Distrik Namja adalah wilayah yang dikenal dengan adanya konflik dengan negara Amerika dan mendirikan kota nya sendiri. Distrik namja yang di kelola langsung oleh sang kakak dari Marvel.
Distrik yang dikenal dengan sumber daya perminyakan yang cukup sukses membuat banyak penjabat ingin mengambil alih kota itu.
Bukan hanya penjabat-penjabat nakal yang kekurangan uang. Para Bos Mafia juga menginginkan kota itu untuk menjadikannya sebagai mesin uang nya. Meski, tidak ada yang istilah kata puas dengan mereka yang haus akan uang.
Distrik namja yang dibuat menjadi kota terdamai dan tidak ada kemiskinan yang meliputi mereka. Semua warganya menjalani hidup mereka dengan tenang dan bahagia.
Distrik yang dipimpin langsung oleh sang adik Marvel yaitu Asabella Alexsander yang berkeinginan mempunyai Kota damai dan jauh dari kata korupsi dari para penjabat-penjabat yang diluar sana.
Asabella yang dibunuh secara tidak perperasaan oleh Thomas.
Thomos yang dulunya adalah kekasihnya yang ternyata cuma mengincar apa yang diinginkannya.
Beberapa puluhan tahun lalu telah terjadi ledakan cukup hebat dan membuat penduduk disana meninggal. Bukan akibat kesalahan siapapun.
Melainkan akibat beberapa orang yang ingin kota itu hancur.
Ada banyak pemimpin negara yang terlibat dengan kejadian Meledaknya kota itu.
_
_
_
_
_
Keadaan mental Ivana pun sudah membaik. Ia lalu keluar dari kamarnya dan berniat membicarakan masalah yang cukup ia pikirkan akhir-akhir ini.
Ia juga merasa bersyukur mendapatkan kabar bahwa tidak ada kejadian serius disana.
Tetapi ia juga berfikir. Tidak mungkin tidak ada sesuatu yang terjadi. Jika, disana tidak terjadi apapun yang serius maka, ada sesuatu yang tidak beres.
Ivana sudah berada sebuah ruangan rahasia yang ia gunakan untuk mendiskusikan masalah penting dengan para anggota lainnya.
Dan dimana Tas berisi dokumen-dokumen itu ? Ivana sudah menyembunyikannya ditempat yang hanya ia ketahui sendiri. Bahkan para anggota lainnya pun tidak mengetahui.
"ada yang inginku diskusikan disini. Dimana yang lainnya ?". Tanya Ivana tidak melihat Marvel berserta teman-temannya itu.
"Mereka sedang dalam perjalanan". Jawab Clarissa.
Ivana mengangguk dan menunggu mereka agar tidak ada satupun yang tertinggal dalam pembicaraan mereka.
Marvel Dll sudah sampai. Marvel lalu duduk disamping Ivana. "Apa lama?". Tanya Mavel.
"Tidak juga".
"Baiklah. Aku akan mengatakan hal yang sangat cukup sensitif. Aku harap jangan sampai ada yang membocorkannya. Aku percaya dengan kalian". Kata Ivana.
Ivana lalu mengeluarkan Tas hitam dan meletakannya ditengah-tengah meja.
"Apa ini Van ?". Tanya Clara.
"Didalam Tas ini berisi beberapa dokumen penting dari Distrik Namja yang sudah disembunyikan puluhan tahun lalu. Dokumen ini berisi data-data yang telah dihapus oleh pemerintah kita untuk menyembunyikan beberapa fakta yang membuat Distrik Namja menjadi hancur".
"Dan. Bukan hanya itu saja. Ada beberapa data, dalang dibalik meledaknya Tangki minyak itu".
Mark yang mendengar Ivana membicarakan Distrik namja terkejut lalu melihat Ke arah Marvel ." Kau tidak apa-apa ?". Tanya Mark khawatir.
Ivana lalu melihat ke arah Marvel dan melihatnya sedang menahan amarah saat ini ." Ada apa ? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan".
Mark lalu menceritakan pengalaman pahit yang diderita Marvel setelah kehilangan kedua orangtuanya akibat ledakan yang menewaskan kedua orang tuanya.
Ivana lalu memeluk Marvel dan menenangkannya. Ia tidak tau bahwa ada kejadian pilu yang dialami Marvel akibat peristiwa dasyat itu.
"Kami akan segera kembali. Jangan ada yang membuka tas itu kecuali kami kembali!". Ucap Ivana lalu membawa Marvel dan menenangkannya.
