Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 9 - Sekte Cthullu

Chapter 9 - Sekte Cthullu

Di sebuah ruangan yang gelap dan suram yang hanya diterangi oleh beberapa lilin, sosok gadis kecil terlihat diikat dengan tali dan dibaringkan di tengah-tengah ruangan. Selain gadis itu di ruangan juga terdapat dua sosok lainnya.

Salah satu dari mereka terlihat memiliki siluet tubuh wanita, sedangkan yang lainnya memiliki tubuh pria. Kedua orang itu tertutupi oleh jubah hitam panjang berkudung yang menutup seluruh tubuh mereka.

Aroma ruangan yang berbau bunga melati dan suara jangkrik disela keheningan menemani kedua orang itu.

Suara serak keluar dari sesosok yang diduga seorang wanita.

"Apa persiapannya sudah selesai?"

Sosok pria menjawab dengan sopan.

"Sudah ... tapi ada masalah kecil yang muncul Sister Venica," ucap Pria itu sambil membungkukkan badannya.

Sister Venica menjawab dengan kesal, "Masalah apa? Bukankah para Guardian itu telah selesai menganggu?"

"Dua orang Mistral Amatir telah membongkar penyamaran Fouler di toko parfumnya."

"Humph! Bukankah cuma Mistral Amatir? Apa si tua itu tidak bisa menangani mereka?" sahut Sister Venica seraya menyilangkan tangannya.

"Fouler berhasil melumpuhkan salah satu, sekarang dia hendak membawa Mistral Amatir itu kesini. Tetapi salah satunya berhasil kabur. Hamba khawatir para Guardian akan ikut campur ke dalam masalah kita."

Sister Venica terlihat menopang dagunya memikirkan sesuatu.

"Itu benar ... hm, gawat juga jika gadis ini di ambil kembali. Kita akan kehilangan wadah sempurna bagi jiwa Agung Dewa Cthullu untuk hidup di dunia ini. Tetapi kupikir kau tak perlu terlalu cemas. Guardian bodoh itu tak akan menemukan tempat persembunyian kita. Bahkan jika mereka menemukannya kita masih bisa membereskan mereka selama Mistral Mahir tidak muncul di barisan mereka," jelas Sister Venica panjang lebar.

Sosok Pria itu menganggukan kepalanya mengerti bahwa ancaman yang ia khawatirkan ternyata tak sebesar itu. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada sosok gadis cilik di tengah ruangan.

"Sister, apa gadis itu betul-betul sangat berharga? Aku tidak bisa melihat sesuatu yang spesial mengenai dirinya," ucap sosok itu dengan ragu.

"Seperti yang kau ketahui.Dewa Cthullu sangat kuat sampai-sampai ia di segel oleh Dewa Astral lainnya. Namun ia berhasil memisahkan sebagian jiwa dari tubuh agungnya sebelum disegel. Jiwa ini kemudian menempati tubuh setiap Utusan Cthullu dari generasi ke generasi. Gadis ini memiliki atribut mental yang sangat kuat. Ia mampu menahan kegilaan Dewa Cthullu, karena itu ia akan menjadi wadah yang sempurna bagi Dewa Agung Kita."

Sosok pria itu kaget, ia tak menyangka seberharga itu. Utusan Cthullu memiliki kekuatan setara dengan para petinggi Asosiasi Mistral. Apakah itu berarti gadis ini mampu melampaui Utusan generasi sebelumnya dan membantu membebaskan Dewa Cthullu?

Suara pintu yang terbuka kemudian memotong pembicaraan mereka berdua. Mereka mengalihkan perhatian pada pintu itu. Dari balik pintu sosok pria paruh baya terlihat memanggul tubuh gadis remaja di bahunya.

"Kau lama sekali Fouler. Apa tidak ada yang mengikutimu?" tanya sosok pria itu.

"Positif. Aku telah memantau area sekitar terlebih dahulu. Aku tak melihat adanya penguntit," ucap Fouler dengan datar.

"Kau tua bangka ... kalau ada yang salah dengan upacara ini, riwayatmu akan tamat Fouler!" Sister Venica mengeluarkan nada tinggi berserta peringatan pada Fouler.

"Maafkan Hamba Sister ... Hamba juga heran kenapa ada yang tahu penyamaran saya," ucap Fouler menyesal.

"Cih, bukankah kau gagal karena kau tidak becus?" ucap Sister Venica menghina Fouler.

"Fouler, ikat gadis itu dan kunci ke ruang tahanan. Pastikan kau tidak mengacaukannya sekarang," ucap sosok pria itu.

"Baik," Fouler memenuhi perintah dari sosok pria yang belum diketahui identitasnya itu.

Ia kemudian pergi ke ruang tahanan. Ketika Fouler membuka pintu ruang tahanan, ia melihat dua orang terlihat samar-samar berbaring di lantai ruang tahanan. Ruang tahanan ini memblokir mana dan penggunaannya selama orang itu berada dibawah Mistral Mahir.

Fouler kemudian membaringkan tubuh Xiao Ning'er.

Saat itu pula dua orang yang berbaring di lantai tiba-tiba bangun dan menyerang Fouler. Namun Fouler dengan santai menghindar lalu menendang salah satu penyerangnya. Kemudian ia serangan lain lalu mencengkram tangan penyerang itu dan memelintirkannya.

