Saat ini Ivana sedang duduk di samping kolam dan menikmati dengan santai. Sedangkan Yang lainnya bersenang-senang didalam Kolam. Jika kalian bertanya dimana ke5 pria itu, mereka sedang menghabiskan waktu ditepi pantai dan memainkan bola basket. Ivana lebih memilih bersantai di samping kolam daripada ikut membasahi tubuhnya.
"Van. Cepat kemari". Tawar Gibrella.
"Tidak".
"Ya sudah". Kata Gibrella menerima penolakan.
Saat sedang memejamkan matanya Ivana mendapat panggilan dari Ghani.
"Siapa yang mengganguku. Agh!". Desih Ivana kesal.
"Ada apa?!". Jawab Ivana sedikit menekankan suaranya.
"Orang tuamu sedang menyusul ke Rusia. Mereka ingin memberi kejutan untukmu. Jadi, itu saja yang ingin ku katakan". Ucap Ghani.
Ivana lalu bangkit kabar ini. Bagaimana mungkin Orang tuanya bisa menyusul kemari menemuinya. Sedangkan akan banyak masalah yang muncul. "Baiklah. Makasih informasinya". Ucap Ivana lalu mematikan telponnya lalu beranjak pergi meninggalkan area Kolam.
Sedangkan Yang lainnya melihatnya tampak terkejut atas tindakan Ivana. " kenapa dia ?".
"Mungkin ada yang menghubunginya".
"Apa penting?".
"Entahlah".
Ivana memasuki kamarnya dan segera menekan nomer Orang tuanya satu persatu. "Agh! Tidak ada yang menjawab! A-aku harus memberitahu anak itu! Dasar tidak berguna!". desih Ivana mencoba menghubungi Alvian.
"Ya. Apa kau ingin pulang ? Kumohon cepat! Aku juga ingin berlibur". Ucap Alvian membuat Ivana kesal mendengarnya.
"Ya!! Apa kau tau?! Mommy sama daddy bakal menyusulku kesini ! Dan kau, harus menghentikan mereka!". Teriak Ivana membuat Alvian yang mendengarnya Sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"A-apa ?!". Teriak alvian mencoba membalas Sang kakak.
"Tidak usah berteriak kepadaku !! Turuti saja perkataanku !! Ini demi keselamatan mereka !".
"Baiklah!! Aku tutup !!". Teriak Alvian membuat Telinga Ivana mendenyut sakit.
"Ais. Kau pikir kau saja mempunyai telinga ? Sehingga berteriak seperti itu kepadaku? Cih". Desis Alvian kesal.
Sedangkan Ivana terlihat gelisah dan mengkhawatirkan sesuatu. Ditambah lagi ia harus diteriaki Alvian. "Anak itu! Lihat saja nanti. Akan ku buat telinganya menghilang". Gumam Ivana.
Sudah waktu makan malam. Mereka semua kini sedang berkumpul di satu ruangan bersama. Ivana yang kini tampak sedikit pendiam dan Marvel yang terus saja meliriknya menunggu jawaban yang ia tunggu-tunggu.
Marvel lalu beranjak dan mendatangi Ivana yang terlihat Melamun. Sedangkan Mereka semua terlihat menikmati kegiatan masing-masing. Ada yang menonton Tv dan memainkan ponsel mereka masing-masing. Dan, ada pula yang sedang asik berpacaran.
"Ikutlah denganku". Kata Marvel sambil memegang tangan Ivana.
Semua mata tertuju pada Tingkah Marvel. Tidak terlihat salah tingkah sedikitpun. Ia bahkan memasang raut wajah datar tanpa ekspresi sekalipun.
"Apa yang terjadi ? Kau mau membawanya Kemana ?". Tanya Mark penasaran.
"Apa kau ingin mengajaknya berkencan ?". Tanya Gibrella sontak membuat semuanya langsung berfikiran seperti itu.
"Ya". Jawab Singkat Marvel sambil menarik tangan Ivana untuk mengikutinya.
Sedangkan saat mereka semua mendengarkan lontaran kata dari mulut Marvel terlihat heboh." Wohh". Ucap Para lelaki secara bersamaan.
Sedangkan Mereka para perempuan hanya menutup mulutnya sebab terkejut dengan apa yang mereka dengar. "Wah. Akan ada adengan berciuman malam ini!". Teriak Stella antusias.
"Sudah ada dari tadi! Tuh". Ucap Lorenzo menunjuk Zaen dan Stella.
"Apa kalian dari tadi memperhatikan kami ?". Tanya Zaen kesal.
"Siapa yang tidak memperhatikannya ? Kau melakukannya satu tempat dengan kami". Jawab Gibrella lalu diiringi gelak tawa.
"Kita tunggu kabar baiknya dari kalian. Kapan kalian menikah ?". Tanya Clarissa tiba-tiba.
