**Dirumah**
Disaat yang lain sedang sibuk mencari keberadaan Rafa . Orang orang yang dirumah tengah menunggu kabar . Adriana masih saja menangis mengkhawatirkan anak sulungnya itu .
"Cell , ini mas Haris sama yang lain kenapa belum pada pulang ya ?" tanya Adriana cemas . "Anak anak juga belum kasih kabar."
"Sabar mbak , mereka sebentar lagi pasti pulang ." ujar Cellyn seraya mengusap pundak Adriana . Baru saja Cellyn menutup mulut , tiba tiba terdengar seseorang mengucap salam .
"Assalamu'alaikum !" ucapnya seraya masuk kedalam rumah .
"Waalaikum salam ! Mas , gimana ? Ketemu ?" sahut Adriana yang langsung menanyakan perihal hilangnya Rafa terhadap Haris .
Haris pun menghela nafas dan memeluk Adriana , sang istri . "Sabar ya , mah ." ucapnya dengan lembut . "Saat ini , kita memang belum menemukan Rafa . Tapi Mas janji , mas akan menemukan Rafa secepatnya ."
"Mas , kenapa gak sekarang aja ? Ayok mas , kita lanjut . Aku bantu cari ya ?" tukas Adriana yang langsung melepas pelukannya .
"Ini sudah larut malam , mbak . Mbak yang sabar ya . Besok kita lanjut lagi ." timpal Andrea .
"Mah , lagian kalau kita lanjut sekarang , kita mau cari kemana ? Sedangkan kita belum nemu jejak apapun ." jelas Rafi .
"Ya sudah , sekarang kita istirahat dulu . Besok pagi kita pikirkan lagi masalah ini ." titah Bram .
"Baik , pah ." ucap Andrian yang langsung diangguki oleh yang lainnya . Mereka pun segera beranjak dari ruang keluarga menuju kamarnya masing masing . Termasuk Rachel , Rafi dan Rio .
Waktu berlalu begitu cepat . Hari pun sudah berganti menjadi pagi . Matahari telah bersinar menyinari kota Jakarta . Langit biru dan awan putih yang bergelombang membuat keindahan langit Jakarta pagi itu .
Seluruh anggota keluarga Winata telah berkumpul diruang keluarga setelah selesai sarapan pagi . Mereka kembali membahas masalah hilangnya Rafa .
"Tan , Rachel cuma nemu ponsel milik bang Rafa semalam ditaman . Mungkin jatoh ." kata Rachel .
"Oh , jadi benar ! Rafa pergi ke taman gara gara isi surat itu ?" ketus Rere .
"Chel ! Apa suratnya ada nama pengirimnya ?" tanya Rio yang langsung dibalas Rachel dengan menggeleng pelan kepalanya .
"Eh , tapi bang ! Surat itu agak aneh sih ." ujar Rachel .
"Aneh ? Aneh gimana maksud lo ?" tanya Rafi heran .
"Iya , jadi surat itu memang gak ada nama atau alamat pengirimnya . Tapi ada tanggal kapan si pengirim menulis surat tersebut ." jelas Rachel .
"Coba gue lihat ." kata Rio . Ia memang jago dalam memecahkan masalah apalagi soal retas meretas . Pantas saja Rio senang sekali dengan game .
Rachel pun memberikan kertas tersebut kepada Rio . "Tanggalnya itu sudah lama banget . Menurut gue sih , kayaknya itu bukan surat deh . Melainkan sebuah puisi yang ditulis untuk bang Rafa tetapi ia simpan sejak lama ." lanjut Rachel .
"Mungkin perempuan itu menyukai Rafa sudah lama banget ." timpah Marissa .
"Bisa jadi sih , karena dia juga menyimpan foto bang Rafa sewaktu masih SMP ." ujar Rachel .
"Berarti perempuan itu juga pernah satu SMP dong bareng kita ." timpal Rafi .
