Chereads / Queen mafia / Chapter 63 - Bab 63

Chapter 63 - Bab 63

Ivana terpaksa membiarkan Alvian untuk ikut untuk penyelanggaraan Vanscoll. Ia juga mengajak Daddy dan mommy-Nya. Ivana menambah penjagaan ketat untuk keluarga-Nya.

Disisi lain Duscha sudah kembali lagi ke Amerika dan ingin berbicara tentang pekerjaan mereka dengan Vancompy. Ia sudah menemui Tony yang mengurus perusahaan Ivana.

Duscha mendapat kabar bahwa. Ivana akan Go publik dengan status-Nya sebagai Pemilik Vanscoll. Ia berniat ingin melihat-Nya secara langsung. Tetapi, ia memilih untuk menonton-Nya di televisi.

Alena Is calling...

"Ada apa ?". Kata Duacha.

"Kau dimana ? Ayah sedang kritis sekarang. Kenapa kau tidak ada di negara ini!". Tanya Alena.

"Kau sendiri tidak disana bukan ? Kau pergi berlibur setelah bekerja?! Biarkan saja dia sendiri. Lagipula aku sudah muak menjadi budaknya". Jawab Duscha membuat Alena terkejut.

"Kenapa kauu berkata seperti itu ke ayahh!!". Teriak Alena tidak menyangka. Bahwa Duscha melakukan ini ke ayah-Nya.

"Dengar Alena! Kau tidak tau apa-apa!! Jika kau mengetahui fakta tentang-Nya. Kau akan membencinya!!".

"A-apa yang kau bicarakan?!! Jangan membuatku berfikir!!".

"Sudahlah Alena! Aku sudah mengatakan ini kepadamu! Biarkan saja dia disana! Lagipula aku sudah mendapatkan perusahannya".

"A-apa, kau bodoh?!! Kenapa kau melakukan ini?!".

Duscha tidak tahan. Ia lebih mematikan ponsel-Nya daripada melampiaskan amarah-Nya ke sang adik.

Sedangkan Alena kini memaki sang kakak karena memutuskan Telponnya. Alena tidak fikir dengan apa yang dikatakan-Nya mengenai ayah mereka. Dan sang kakak mengambil alih perusahaan sang ayah.

Alena menangis. Ia lalu memikirkan apa yang dikatakan sang kakak kepadanya. Apa yang tidak ia tau tentang sang ayah?. Dan mengapa Duscha terdengar marah tadi?.

Saat ini pikirannya dipenuhi kondisi sang ayah yang sedang kritis dan disisi lain. Mengapa sang kakak tiba-tiba seperti ini.

"Aghhhhhhh!!". Teriak Alena lalu menghancurkan barang-barang yang berada di hadapan-Nya.

Disisi lain ia khawatir dengan kondisi sang ayah. Dan disisi lain juga ia memikirkan apa yang sedang terjadi dengan sang kakak.

"Tidak mungkin Kakak menginginkan perusahaan Ayahkan? Ahhh tidak! Kakak bukan orang seperti itu". Gumam Alena.

"Apa mungkin ada sesuatu yang membuat kakak membenci ayah yang tidak aku ketahui? T-tapi apa?". Tanya Alena.

-

-

-

Malam ini adalah malam dimana Alena dan Marvel akan makan malam bersama. Sebenarnya Alena berbohong akan pulang ke Rusia untuk membuat Marvel menemuinya.

Alena kini nampak berfokus dalam penampilannya. Sekarang ia tidak memperdulikan sang ayah yang sedang sakit dan lebih mementingkan pertemuannya dengan Marvel.

Sepertinya ia mulai terobsisi dengan Marvel dan membuarnya tidak peduli lagi dengan Nikolai.

"Siapa yang berani tidak melihatku dengan penampilan seperti ini ? Tidak ada!". Gumamnya sambil memandangi dirinya sendiri sambil bercermin.

Kini Alena memakai gaun hitam selutut dan ia menutupinya dengan mantel. Ia juga menggunakan kacamata hitam sekarang.

Ia lalu pergi begitu saja meninggalkan sang manejer yang kini menonton Tv." Kemana dia ? Ah sudahlah. Dia tidak pernah mengajakku sekalipun". Gumam Sang manejer lalu memakan cemilan.

-

-

-

Skip

Kini Marvel sedang bersiap-siap untuk pergi. Ivana yang kini sedang duduk dan memperhatikannya tajam sambil memakan cemilan.

Ia kini berada di Masion Marvel berserta yang lain-Nya. "Sudahlah Van. Berhenti memandanginya seperti itu". Ucap Tasya melihat tatapan Intens yang di berikan Ivana ke Marvel.

