Ditengah perjalanan , Rachel meminta Rafi untuk mampir sebentar disupermarket . Rafi pun mengiyakan kemauan Rachel . Tak lama , Rafi menemukan supermarket tetapi diseberang jalan . Dan Rafi pun harus putar arah , sesaat setelah itu tiba tiba.....
"AAAAAHHHHHHHH !!!!!!!"
***
Mobil yang dikendarai Rafi nyaris saja menabrak seseorang yang hendak menyebrang . Sontak Rafi menginjak rem dengan sangat mendadak , dan untung saja mobil berhenti tepat didepan orang tersebut . Rafi pun terdiam tanpa kata , kaget bukan kepalang . Jantungnya berdebar kencang seperti habis lari maraton ..
"Huh ! Hampir saja ." ucap Rio seraya mengusap dada.
"Gila tu cewek !" pekik Rachel kesal dengan nada ngos ngosan . "Mau cari mati apa ?"
Berdirilah seorang perempuan dengan wajah yang ditutupi dengan kedua telapak tangannya , karena rasa kagetnya bukan main . Ya , dirinya telah dibuat sport jantung oleh Rafi . Namun ia bersyukur , mobil itu tidak mengenai tubuhnya meskipun hanya berjarak kurang lebih lima sentimeter dari tempat ia berdiri.
Bergegaslah Rafi keluar mobil dan menghampiri perempuan tersebut .
"Elo gila apa !?" teriak Rafi kesal . "Main handphone tuh dikamar mandi , bukan dijalan !" ketusnya . "Elo pikir..."
Belum selesai bicara , perempuan itu pun memperlihatkan wajahnya . Sontak Rafi membelalakkan matanya , dan malah makin kesal saat melihat wajah perempuan tersebut .
"Ck ! Elo !?" ujar Rafi kaget seraya menunjuk wajah perempuan yang tengah berdiri dihadapannya itu . Perempuan itu pun sama sama kaget , ketika tahu siapa pemilik mobil yang hendak menabraknya .
"Elo bisa gak sih ? Gak muncul sekali aja , dihadapan gue !" lanjut Rafi . "Oh ! Atau jangan jangan , elo sengaja ngikutin gue ?" ujar Rafi asal tuduh .
"Heh ! Jangan asal tuduh lo !" sangkal perempuan itu . "Emang lo pikir , ni jalan punya nenek moyang lo ?"
Mereka pun akhirnya saling beradu mulut tak ada yang mau mengalah . Sedangkan Rachel tak mau melerainya , ia hanya berdiam menyaksikan tontonan yang ada dihadapannya dari dalam mobil .
"Chel ! " panggil Rio . "Siapa sih tu cewek ? Kok kaya gak asing gue lihatnya ." tanya Rio kepo .
"Ya iyalah gak asing , itu kan si Laura ." jawab Rachel menyeringai .
"Oh , si Flora ." ucap Rio santai .
"What ? Flora ?" Rachel pun mengernyitkan alisnya . "Gak sekalian aja , lo panggil Fauna ." sindir Rachel .
"Yaudah sana elo keluar ." titah Rio .
"Ngapain ? Ogah gue ." timpal Rachel .
"Lah anjim ! Yang nyuruh berhenti disupermarket itu siapa ?" ujar Rio sewot .
"Oh iya ! Gue lupa ." ucap Rachel cengengesan . Ternyata Rafi juga berhenti tepat dipinggir jalan depan supermarket , meskipun itu hanya kebetulan .
"Udah pergi sana . Jangan lama lama , entar gue tinggal . Sekalian , beliin gue minuman ."
"Iya , iya . Gue pergi ." Rachel pun segera keluar dari mobil . Bukannya berjalan ke supermarket , Rachel malah menghampiri Rafi dan perempuan itu .
"Bang ! Kok elo malah debat sih ?" ketus Rachel kepada Rafi .
"Nih ! Dia nih !" kata Rafi sambil nunjuk nunjuk Laura. "Udah salah nyolot lagi ."
"Kalau elo terus terusan debat , kapan nyari bang Rafa nya ? Keburu sore entar ." ujar Rachel . "Dan elo ?" tunjuk Rachel kepada Laura . "Lo ngapain disini ?"
