Kini Ivana dan berserta yang lain-Nya tengah berada di Bar untuk bersenang-senang. Mereka kini menunggu Marvel. Sudah hampir 30menit mereka menunggu Marvel dan membuat Ivana gelisah.
Ivana lalu berdiri. Ia berniat menyusul Marvel. Perasaan yang ia rasakan kini tidak baik tentang Marvel. Apalagi saat ia tau bahwa Alena menyukai sang kekasih.
"Tetaplah kalian disini. Dan, Kau Tasya gibrella ikut denganku". Ucap Ivana lalu pergi diiringi mereka berdua.
"Mau kemana Ivana?". Tanya Zaen.
"Dia akan membawa Marvel". Gumam Mark.
Ivana berniat menyusul Marvel. Kini mereka bertiga sudah sampai di Restoran yang Marvel beritahu dimana mereka akan bertemu.
"Dimana Merekaa!?". Tanya Ivana lalu memasuki restoran itu.
"Dimanaa mereka?! Aku bertanya kepada kalian!!". Teriak Ivana ke para pelayan itu.
"Mereka sudah pergi. Tuan Marvel sepertinya mabuk berat". Jawab pelayan disana.
Sedangkan Gibrella berserta Tasya kini memeriksa beberapa makanan di bekas meja yang baru saja Marvel dan Alena makan.
Tasya lalu mengambil cangkir dan menciumnya ." Ada bau alkohal disini". Ucap Tasya.
"Benarkah? Coba aku menciumnya". Ucap Gibrella lalu mencium bau bekas cangkir itu.
Ivana yang mendengar itu. Lalu menggenggam tangan-Nya. Nafas Ivana kini naik turun saat mengetahui sang kekasih di buat mabuk oleh Alena.
"Jika dia berani menyentuhnya. Aku tidak akan membiarkannya hidup". Gumam Ivana.
"Dimana mereka pergi?!! Cepat katakan!!". Teriak Tasya ke para pelayan itu.
"K-kami tidak tau".
Ivana lalu mendekati pelayang itu dan mencekam kuat kerah baju pelayang itu ." Kau sudah berbuat kesalahan karena sudah menuruti perintah jalang itu!! Aku akan membakar tempat ini nanti". Ucap Ivana dengan suara berat-Nya.
Sedangkan Para pelayan itu tampak ketakutan saat melihat Ivana. Gibrella dan Tasya lalu melepaskan genggaman itu.
"Lebih baik kita harus bawa Marvel pulang! Tidak ada guna-Nya kau disini!". Ucap Gibrella.
Ivana lalu melepaskan kerah baju pelayan itu dan bergegas pergi dan melacak ponsel milik Marvel.
Kini mereka bertiga sedang didalam mobil dan melacak Ponsel milik Marvel. "Aku mendapatkannya. Seperti-Nya mereka berada di hotel The Post Oak Hotel at Uptown Houston". Ucap Tasya membuat Darah Ivana mendidih.
"Cepat!! Jangan sampai terlambat!!". Perintah Ivana.
"Baik Van".
-
-
-
Kini Alena membawa Marvel ke hotel bintang lima. Dibantu beberapa pelayan disana. Marvel terus saja menyebut nama Ivana dan membuat Alena kesal.
"Siapa Ivana?!". Gumamnya kesal.
"Ivanaa sayang. Swetty ku. Aku merindukanmuu sayang". Racau Marvel membuat Alena kesal.
"Tidak ada Ivana! Hanya ada Alena sekarang!!". Ucapnya.
Tetap saja Marvel menyebut nama Ivana. Mereka sekarang berada dalam Lift dan menuju kamar yang di pesan Alena untuk menghabiskan waktu bersama Marvel.
Alena lalu membawa Marvel ke dalam kamar di bantu para pelayang membawa satu koper untuk berganti pakaian.
"Kalian boleh pergi. Suamiku saat ini sedang mabuk sekarang". Ucapnya lalu di angguki para pelayan yang membantunya tadi membawakan barang-barang.
"Ahhh. Kau cukup berat Tuan Marvel". Gumamnya lalu duduk di atas ranjang.
-
-
-
-
Kini mereka sudah berada di Hotel tempat dimana Alena membawa Marvel kesini. Ivana mencoba bertanya ke resepsionis dimana kamar Alena. Tetapi hasilnya membuat Ivana naik pitam.
"Cepar katakan dimana kamar mereka!!". Amuk Ivana membuat tamu yang lain-nya menatapnya terkejut.
Gibrella dan Tasya lalu bertindak. Mereka menunjukan tanda tato yang melambangkan Thekillerangel yang diketahui seluruh warga amerika.