"Waduh ! Nih surat udah kadaluarsa ." pekik Rio . "Eh , tapi ini ada tulisan A underscore P tiga belas nih dibawah tanggal ." ujarnya sambil mengamati lebih jelas tulisan yang ada dikertas tersebut .
"Ah yang benar ?" tanya Rachel tak percaya seraya merebut kertas itu .
"Mungkin saja itu sebuah inisial nama." ujar Andrea berpendapat .
"Apa kalian punya teman yang berinisial AP sewaktu SMP ?" tanya Cellyn .
"Lah , mana kita tahu Mih . Orang kita gak punya teman . Iya kan bang ?" sanggah Rachel yang lalu bertanya memastikan terhadap Rafi . Rafi pun sontak terkekeh mendengar jawaban Rachel seperti itu .
"Ck ! Ck ! ck !" decak Bram sambil menggelengkan kepalanya karena merasa miris dengan para cucunya yang dilarang berteman dengan siapapun oleh Rere istrinya . Rere pun kontan langsung mendelikan matanya , mungkin merasa tersindir oleh kata kata cucunya .
"Masa iya sih , kita harus cari satu satu disekolah . Gak mungkin kalik ." cibir Rafi .
"Ya terus mau bagaimana lagi Rafi ?" tanya Haris .
"Kenapa kita gak lapor polisi aja sih , mas ?" usul Adriana . "Biar lebih mudah gitu carinya ."
"Anak buah papah juga kan masih banyak sayang ." ucap Haris dengan lembut . "Kita sudah suruh mereka dari tadi malam . Kita tunggu hasilnya aja , kalau misalkan mereka gagal . Boleh deh , kita lapor polisi ." jelasnya lagi .
"Ya sudah , kalian gerak cepat sekarang ." titah Bram terhadap anak dan menantu lelakinya . Mereka pun kembali pergi untuk mencari Rafa yang hilang . Termasuk Rafi , Rio dan Rachel .
*****
**Disuatu Tempat**
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB . Seseorang tengah duduk dihadapan jendela menikmati udara pagi seraya menghisap sebatang rokok yang dicapit dua jari tangan kirinya menambah suasana pagi itu menjadi lebih nikmat sekali untuknya .
Pemandangan pagi itu pun begitu indah terlihat dari sebuah ruangan dilantai atas . Namun dirinya lebih memilih untuk memandangi cowok tampan yang ada didepannya , yang tengah pingsan dan duduk dikursi dengan kedua tangan diikat melingkar kebelakang dan kaki yang diikat pula serta matanyapun ditutup oleh kain hitam .
Seketika cowok tampan itu siuman . Dengan perlahan ia membuka matanya , tetapi ia tak bisa melihat apa apa . Pandangannya gelap sekali. Ia pun mendongakkan kepalanya yang menunduk menjadi tegak sebab rasa pegal dan nyeri serta pusing yang dirinya rasakan.
"Kenapa gelap ?" gumamnya seraya menggelengkan kepalanya seakan akan sedang tengok kanan dan tengok kiri . "What the fuck ?" pekiknya . "Kenapa tangan dan kaki gue diikat ?" tanyanya . "Dimana gue ?"
Seseorang yang sedang bersama cowok tampan itu meyadari akan kesadaran cowok tersebut . "Sudah siuman lo ?" tanyanya dengan senyum menyeringai sambil mematikan rokok yang ia hisap . "Gimana , nyenyak tidur lo ?"
"Hah ? Suaranya suara cewek . Sepertinya gue pernah dengar." pikirnya dalam hati. "Siapa lo ?" tanya cowok tersebut dengan suara lantang . "Kenapa lo ikat gue ?"
"Rafa Alexander." ucap seseorang itu yang kemudian bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Rafa . "Welcome to my games ." ucapnya lagi seraya sedikit mengangkat dagu Rafa keatas lalu tertawa senang .
"Maksud lo apa ? Siapa lo sebenarnya ?" Rafa pun tak mengerti apa yang dimaksud orang itu .
"Akhirnya , gue bisa dapetin lo juga ."