"A-ack!" penyerang itu nampak kesakitan saat Fouler memelintirkan tangannya.

Fouler lalu menendang penyerang itu juga dengan santai. "Kalian berdua terlihat menyedihkan. Apakah makan malam tikus kalian kurang saos?" ucap sarkas Fouler.

Melihat tak ada yang menjawab Fouler mendecak kesal. Kemudian ia meninggalkan ruang tahanan lantas menguncinya dari luar dengan gembok. Di dalam ruang tahanan Xiao Ning'er yang terbaring lemas setelah dibius oleh Fouler perlahan bangun. Mata indahnya menatap langit-langit penjara yang gelap. Suara ringkihan dari teman sepenjaranya membuat ia menatap mereka. Dalam kegelapan tanpa cahaya Xiao Ning'er hanya bisa melihat siluet kedua sosok dengan bantuan pantulan cahaya yang masuk dari luar pintu.

"Ini dimana?" ucap sang gadis asal benua timur yang masih linglung dengan keadaannya. Hal terakhir yang ia ingat adalah ia pingsan saat berada di toko parfum bersama Yuna.

"Apa aku diculik?" Ia kemudian mencoba untuk bangkit namun sepertinya tubuhnya masih terkena efek biusan yang membuat tubuh gadis muda itu lemas tak berdaya.

"K-kau berada jauh di bawah tanah kota Vandrechia. Markas para pengikut Cthullu di kota Vandrechia, Kubah Kesengsaraan," suaranya yang agak lembut menandakan bahwa seseorang yang berbicara adalah perempuan.

"Kalian ... kalian siapa?" tanya Xiao Ning'er dengan ragu. Apakah mereka juga diculik Sekte penyembah Cthullu?

"Aku Leona, Putri dari Tatargona, kepala dari Sekte penyembah Freya, Astral tingkat dewa yang terkenal akan kekuatan cahaya. Orang di sampingku adalah pengawalku Tiana yang juga ditangkap oleh para penyembah Cthullu," ucap Leona memperkenalkan dirinya dan Tiana yang sedari tadi diam saja.

Freya merupakan salah satu Astral tingkat Dewa yang diijinkan disembah. Sekte penyembah Freya sendiri sangat populer di Negara-negara Region Timur. Sementara itu Grenomia yang berada di Region Barat terkenal dengan keengganan mereka untuk menyembah Astral tingkat Dewa.

"Putri dari Tatargona?! Bagaimana bisa kau bisa disekap di Vandrechia? Tidak ... kenapa mereka bisa menangkap orang sepenting dirimu?" tanya Xiao Ning'er kaget tercampur heran.

Leona menghela nafas, "Aku diculik di Negara asalku Federasi Lechia. Mereka sangat pandai dalam menculik seseorang. Mereka memakai trik yang menakjubkan sampai aku dibuat lengah."

"Putri Leona bukankah kau diculik karena memakan lolipop yang diberikan orang asing begitu saja?" ucap Tiana yang tiba-tiba ikut pembicaraan.

Apa dia anak lima tahun?!

Xiao Ning'er mulai meragukan keaslian identitas Leona.

"Kau diam saja! Bukankah kau juga menerima lolipopnya?!" ucap Leona kesal.

"Itu karena kau mengatakan 'Ck ck ck, Tiana kau itu terlalu waspada. Mana mungkin Om tampan seperti ini orang jahat. Nih makan lolipopnya' seperti itu dengan percaya diri," ucap Tiana mengungkap aib sang putri dari Tatargona.

Xiao Ning'er menatap datar Leona.

Leona yang ditatap pun mengalihkan pandangannya malu, "Ehehe, yah begitulah."

"Haah,dasar otak udang. Tetapi kenapa mereka jauh-jauh memindahkan kalian para tahanan ke Vandrechia? Apa sebenarnya hal yang ingin mereka lakukan?" tanya Xiao Ning'er mencoba menebak niat Sekte penyembah Cthullu.

"Kudengar mereka ingin menjadikan kami berdua tumbal untuk Cthullu. Sepertinya mereka ingin melakukan ritual yang sangat besar," ucap Tiana menjelaskan apa yang ia dengar dulu.

"Kalau begitu kita tidak bisa diam saja, kita harus menyelamatkan diri dari sini," ujar Xiao Ning'er sambil melihat ke sekeliling sambil memikirkan cara untuk keluar dari sini.

"Kita tidak bisa menggunakan mana. Ada semacam penghalang yang membuat tubuh kita tidak bisa menggunakan mana disini." Dari ucapannya sudah jelas Tiana sudah mencari cara untuk kabur dari sini.

"Mustahil untuk kabur. Daripada itu kenapa kita menghabiskan saat-saat terakhir dengan bahagia. Nee, kau belum memperkenalkan dirimu ... siapa kamu?" tanya Leona pada Xiao Ning'er.

"Namaku Xiao Ning'er dan aku tidak pernah bermaksud untuk mati disini," ucap Xiao Ning'er seraya mengeluarkan potongan cermin dari sakunya. Ia lalu tersenyum dan bergumam kecil.

"Semoga kau bisa menemukanku ... Yuna."