"Bentar , bentar , bentar ! Barusan elo bilang nyari Rafa , maksudnya apa ?" tanya Laura tak mengerti .
"Kepo lo !" ketus Rafi.
"Gue serius Sapiiii !" cibir Laura .
"Apa lo bilang ? Sapi ? Dasar lo Flora !" Rafi pun membalas cibiran Laura karena tak terima dirinya dikatain sapi.
"What , flora ? Emang dasar lo sapi ."
"STOP !" teriak Rachel . "Kalian berdua kenapa sih ? Kerjaannya berantem mulu . Sepertinya memang cocok banget deh kalau kalian gue sebut the coulpe of Flora and Fauna ."
"Apa ? Couple sama dia ? Iiihh ogah gue !" ucap Rafi bergidik ngeri .
"Diihhh , amit amit dah . Mending juga Rafa daripada lo." balas Laura . Seketika ia teringat sesuatu . "Hah , Rafa ? Gue baru ingat !"
"Ingat apa ?" tanya Rachel kepo .
"Tadi pagi gue pergi ke taman , dan gue nemu ini ." ujar Laura sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya berupa dompet . Lalu memberikannya kepada Rafi .
"Dompet ?" ucap Rafi seraya mengerutkan keningnya .
"Iya . Tadi sempat gue buka isinya , dan gue nemu kartu pelajar atas nama Rafa Alexander ." jelas Laura . "Coba lo cek lagi deh ." titahnya .
Rafi pun segera membuka isi dompet tersebut dan memang benar , Rafi menemukan kartu pelajar atas nama Rafa .
"Gimana ?" tanya Rachel .
"Benar Chel , ini punya bang Rafa ." jawabnya . "Elo nemu dimana ni dompet ? Gak nyopet kan lo ?" Lagi lagi Rafi membuat emosi Laura melonjak .
"Heh Sapi ! Elo kalau ngomong tuh gak bisa di saring apa ? Iya kali gue nyopet ! Lagian nih yah , kalau gue nyopet ngapain juga gue balikin tu dompet ma elo ?" Laura pun mengomel kesal atas tuduhan Rafi . "Nih yah , gue kasih tau . Gue nemu tu dompet didekat rumah kosong yang ada ditaman ." terangnya lagi . "Bukannya bilang makasih , malah nuduh sembarangan. Masih untung gue balikin , gak gue buang ke danau ." lanjutnya.
"Rumah kosong ?" ujar Rachel heran .
"Iya , bangunan tua yang dekat sama jembatan danau itu ." timpal Laura .
Saat sedang menjelaskan , tiba tiba tangan Laura ditarik oleh Rio dan diseret masuk ke dalam mobil .
"Aw ! Ngapain sih tarik tarik gue ?" ujar Laura .
"Yo ! Lo ngapain nyeret dia ?" tanya Rafi tak mengerti apa yang tengah dilakukan oleh adiknya itu.
"Udah bang , kita juga masuk mobil deh ." saran Rachel yang langsung menuju mobil .
***
Haris dan yang lainnya , masih belum menemukan petunjuk apapun yang berkaitan dengan hilangnya Rafa . Mereka telah mengelilingi seluruh area taman dan sekitarnya . Tetapi hasilnya nihil . Mereka juga telah menanyakan ke setiap orang yang berada disekitaran taman dengan menunjukkan foto Rafa . Namun mereka sama sekali tak pernah melihat sosok Rafa di taman tersebut .
"Mas ! Apa sebaiknya kita lapor polisi sekarang ?" tanya Andrea terhadap Haris . "Kita udah keliling taman tapi belum ada hasilnya ."
"Bener tuh mas ." timpah Andrian . "Ini kan udah siang , kita lapor polisi saja . Nanti , saya juga suruh anak buah saya untuk bantu cari ." ujarnya .
"Ya sudah , saya coba telpon Irjen Hamzah ." ujar Haris seraya merogoh ponsel dalam saku celananya . Lalu segera melakukan panggilan , setelah menemukan nomor di dial kontaknya.
***
Suasana dirumah sangat menyedihkan , Adriana semakin cemas dan khawatir karena sampai pada saat ini juga belum ada kabar pasti tentang Rafa . Bram , selaku papah Adriana tak tega melihat anak sulungnya bersedih memikirkan keberadaan Rafa yang entah dimana . Beliau pun tak tinggal diam , ia langsung menelpon seorang anggota intel dan meminta bantuannya untuk menemukan keberadaan Rafa .
