30 WIB . Mungkin waktu yang pas untuk bersantai disore hari ditaman , pikirnya . Ia pun segera keluar dari kamar .
"Widih ! Udah cakep aja nih ." ucap Rafi yang sedang duduk bersantai di tangga . "Mau kemana lo , bang ?" tanyanya kepo .
"Gue mau kedepan dulu bentar ." balas Rafa . "Ada yang mau gue beli ."
"Naik apaan ?" tanyanya lagi .
"Jalan ." jawabnya singkat .
"Titip dong ." ujar Rafi .
"Titip apaan ?"
"Titip salam buat pak Dudung ." kata Rafi iseng seraya tertawa kecil .
"Ah ! Sialan lo !" ketus Rafa .
"Yaudah , baek baek lo dijalan ." ujar Rafi . Rafa pun lekas pergi dari hadapan sang adik .
Tak lama kemudian , Rafa telah sampai disebuah taman yang memang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya . Hanya saja , ia tidak terlalu sering pergi ke taman tersebut kalau bukan hari weekend . Itu pun sekedar untuk berolahraga .
Suasana yang begitu indah . Burung burung berterbangan mengitari langit putih biru yang mulai berubah menjadi jingga . Sinar mentari telah membuat langit bercahaya indah . Rafa pun berduduk santai disebuah kursi taman yang menghadap ke sebuah danau . Menikmati suasana disore hari yang hanya ditemani oleh sayup angin yang berlalu .
Kini langit mulai menghitam . Kuning jingga dilangit itu pun kian memudar . Rafa pun segera beranjak dari kursi taman itu dan bergegas untuk pulang karena hari sudah mulai gelap . Belum melangkah jauh dari danau , tiba tiba.....
BUUKKK !!!!!
"AHH !" Pandangan Rafa pun seketika menjadi kabur dan gelap . Lalu ia terjatuh dan tak sadarkan diri .
*****
•••Waduh ! Rafa kenapa ya ? Kenapa tiba tiba tak sadarkan diri ? Penasaran ya ? Ikutin terus ya ceritanya . TBC•••