Kini posisi Mereka terbilang cukup membuat mereka merasakan jantung yang bekerja semakin kencang. Posisi Ivana yang sedang menyandarkan punggung-Nya dan dengan posisi Dokter Soobin yang mengobati luka yang berada di samping membuat-Nya harus dekat dengan Sang pasien.
Ivana hanya menenguk ludah-Nya kasar. Ia membayangkan bagaimana jika sang kekasihnya melihat ini. Bisa saja pria yang dihadapannya ini akan mati sekarang juga.
Sedangkan soobin ia fokus dengan mengobati luka Ivana. Sebenar-Nya. Ia juga sedang merasa keringat dingin. Entah mengapa. Tapi ia masih bisa fokus untuk melakukan pekerjaannya sebagai seorang dokter.
"Aghh!". desah Ivana tiba-tiba merasa sakit saat Soobin memberikannya obat.
"Tahan sedikit". Gumamnya lalu melanjutkan Pekerjaannya.
Ivana menggigit kedua bibirnya. Inilah yang Ivana tidak suka. Jika diobati oleh dokter, maka ia merasa bahwa kesakitan itu meninggkat drastis daripada ia mengobatinya sendiri. Entah mengapa. Hanya menurut Ivana saja.
Soobin lalu membalut perban di bagian yang sudah ia obati. Ia meminta Ivana untuk bangun agar mempermudah-Nya untuk memasangkannya.
Ivana menurut. Ia lalu ingin berdiri." Tidak perlu berdiri. Kau bisa duduk saja". Kata Dokter soobin itu.
"Kau bisa mengangkat sedikit baju mu". Ucap Soobin lagi.
Ivana menurut. Soobin lalu memesangkan perban dan dipinggang Ivana. Kadang Kulit Marvel menyentuh Ivana dan membuat Ivana menutup mulut-Nya karena merasa geli.
"Sudah selesai. Kau bisa rutin ke rumah sakit untuk pemeriksaan selanjut-Nya".
Kemudian Avina masuk kembali ke kamar untuk melihat kondisi sang adik ." Jadi bagaimana keadaan dia?". Tanya Avina.
"Begini. Dia mengalami tusukan di bagian samping perut". Jawab-Nya dan membuat Avina terkejut.
"Apaa?! Tusukan?!!".
"Iya. Aku tidak tau kenapa bisa terjadi. Tapi, tolong sering-sering bawa dia ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Tadi hampir saja kau terkena infeksi akibat tidak ditangani dengan benar".
"Dan untuk masalah ini. Jangan terlalu banyak bergerak. Itu akan membuat darahmu terus keluar. Dan ini resep obatnya." Ucap Soobin lalu memberikan resep obat ke Avina.
"Dengarkan itu Van! Berhati-hatilah lagi jika melakukan tugasmu!".
Soobin mengerutkan alisnya." Memang pekerjaan Nyonya apa ?".
"Privasi!". Jawab Singkat Ivana.
"Ahh maafkan aku".
"Tidak apa".
"Ah maafkan dia. Dia memang bersikap seperti itu". Ucap Avina memandangi sang adik kesal.
"Ahh iya. Jika kau pulang selesai ini. Berhati-hatilah. Jangan memberitahu siapapun jika kau baru saja datang dari Keluarga leonard". Ucap Ivana.
"Ahh. Baiklah. Tuan andre sudah mengatakan itu kepadaku"
"Hmm baguslah jika begitu". Ucap Ivana memasang ekspresi datar.
-
-
-
-
Skip
Marvel kini tengah menyiksa pria yang tengah dipasung memakai tali terbuat dari rantai besi. Pria itu kini dipenuhi luka disekujur tubuh-Nya.
Marvel kini dipenuhi darah segar di seluruh tubuhnya akibat memukuln-Nya menggunakan tali.
"Katakannn!! Siapa yang mengirim kalian?!! Hah!". Teriak Marvel diwajah Pria itu.
"S-sudah ku k-atakan aku tidak tauu!!". Jawab Pria itu lemah.
"Brengsekkk!!".
Brakk
Marvel memukul wajah pria itu hingga gigi-Nya lepas. "Tolong le-paskan aku. Aku bersumpah. A-aku hanya disuruh boss ku".
"Siapa boss mu!!".
"D-dia pasti sedang bersenang-senang dengan jalang. D-dia sering ke Bar di samping jalan".
Marvel lalu memberik kode ke Mark dan Dll untuk menangkap-Nya. "Siapaa nama Boss mu itu ?!!". Tanya Marvel.
"D-dia Laymo".
"Cepattt! Bawa pria itu kehadapanku sekarang. Aku yakin, dia dari suruhan yang lain". Perintah Marvel.