"Aku hanya melihat pakaian-Nya saja. Apa salahnya?".

"Kau menatapnya seperi akan menerkamnya Van".

Marvel lalu mendekati Ivana dan memeluknya ." Ini sebentar saja. Lagipula aku akan menyusul kalian setelah selesai". Gumam Marvel.

"Jangan terlambat. Jika kau tidak datang. Maka, aku akan mendatangimu kesana". Ucap Ivana membalas pelukan Marvel.

"Kenapa kau tiba-tiba manja seperti ini? Hmm". Tanya Marvel gemes.

"Tidak. Pergilah! Semakin kau mempercepar waktu. Maka, kau akan segera kembali". Ivana lalu melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh Marvel untuk menjauh darinya.

"Aku pergi ya. Dan tunggu aku di bar!". Ucap Marvel lalu meninggalkan mereka untuk mengadakan pertemuan terakhir dengan Alena.

-

-

-

-

Alena kini sudah sampai di cafe terlebih dahulu. Ia sudah menyewa pelayan untuk sesuatu pekerjaan.

"Campur bubuk ini untuk seseorang yang bersama ku nanti!". Unjuk Alena memberikan sesuatu ke pelayan itu.

"Baik Nyonya". Ucapnya lalu pergi.

Alena mengukir senyuman Licik. Ia menyuruh pelayan itu untuk menyampurkan sesuatu kedalam minuman Marvel.

Ia memberikan bubuk yang akan membuat Marvel mabuk san kehilangan kendali. Alena memang licik dengan apapun. Ia akan mendapatkan apapun yang ia inginkan meski dengan cara gila seperti ini.

"Tuan Marvel. Kau akan menjadi milikku untuk malam ini". Gumam-Nya sambil tersenyum Smrik.

Sedangkan kini Marvel sedang sampai ke cafe yang Alena kirimkan kepada-Nya. Ia lalu memarkirkan mobilnya dan langsung memasuki Cafe itu.

"Apa sudah lama menunggu?". Tanya Marvel lalu duduk di bangku.

"Ah tidak juga. Jadii? Kau mau makan apa ?". Tanya Alena menawarkan.

Ia lalu memanggil pelayang. "Berikan aku daftar menu". Ucap Marvel.

Pelayan itu lalu memberikan daftar menu untuk Marvel. Alena dan pelayan itu sedang saling memandang. "Berikan aku steck. dan, untuk minuman berikan aku air putih saja".

"Baik tuan".

"Kau tidak memesan sesuatu?". Tanya Marvel melihat Alena hanya diam.

"Ah itu. Aku sudah memesannya terlebih dahulu tadi. Sebentar lagi akan di sajikan". Jawab Alena.

Marvel hanya menganggukan kepala-Nya. Sedangkan Alena sedari tadi menatapnya sejak tadi. Marvel yang menyadarinya menaruh curiga ke wanita yang sedang berhadapan dengannya ini.

"Jadii? Alena ? Kau akan pulang?". Tanya Marvel membuka suara agar tidak berfikiran macam-macam dengannya.

"Ah itu. Aku akan pulang 2hari lagi".

"Aku dengar ayahmu sedang sakit? Jadi ? Kau ingin menemuinya?". Tanya Marvel lagi.

"Ah iya. Aku ingin menjenguk ayahku juga".

Marvel merasa ada sesuatu yang sedang dipikirkan Alena. "Menjenguk? Bukankah kau akan berada disana untuk menjaganya? Sebenarnya kau akan kemana lagi?". Tanya Marvel tiba-tiba membuat Alena menggigit bibirnya karena salah dalam menggunakan kata-kata.

"Tidak. Maksudku. A-aku akan menjaganya. Iya itu. Apa kau mengenal ayahku?". Gugup Alena lalu menanyakan hal tidak masuk akal ke Marvel.

"Tentu saja. Siapa yang tidak kenal pembisnis seperti ayahmu itu".

"Ah. Benarkah?".

Para pelayan lalu datang membawa beberapa makanan pesanan mereka.

"tuan, Nyonya. Akan ada makanan penutup yang spesial yang akan kami hidangkan ke kalian. Ini suatu kehormatan karena kalian sudah mengunjungi restoran kami". Ucap pelayan itu.

"Ya. Berikan saja setelah kami selesai makan". Jawab Marvel lalu menyuruh pelayang itu pergi meninggalkannya.

Mereka semua lalu pergi dan membiarkan Alena dan Marvel melanjutkan makan mereka. Alena merasa bahagia karena bisa mengajak Marvel makan malam dan disisi lain ia melakukan rencana untuk bisa bersama Marvel malam ini.