"Mau lo apa ?" tegas Rafa . "Lo mau uang ? Gue kasih ! Berapapun yang lo minta , gue bakal kasih . Asal lo , lepasin gue !" teriak Rafa . Akan tetapi cewek itu malah tertawa .
"Rafa , Rafa !" ucapnya . Cewek itu berjalan memutar mengitari Rafa dengan memegang pundak Rafa , kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Rafa . "Hutang nyawa , ya dibayar nyawa ."
"Nyawa ?" pekik Rafa terkejut .
"Uang lo gak akan mampu menebus nyawa seseorang yang telah lenyap karna ulah lo ." ujarnya .
"Jadi , maksud lo ? Elo mau bunuh gue ?" tukas Rafa .
"Hahaa... Anak pintar ." katanya sambil mengusap wajah Rafa .
"Apa salah gue ? Gue gak tahu elo siapa ? Gue gak kenal sama lo !" tanya Rafa yang memang tidak tahu apa apa .
*****
**Sekolah**
Rachel mengusulkan kepada Rafi dan Rio untuk pergi kesekolah , meskipun ini hari libur . Mereka hanya ingin mengambil kertas absen mingguan semua kelas . Dari kelas satu sampai kelas tiga . Mereka ingin memastikan apakah kado yang diterima Rafa itu memang benar dari salah satu murid disekolahnya atau bukan ? Dengan petunjuk nama berinisial AP .
Mereka memasuki kawasan sekolah atas ijin dari Pak Surya berkat bantuan Bram . Setelah mendapatkan semua kertas absenan tersebut , Rachel dan yang lainnya segera mencari deretan nama anak cewek yang bagian depannya memakai awalan huruf A dan nama kepanjangannya diawali dengan huruf P , atau sebaliknya .
"Adelia Aqilah . Afika Resvati . Agni Salsa . Aletha Nabila . Amira Dwi . Anabella Utami ." Rachel pun menyebutkannya satu persatu . Lembar demi lembar kertas , Rachel cari dengan teliti . Namun sayang sekali , ia dan yang lainnya tidak berhasil menemukan nama dengan inisial yang dimaksud .
"Gimana ?" tanya Rachel .
"Gue gak nemu ." jawab Rafi . "Yo !" panggil Rafi yang seketika Rio mengerti dengan panggilan Rafi terhadapnya dan langsung membalas dengan gelengan kepala .
"Duh gimana dong ? Kalau gini caranya , kita bakal susah cari petunjuk buat nemuin bang Rafa ." kata Rachel bingung dengan semua yang terjadi .
"Tenang Chel , semua ini pasti ada jalannya . Allah tidak akan kasih ujian diluar batas kemampuan kita." ucap Rafi meyakinkan Rachel . "Ya udah , kita cari petunjuk lainnya yuk ?" ajaknya .
"Kemana ?" tanya Rachel heran .
"Ke kelas ." balas Rafi seraya berjalan menuju kelasnya . Rachel dan Rio pun mengikutinya tanpa berkata apa apa lagi sampai mereka tiba dikelasnya sendiri .
"Ngapain sih bang ?" tanya Rachel penasaran sambil mengerutkan keningnya.
"Kalik aja ada petunjuk ." jawabnya datar dengan mata yang langsung berjelajah mengitari setiap sudut ruangan yang entah apa yang dicarinya .
"Halah !" ucap Rachel males . Lalu mendudukkan pantatnya dikursi miliknya sendiri.
Seketika , mata Rafi tertuju pada selembar kertas yang tergeletak dibawah kursi milik Rafa . Lalu ia mengambilnya dan membuka lipatan kertas tersebut . Ketika dibuka , ternyata kertas tersebut penuh dengan coretan tinta berwarna merah .
Sangat terkejut , saat Rafi membaca isi dari coretan tinta merah tersebut .
"WHAT ?????"
☆☆☆☆☆
•••Hai sahabat SulFam ! Gimana dengan ceritanya ? Sudah menarik belum ? Jangan lupa kasih komentar , kritik dan saran :)•••