Zaen dan Tasya sedikit terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba yang di lontarkan Clarissa. "Kami belum memikirkan tentang itu". Jawab Zaen sukses membuat pukulan keras dilayangkan oleh Tasya.
Plakk
"Ya! Kenapa kau memukulku?!". Teriak Zaen. Ia merasakan lengannya berdenyut. Dan menimbulkan bekas merah.
"Ya! Jadi apa yang kau bicarakan denganku saat itu tidak benar?!". Teriak Tasya mencoba untuk tenang. Meski ia meninggikan suaranya.
"T-tidak seperti itu. Kita harus memberikan mereka kejutan dengan pesta tiba-tiba". Bisik Zaen ketelinga Tasya.
"Owh. Oke oke". Jawab Tasya mengerti.
"Kenapa kalian berbisik-bisik ? Kalian cukup mencurigakan". Kata Mark yang sedari tadi cukup melihat gerak gerik mereka berdua.
"Yaaa! Tasya!! Jika dia berani menyentuhmu sebelum menikahimu. Potong saja juniornya!". Ucap Stella langsung ditatap tatapan terkejut oleh para pria.
"Wah. Aku merinding". Ucap Arkan lalu menutupi senjatanya.
"Bisa-bisanya kau mengatakan itu dihadapan kami". Ucap Lorenzo lagi.
"Akar malunya sudah terputus. Jadi, maklumi lah".jawab Xavier.
"Apa yang kau katakan tadi ?!". Teriak Stella tidak terima dengan apa yang ia dengar tadi.
"Tidak ada". Jawab Xavier lagi. Ia menunjukan ekpresi menyebalkan daripada tadi.
Mereka semua sedang larut dalam pembicaraan mereka masing-masing. Ada yang sedang berantem dan ada juga yang kerjaannya hanya makan menikmati adengan nyata dihadapannya.
Sedangkan Di lain tempat. Marvel membawa Ivana pergi berjalan-jalan di taman kawasan hotel. " kenapa kau mengajaku kesini?". Tanya Ivana.
"Tidak ada alasan. Hanya saja, aku ingin berdua saja denganmu tanpa ada yang menggangu".
Tidak ada percakapan lagi sesudah itu. Ivana yang sedari tadi mempunyai banyak pikiran membuat mood nya tiba-tiba turun. Ia tidak terlalu banyak bicara setelah Ia tau bahwa Orang tuanya bakal menyusulnya kemari.
Marvel memperhatikan Ivana lalu tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat Ivana memberhentikan langkahnya." Hm". Dehem Ivana.
"Kenapa berhenti?". Tanya Ivana.
Marvel lalu mendatangi Ivana dan memberikan punggungnya ke Ivana. "Naiklah".
Ivana mengangkat sudut alisnya tidak mengerti ."tidak ada penolakan!". Ucap Marvel lagi.
Ivana lalu menaiki punggung Marvel dan membuat Marvel tersenyum ." Terimakasih sudah mau mendengarkanku".
"Hm". Dehem Ivana terdengar lelah.
"Ivanaa..". Panggil Marvel.
"Apa ?".
"Kau belum memberikanku jawaban kemarin. Jadi Jawabannya apa ?".
"Jawaban apa maksutmu?". Tanya Ivana yang terlihat tidak mengingat apa yang dimaksut Marvel.
Marvel lalu menurunkan Ivana dan membuatnya duduk dikursi taman. Marvel lalu mendekatkan wajahnya untuk bisa menatap wajah cantik Ivana. "Apa kau pura-pura lupa ?".
"Aku tidak mengerti, apa yang kau katakan". Ucap Ivana terus saja menjauhkan wajahnya dari Marvel.
Marvel lalu duduk kesamping Ivana dan memegang tangan Ivana dengan lembut ." Aku mencintaimu Ivana". Ucap Marvel.
Ivana menatap mata Marvel dalam-dalam. Ia mencari cinta itu disebalik mata Marvel. "Aku juga". Jawab Ivana langsung membuat Marvel tersenyum
"Terimakasih sudah menerimaku". Ucap Marvel lalu memeluk Ivana dan mencium kepala Ivana yang menandakan ia sangat berterima kasih karena sudah mengijinkannya memasuki kehidupannya.
Marvel ia terus aja memberikan kecupan singkat di seluruh wajah Ivana. Ia lalu beranjak mencium bibir yang sadari tadi ia rindukan.
Marvel hendak menempelkan bibirnya ke Bibir Milik Ivana. Ivana memejamkan matanya membiarkan Marvel menyentuhnya.
Cup
Marvel berhasil menyatukan bibir mereka dan memberikan tautan lembut. Marvel mencoba menggerakan bibirnya. Ivana tidak membalas tautan itu. Ia membiarkan Marvel menguasainya