Ivana membawa Marvel ditaman belakang masionnya. "Kau tidak apa-apa ? Jangan menyembunyikan sesuatu seperti ini lagi. Kau butuh seseorang untuk mengungkapkan kesedihan mu". Ucap Ivana yang masih setia memberikan pelukan ke Marvel.
"Aku hanya marah. Saat mendengar kejadian itu. Bayangan itu. Peristiwa itu merenggut nyawa kedua orang yang ku sayangi. Dan mengetahui fakta bahwa. Adikku meninggal karena dibunuh".
"Hey. Aku tau kau marah dengan apa yang terjadi. Tapi, kau harus kuat untuk menghadapinya dan membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuamu. Apa kau tau ? Aku juga mempunyai Adik yang meninggal akibat peristiwa itu. Aku tau mungkin penderitaanku tidak sebanding dengan kehilangan kedua orang tua yang melahirkan kita"
"Tetapi. Aku yakin mereka saat ini bangga denganmu. Mempunyai putra yang kuat dan juga tampan. Dan, tidak takut dalam keadaan apapun".
Marvel semakin mengeratkan pelukannya dan tanpa sadar air matanya terjatuh ." Menangislah jika kau ingin. Jangan dipendam. Kadang dengan menangis kau bisa mengurangi penderitaanmu daripada harus diam". Jawab Ivana lalu mengusap-usap kepala kekasihnya itu.
"Aku tidak menangis!". Ucap Marvel dengan suara serek.
Ivana mengangkat sudut alisnya lalu ingin melepaskan pelukan Marvel. Tetapi Marvel tidak mau melepaskannya dan membiarkannya melihat wajahnya yang sudah memerah akibat menangis.
"Hmm. Baiklah. Kau seperti bayi beruang yang selalu menempel dengan induknya". Gumam Ivana.
"Seperti ini. Aku menyukainya". Ucap Marvel.
Ivana lalu melepaskan pelukan Marvel dan menatap wajah Marvel. "Nampak jelas sekali hidungmu memerah akibat menangis!". Ucap Ivana lalu tertawa.
"T-tidak ada. Ini flu". Jawab Marvel menghindari Ivana.
"Lalu ini apa ?". Tunjuk Ivana ke mata Marvel yang sembab akibat menangis.
"Kau hebat. Aku tidak mendengar suara sedikitpun saat kau menangis. Kau sangat menutupinya rapat-rapat". Ucap Ivana lalu tertawa.
Cupp
Tiba-tiba Ivana memberi kecupan singkat dibibir." Sudah mendingan ? Ayo cepat kita harus membahas ini". Ucap Ivana lalu ingin berdiri.
Marvel lalu menarik tangan Ivana dan membuatnya duduk dipangkuannya. Marvel lalu mencium bibir Ivana dan melumatnya menyalurkan rasa sedihnya.
Ivana membalas ciuman itu lalu meletakan tangannya dileher Marvel. Sudah 1menit mereka tidak melepaskan tautannya.
Marvel melepaskan tautannya dan menatap Wajah Ivana lalu tersenyum. "Terima kasih".
"Hmm. Jadi. Kau mengambil kesempatan". Ucap Ivana.
"Kau yang memulainya". Jawab Marvel.
"Ah. Sudahlah. Cepat! Kita harus kembali kedalam". Ucap Ivana lalu menarik tangan Marvel lalu berlari.
Sedangkan mereka semua sudah menunggu sekitar 15 menitan ." Aghh lama sekali". Gumam Tasya.
"Biarkan saja. Ivana sedang menenangkan Marvel sekarang". Jawab Mark.
"Aku baru tau tentang ini. Huh. Kesian sekali Marvel". Ucap Clara.
"Jika aku jadi dirinya. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi". Ucap Gibrella lagi.
"Sudahlah. Mereka sepertinya menuju kemari. Diam saja". Ucap Mark.
Mereka semua lalu terdiam saat Ivana dan Marvel masuk. Terlihat sekali wajah Marvel yang kembali seperti sebelumnya dan membuat mereka semua menghembuskan nafas pelan.
"Kau tidak apa kan Vel ?". Tanya Zaen.
"Memang aku kenapa ?". Tanya Marvel membuat mereka kembali bernafas lega.
"Apa yang terjadi tadi. Sampai-sampai Marvel kembali mood nya ?". Ucap Lorenzo penasaran.
"Ahhhh. Aku tau. Hihi". Teriak Tasya tiba-tiba.