Mereka terkejut hebat dan bergetar karena ketakutan saat melihat lambang Mafia itu. Mereka sekarang berhadapan dengan sosok panglima perang yang di sebut Killerangel yang di sebut tangan kanan Queen mafia.
"Cepat katakan dimana mereka" ancam Tasya lalu menutup tatonya.
"M-mereka ada di kamar 989". Ucap resipsionis itu bergetar.
"Kunci cadangan!".
"I-ini".
"Rahasiakan ini jika kau ingin selamat". Bisik Tasya lalu menarik Ivana untuk pergi.
Sedangkan resepsionis itu nampak terkejut dan mencoba menenangkan diri mereka. Mereka baru saa berhadapan dengan sosok yang di takuti di seluruh dunia. Jika mereka menampakan-Nya tanda itu. Bisa saja nyawa mereka sudah masuk dalam List mereka.
Ivana menemukan kamar yang mereka cari dan langsung saja menobrak-nya tanpa membuka kunsi terlebih dahulu.
Ivana melihat Alena yang kini sedang mencoba membuka kemeja Marvel yang kini membalut di tubuhnya.
Mereka bertiga lalu masuk dan menutup pintu itu kembali ."berani sekali kau membuat kekasihku seperti ini. Dan kau ingin memperkosanya? Hah". Ucap Ivana lalu hendak mendekati Mereka.
"Siapa kalian!!!". Teriak Alena.
"Kami?". Tanya Gibrella menunjuk dirinya sendiri.
Sedangkan Marvel kini terus saja menyebut Nama Ivana. "Kau mendengar itu? Ivana! Aku adalah Ivana! Kekasih Pria yang sedang terbaring disana yang kau berikan obat mabuk!!". Teriak Ivana.
Alena yang mendengar itu lalu mendesis ." Oh jadi kau Ivana?". Ucapnya lalu memperhatikan Ivana dari ujung kepala dan kaki. "Kau biasa saja".
Ivana memberi kode ke Tasya dan Gibrella untuk membuat Marvel sadar. Ia menyuntikan obat jika ada hal yang seperti ini terjadi.
"Sedang apa kalian!!". Teriak Alena.
"Tentu saja membuatnya sadar. Hah, kau bodoh sekali". Jawab Ivana.
Ivana lalu mendekati Alena dan menatap penuh amarah ke wanita yang sudah berani membuat Marvel seperti ini.
Plak
Sebuah tambaran keras yang diterima Alena. Wanita itu mendapat tamparan dari Ivana. "Kau! Kau itu seperti jalang murahan! Lebih murahan lagi dari mereka! K-kau itu dalam urutan terakhir di antara mereka! Berani sekali kau melakukan ini terhadap Marvel?!! Apa kau tau siapa dia?". Teriak Ivana marah.
Nafas Ivana kini naik turun. Sorot mata-Nya berubah menjadi merah.
"Berani sekali kau menyebutku jalangg!! Apa kau tau siapa aku?!! Hah!". Teriak Alena di hadapan Ivana sambil memegang pipi bekas tamparan Ivana.
Ivana mendesis ." Kau alena bukan? Kau puteri dari Pria yang membunuh nenek ku?! Kau sama saja dengan ayahmu ituu!! Brengsek!". Teriak Ivana membuat Alena membeku.
Alena terdiam. "Kenapa? Apa kau tidak percaya? Tanyakan saja ke ayahmu itu. Ahh benar, dia tidak akan mengatakan apapun meski kau bertanya kepadanya". Gumam Ivana.
"Agh!". Desah Marvel sambil memegangi kepalanya yang sakit.
"Bawa dia ke mobil!". Perintah Ivana ke Gibrella dan Tasya.
Mereka berdua membantu marvel berdiri dan keluar dari kamar itu. Sedangkan Ivana masih bersama Alena.
Ivana lalu mengeraskan rahang-Nya dan mencekik leher Alena dengan Kuat.
"Seharusnya kau tidak melakukan ini kepada Marvel. Tapi aku akan membiarkanmu hidup". Ucap Ivana lalu melepaskan genggamannya dari Alena.
Ivana lalu meninggalkan tempat itu dan menyusul Mereka. Banyak orang yang melihat Tasya dan gibrella membawa Marvel yang kini tengah berantakan.
Ivana lalu mendekati resepsionis itu." Hapus semua rekaman cctv!. Dan rahasiakan identitas kami. Jangan sampai ada yang mengetahui tentang ini. Jika sampai ada yang tau? Maka, bersiaplah, aku tidak akan tinggal diam!". Gumam Ivana membuat resepsionis itu ketakutan.
"B-baik".