Celina dan Rakhan yang melihat mereka berdua bertengkar hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka sudah terbiasa melihat mereka berdua saling adu mulut. "Berhentilah kalian berdua, telinga kami sakit mendengar kalian berteriak seperti ini !". Gumam Rakhan yang merasa pusing sebab Mereka berdua saling meninggikan suaranya.
Sedangkan Mereka berdua tidak mendengarkan Daddy nya. "Apa ?! Kau mau pergi ?! Russia ?!! Sedangkan aku disini harus bekerja keras !! Dasar Dugong !!". Ucap Alvian.
"Ya !! Kau berani mengataiku seperti itu ?! Lihat saja nanti".
Celina dan Rakhan akhirnya memisahkan bereka berdua dan menuju sofa meditasi. " tenanglah, kalian berdua sudah besar sekarang. Apa kalian akan bertengkar seperti ini ?". Kata Rakhan.
"Dia memulainya !!". Sambil menujuk Ivana.
"Apa ?! Asal kau tau, aku akan ke Russia untuk memeriksa Markasku yang berada disana !!". Ucap Ivana tidak mau kalah.
Memang benar, Ia akan pergi ke Russia untuk memeriksa keadaan Markas. Tapi tetap saja ia mempunyai keinginan untuk berlibur bukan. Tujuannya adalah ingin beristirahat, otaknya yang sudah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir.
"Dengar Al. Kau boleh berlibur saat aku pulang !! Untuk saat ini kau harus bisa menjaga daddy dan mommy !! Aku akan memberi hadiah untukmu jika kau menuruti perintahku. Bagaimana ?". Kata Ivana yang sebenarnya kesal dengan adiknya ini.
Alvian menimbang tawaran Sang kakak dan menyetujuinya." Lagipula aku akan ke Bali beberapa bulan lagi. Apa perempuan ini tidak mendengarku tadi ?, aku mengatakan bahwa aku akan pergi dalam beberapa bulan ? Tapi sudahlah telinganya agak sedikit tuli". Batin Alvian.
Sedangkan Ivana yang memandangi sinis adiknya ini." Kau kira aku tidak mendengarmu tadi ? Apa kau pikir aku akan memberikan sesuatu. Cih, tidak akan". Batin Ivana juga.
"Baiklah, aku menerimanya. Aku akan mengingat ini. Catat itu !!". Ucap Alvian sambil menunjuk dahi Ivana.
"Anak seperti apa kau ini !! Disuruh menjaga daddynya butuh Imbalan !!".
"Aku tidak memintanya ! Kau yang memberikannya !! Kakak seperti apa kau ini, disuruh mengalah dengan adiknya saja tidak mau !". Ucap Alvian tidak mau kalah.
Celina dan Rakhan hanya menghembuskan nafasnya lelah menyaksikan perdebadan saudara ini.
"Lihatlah anak kita, sangat damai". Ucap Rakhan dengan suara lantang.
"Kau benar, mereka berdua sangat akur". Jawab Celina lagi sambil melirik kearah Ivana Alvian.
Mereka berdua lalu menatap kesal satu sama lain.
"Ivana". Panggil Celina tiba-tiba.
"Berhati-hatilah saat kau disana". Ucapnya pelan.
Ivana lalu menghampiri Mommynya dan memeluknya dengan erat." Iya mom. Tenang saja kau tau, anakmu ini sangat kuat jadi tidak perlu khawatir". Ucapnya yang masih saja memeluk Mommynya dengan erat. Tidak lupa juga ia memberikan kecupan di pipi Mommynya.
Sedangkan Alvian memutar bola matanya malas." Ingat janjimu itu". Kata Alvian lalu berlalu ingin meninggalkan mereka. Rakhan lalu menarik kembali putranya dan menyuruhnya duduk disampingnya.
Plakk
Rakhan memukul pelan Alvian." Kau ini, karena kau sudah berusaha keras, daddy akan memberikan sesuatu untukmu, tunggu sebentar". Ucap Rakhan lalu berdiri dan menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Alvian dengan antusias menunggu sang daddy membawakannya sesuatu." Ada apa ini ? Mengapa semua orang memberikanku hadiah ? Apa hari ini hari dimana aku dilahirkan ?".
Ivana yang mendengarnya mendesih." Cih, hari ulang tahun sendiri lupa. Bagaimana jika kau memilii isteri ? Apa kau akan lupa jika sudah memiliki isteri dan anak nanti". Ucap Ivana.
"Diam kau !!".
" kau berani denganku sekarang ?!". Teriak Ivana memulai perkelahian.