***
Disisi lain , Rio tengah mengintimidasi Laura . Rio menginterogasinya karena ia telah menemukan satu foto Laura disalah satu sosmed yang tengah bersama dengan Alisa Putri . Rio memulai dengan melontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan Alisa Putri.
"Ini foto elo kan ?" tanya Rio yang langsung dibalas anggukkan oleh Laura. Laura sendiri tidak mengerti , kenapa Rio bisa menemukan foto lamanya . "Apakah cewek yang bersama elo itu teman lo ?" tanyanya lagi .
"Elo dapat dari mana foto itu ?" tanya balik Laura .
"Gak penting gue dapat dari mana ." sahut Rio .
"Tinggal jawab aja napa sih ? Banyak tanya lo !" tukas Rafi .
"Iya , dia teman gue . Tapi udah meninggal ." jawab Laura ketus . "Sebenarnya kalian itu mau ngapain sih ? Pake acara interogasi gue segala ." sambungnya.
Rio pun tak menggubrisnya , ia langsung melontarkan pertanyaan lain kepada Laura . "Apa benar , cewek itu bernama Alisa Putri ?"
"Elo ngapain sih nanya nanya sama gue ? Apalagi bahas soal dia ." ujar Laura sewot .
"Ck ! Elo tinggal jawab doang , apa susahnya sih ! ucap Rafi kesal .
"Bisa diam gak sih ? Ngomel mulu kerjaan lo ." timpal Laura terhadap Rafi .
"Ya udah jawab !" tukas Rafi .
"Oke ! Gue jelasin dulu sama lo ." timpah Rio . "Jadi....."
Rio pun menjelaskan maksud dirinya menanyakan hal yang berkaitan dengan Alisa Putri , dan juga tentang hilangnya Rafa terhadap Laura . Akhirnya Laura pun mengerti dan menceritakan sedikit tentang sosok Alisa Putri .
"Jadi lo beneran temannya ?" tanya Rachel kepo .
"Sejak SD , gue udah sahabatan sama dia . Kemana mana kita slalu bareng . Sampai pada akhirnya , gue harus pindah ke Bandung waktu jelang masuk SMP ."
"Apa dia pernah cerita sesuatu tentang seseorang yang dia suka ?" tanya Rio .
"Ya , dia pernah cerita tentang seorang cowok yang pernah nolong dirinya sewaktu kecebur di danau . Tapi gue gak tahu , siapa cowok itu ." kata Laura . "Gue juga gak pernah nanya siapa cowok yang dia suka . Gue hanya mendengarkan ceritanya saja ."
"Terus ? Apa elo kenal juga sama keluarganya ?"
"Kenal sih , karena beberapa kali gue pernah diajak maen ke rumahnya ."
"Kalau gue tanya pendapat lo soal kado yang diterima Rafa atas nama AP , menurut lo mungkin gak kalau AP itu singkatan dari Alisa Putri ?" Rio pun mulai bertanya ke inti .
"Maybe ." ucap Laura santai.
"Berarti benar , cewek yang gue tolong waktu itu Alisa Putri ." gumam Rafi .
"Hah ? Jadi , elo cowok yang dia suka ? Yang pernah nolongin dia waktu ditaman ." tanya kaget Laura ."Ah , kagak percaya gue ." ucapnya seraya mendelik kepada Rafi . "Eh tapi ? Gue baru ingat deh , kalau gue pernah lihat dia nulis sebuah puisi untuk seseorang . Tapi gue gak yakin kalau puisi itu buat lo , karena pas gue intip sepertinya dia nulis nama Rafa . Soalnya gue lihat dari gerakan saat dia menulis." terang Laura .
"Atau jangan jangan dia ?" ucapan Rafi pun terhenti . Dan semuanya saling bertatapan , seolah olah tahu apa yang akan dikatakan oleh Rafi .
☆☆☆☆☆
•••Hai sahabat Sulfam ! Maaf jika ceritanya membosankan . Mohon kritik dan saran nya ya :) Terima kasih untuk yang sudah baca dan mampir ke Sultan Family . Jangan lupa tinggalkan komentar.•••