"Obati dia!! Beri dia makan! Jangan sampai pria ini matii!!". Perintah Marvel ke anggota lainnya.
"Baik!!". Jawab Mereka serentak.
Marvel lalu pergi dari tempat penyiksaan itu. Ia lalu pergi ke kamar dan membersihkan darah yang menempel di kulitnya. Saat ingin memasuki kamar mandi. Ponsel miliknya berbunyi.
Alena is calling...
"Ya ada apa?". Tanya Marvel lalu membersihkan noda darah yang menempel di bibirnya.
"Kau dimana? Aku ingin bertemu". Tanya Alena.
"Dirumah. Kenapa ? Aku sibuk sekarang". Jawab Marvel.
"Ahh baiklah. Aku menggagumu. Selesaikan tugasmu tuan. Aku tutup telponnya". Ucap Alena.
"Hmm. Aku akan menemui nanti. Tapi bukan sekarang. Baiklah aku tutup". Ucap Marvel lalu mematikan telponnya dan beranjak menuju kamar mandi.
Sedangkan Alena suasana hati-Nya bercampur aduk . Ia sedikit kesal karena panggilannya di tutup. Dan ia jiga merasa senang karena Marvel bisa di hubungi.
"Tidak apa Alena.. Tuan marvel sibuk sekarang. Dan,dia tadi mengatakan bukan? Bahwa akan menemuiku. Jadi, aww". Ucap Alena senang.
"Jika seperti ini. Aku akan bersenang-senang diliburanku. Beberapa hari lagi pekerjaanku selesai!". Gumamnya.
-
-
-
-
Skip
Di pagi hari Ada yang membuat Mood Ivana kacau. Ada yanv menelponnya pagi-pagi dan menghancurkan moodnya.
Yang menghubungi-Nya adalah para cabe yang berada di Sekolah. Siapa lagi kalau bukan Vany?. Wanita itu mengancam Ivana jika ia tidak masuk sekolah. Ia akan dikeluarkan dari sekolah.
"Aghhh!! Wanita ituu!! Siapa yang berani mengeluarkan pemiliknya sekalipun ?!! Agh aku harus masuk sekolah sekarang". Teriak Ivana membuat Avina yang tertidur terbangun.
"Yaaa!!! Kenapa pagi-pagi kau berteriak Hah!! Aghh rasanya aku ingin mencabik-cabik wajahmu". Ucap Avina kesal.
"Bagaimana tidak kesal aku kak. Itu para cabe menghubungiku pagi-pagi terus mengancam aku. Jika aku tidak masuk sekolah. Dia akan mengeluarkanku. Padahal, itu sekolah kan punyaku".
"Tidak usah didengarkan! Biarkan saja".
"Bagaimana bisa ?! Dia terus mengganguku waktu sekolah. Aghh!! Ayahnya terus saja memakan uang ku!".
"Sepertinya aku akan kembali. Tak apa, mereka tidak mengetahui jika aku bersekolah bukan? Jika ada yang mencurigakan maka, aku akan membunuhnya".
Avina tidak menjawab Apapun. Ia kembali terlelap dan membiarkan Ivana berbicara sendiri.
"Rasanya aku ingin membunuhnya sekarang juga". Gumam Ivana kesal. Sedari tadi ia berbicara sendiri seperti orang gila.
Ivana lalu mengambil ponselnya dan berniat menghubungi Clara. Kini mereka tinggal bersebelahan di apertemen yang sama untuk menghindari serangan yang ditimbulkan musuh mereka.
Ivana lalu bangun dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu pergi menemui mereka untuk mengatakan sesuatu.
Kini ia sudah mandi. Ivana lalu menuju keluar dan mendapati sang Mommy sedang memasak sesuatu." Masak apa mom?". Tanya Ivana.
"Nasi goreng saja. Stock makanan kita sudah hampir habis sayang. Jadi momy masak seadanya dulu".
"Benarkah? Hmm aku akan beberapa makanan nanti".
"Tidak apa?".
"Tentu saja. Momy lupa bahwa aku kuat? Untuk membeli makanan itu mudah untukku. Dan, momy mau apa ? Aku akan membelikannya. Kalian tidak bisa keluar bukan?".
"Beli saja bahan-bahan untuk momy masak. Itu sudah membuat momy senang". Ucap Celina tersenyum manis.
"Baiklah. Aku akan pergi ke sebelah dulu buat membangunkan mereka. Pasti mereka tidak ada makanan". Ucap Ivana.
"Hm iyaa. Momy juga sudah memasak lebih untuk mereka". Jawab Celina.