"Sudah-sudah, ini sudah malam, tidak baik bertengkar saat malam. Lanjut besok saja". Ucap Celina.
Rakhan lalu kembali dari kamarnya dan membawakan kotak kecil berwarna hitam. " ini adalah jam tangan. Hanya ada 2 didunia". Ucap Rakhan memberikan kotak itu ke Alvian.
Alvian dengan senang menerima pemberian Daddynya itu. Ia membuka kotak itu dan memperlihatkan jam tangan berwarna silver itu." Wah, terimakasih Dad". Ucap Alvian kesenangan.
"Hanya ada didunia ? Emang ini jam tangan apa ?". Tanya Ivana penasaran.
"Ini jam tangan YSL yang dirancang khusus untuk keluarga Leonard. Daddy sedari dulu sudah mempersiapkan jam ini untuk putra di keluarga ini". Jawab Rakhan.
Rakhan yang melihat wajah Alvian tiba-tiba cemberut." Ya !! Ini bukan jam tangan biasa kau tau ? Jam tangan ini dilengkapi kamera pengawas. Dan jam ini di lapisi emas !! Dan asal kau tau jam ini dihargai 24 milliar. Jika kau tidak mau maka kembalikan !". Kata Rakhan kesal karena melihat wajah murung putranya.
"Bukan seperti itu. Hanya saja aku terharu, sebab aku adalah satu-satunya putra dikeluarga ini". Ucap Alvian tiba-tiba ingin menangis.
"Anak laki nangis". Gumam Ivana.
Skip
Ivana sudah tiba dibandara. Ia menggunakan Jet pribadi miliknya, saat ini Ivana menggunakan jaket hitam dan tidak lupa celana selutut dan menampakan paha putih mulusnya. Ia juga menggunakan topi bermerek terkenal seperti Channel dan kacamatanya.
Beberapa orang memperhatikannya dengan kagum dengan kecantikan yang dimiliki Ivana. Adapula yang tidak menyukainya.
Saat ini ia menunggu para sahabatnya. Sungguh rasanya ia ingin mengumpat sekarang juga. "Bagaimana bisa mereka membuatku menunggu sekarang ?!". Gumam Ivana.
Ia lalu mengambil benda kotak bersegi panjang dan memainkannya. Ia menekan nomer Clara. "Aku tunggu 5menit, jika kalian tidak segera menampakan batang hidung kalian. Aku akan meninggalkan kalian dan tentu saja hukuman". Ucap Ivana lalu mematikan telponnya tanpa mendengar lawan bicaranya mengatakan sesuatu.
Sudah 10menit ia menunggu dan ia sekarang menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang bisa dibilang cukup keren.
"Style nya sangat bagus, aku suka. Seperti mafia". Ucap beberapa orang.
Ivana yang mendengar itu tersenyum smrik lalu memanggil wanita yang mengatakan itu kepadanya.
"Hay kau, kemarilah". Ucap Ivana meninggikan suaranya sambil melambaikan tangannya.
Wanita itu lalu menghampiri Ivana. Jujur saja ia takut, apa wanita yang dihadapannya ini mendengar perkataannya tadi.
Ivana lalu melepaskan kalung miliknya dan memberikannya kewanita itu." Simpanlah dengan baik, benda ini mahal". Ucap Ivana lalu memberikan kalung itu.
"Tidak perlu takut, aku hanya senang sebab kau mengatakanku keren tadi. jadi, terimalah pemberianku ini". Ucap Ivana menampilkan senyum manis miliknya.
Wanita itu lalu menerima pemberian Ivana." Terimakasih, t-tapi ini kelihatan mahal". Ucapnya gugup.
"Memang mahal, aku menyarankan kau menyimpannya dengan hati-hati". Jawab Ivana.
Kalung yang diberikan Ivana adalah kalung yang dihiasi batu merah delima. Batu permata itu senilai 300juta. Memang kalung itu terlihat simple tetapi tentu saja simple berharga fantasti adalah gaya seorang Ivana.
Ivana lalu melirik jam dan harus segera pergi."aku pergi dulu, jaga baik-baik". Ucap Ivana lalu menepuk-nepuk bahu wanita itu.
Ivana lalu meninggalkan wanita itu dan menyuruh Anggotanya untuk membawakan koper miliknya. Penjaga itu adalah anggota DOM yang sudah mengawasi leadernya dari jauh. Ivana memintanya untuk menjauh darinya karena merasa nyaman jika berdua saja bukan.
Wanita itu menatap pundak Ivana yang semakin menghilang." Wah, wanita itu sangat baik, tapi aku tidak ingat menanyakan namanya". Gumamnya lalu meninggalkan tempat itu.