Ke esokan harinya Marvel dan yang lainnya sudah berada di Vanscool. Terlihat wajah Zaen dan Arkan dipenuhi luka disekitar wajah akibat satu sama lain.
"Wajah tampanku !! Agh !!". Teriak Arkan Karena wajahnya bengkak akibat ulah Zaen.
Sedangkan Zaen yang memiliki banyak luka daripada Arkan hanya diam.
Ivana dan dkk mendatangi Mereka, terlihat raut wajah Tasya yang terkejut melihat kekasihnya dipenuhi luka diwajahnya dan sudut bibirnya yang bengkak.
"Ada apa dengan kalian ? Bertengkar ?". Tanya Clara mencoba menahan tawanya melihat ekspresi Arkan.
Ivana yang melihat hanya memutar balikan bola matanya." Mereka bertengkar, sama seperti kalian berdua". Ucap Ivana datar sambil meletakan kedua tangannya dikantong jaket.
"Ya Tasya, mengapa kau tidak khawatir melihat keadaan kekasihmu ini". Kata Lorenzo sambil tertawa.
Ivana dan yang lainnya bingung dengan perkataan Lorenzo. Ivana mengangkat salah satu alisnya dan menatap intens ke arah Tasya.
Tasya hanya diam, jujur saja ia juga cukup terkejut karena hubungannya dengan Zaen adalah rahasia.
"Mereka berdua berpacaran". Ucap Marvel tiba-tiba.
Mereka yang mendengar perkataan Marvel dibuat terkejut.
"Wah, wah !!". Ucap Stella tidak percaya.
"Apa telingaku salah mendengar ini ?". Ucap Gibrella lalu memandangi Tasya.
Sedangkan Clarissa tidak berekpresi apapun ia hanya memperlihatkan wajah datar sama seperti biasanya.
Sedangkan Ivana membulatkan matanya karena terkejut." Kenapa kau tidak mengatakan ini dengan kami ?". Tanya Ivana terlihat kesal karena ia tahu dari orang lain bukan dari Tasya sendiri yang menceritakannya.
"A-aku malu". Jawab Tasya sambil tertawa malu.
Mereka yang melihat wajah malu-malu Tasya dibuat ingin menguburnya hidup-hidup. Tasya yang terkenal dengan sikap bruntal dan agresif tidak bisa diam tiba-tiba merasa malu membuat mereka muak melihatnya dan ingin menghabisinya.
Ivana merasa ingin mengeluarkan isi perutnya melihat Tasya." Berhentilah bersikap seperti itu, kau membuatku ingin muntah !! Dan apa yang kau katakan tadi ? Malu ? Dimana sikap agresifmu itu". Ucap Ivana sinis.
Ivana memandangi Zaen dan mendekati Zaen." Kau ku izinkan dengannya, tapi jangan sampai membuatnya sakit hati apa kau mengerti tuan Zaen". Ucap Ivana.
Tasya yang mendengar itu tentu gembira karena ia diizinkan dengan Zaen. Sedangkan Zaen ia terlihat sangat gugup sekarang.
"Tasya !! Kenapa kau diam saja !! Cepat urus kekasihmu ini". Teriak Ivana.
"Wah, salah satu teman kita sudah memiliki kekasih, aku kapan ?". Ucap Gibrella sedih.
"Denganku saja". Jawab Lorenzo sambil mengedipkan matanya kearah Gibrella.
Gibrella memandanginya dengan tatapan jijik." Dih, lebih baik aku dengan Kim taehyung". Jawab Gibrella sambil mengkhayal bisa menikah dengan Kim taehyung anggota BTS.
"Gantengan juga Arkan". Ucap Arkan bangga.
Gibrella menatap mereka berdua dengan tatapan Menjijikan. Bagaimana bisa Mereka berdua dengan hanya memiliki bibir bengkak seperti itu mengalahkan Kim taehyung pria tertampan didunia.
"Urus saja wajahmu yang bengkak itu". Ucap Gibrella berusaha ingin tertawa.
"Kalian cocok, siapa tau giliran kalian yang akan berpacaran". Ucap Marvel.
Ucapan Marvel barusan membuat Gibrella dan Lorenzo tidak terima." Yak !! Aku tidak mau mempunyai pacar yang wajahnya saja seperti lumba-lumba". Teriak Lorenzo.
"Jadi kau mengatakan wajahku seperti lumba-lumba !! Baiklah aku juga tidak mau mempunyai pria berwajah seperti babi !!". Ucap Gibrella tidak mau kalah.
"Kau mengataiku babi ?!!". Teriak Lorenzo tidak terima.
Mark dan Clarissa mencoba manenangkan mereka berdua." Sudahlah seperti anak kecil saja". Ucap Mark mencoba menahan Lorenzo.
"Kau juga, dengarkan saja dia berbicara, anggap saja angin lewat". Ucap Clarissa.
Marvel dan Ivana yang melihat itu dibuat geleng-geleng kepala. Tanpa kalian sedari tadi Mark dan Clarissa sangat cocok. Mereka memiliki sifat dewasa dan dingin, mereka berdua seperti sepasang suami isteri.
"Wah, kalian seperti sepasang suami isteri saja, kalian berdua memiliki wajah datar dan dingin, sifat kalian hanya 11 12". Ucap Xavier lalu tertawa.
"Bagaimana jika mereka menikah dan seperti apa anaknya nanti Sel ?". Tanya Zaen berusaha menahan tawanya.
"Aku merasa anaknya bakal seperti es, dan datar seperti papan tulis". Jawab Marvel membuat semuanya tertawa.
Tidak dengan Mark dan Clarissa. Mereka hanya diam menunjukan ekspresi datar, mereka tidak ambil pusing omongan kosong para sahabatnya.
"Kalian berdua terlihat cocok". Ucap Clara tiba-tiba. Ia melihat Ivana dan Marvel bersebalahan dan menampakan aura mencekam dan kekuasaan.
Arkan menoleh dan memperhatikan Ivana dan Marvel." Bagaimana jika King dan Queen ini menikah ? Aku tidak bisa membayangkannya sekarang".
Marvel memancarkan senyumnya sedangakn Ivana merasa gugup sekarang." Diamlah !! Apa kalian sudah selesai ? Cepat ke kelas !". Perintah Ivana lalu meninggalkan mereka semua.
"Ya !! Tunggu kami !!". Teriak Gibrella lalu menyusul Ivana.
"Cepat ikut aku". Tasya menarik tangan Zaen dan membawanya untuk mengobati luka kekasihnya itu.
Sedangkan Arkan menggerutuk kesal." Apa aku harus mencari kekasih juga ? Tidak ada yang mengobatiku sekarang !". Gumam Arkan kesal.
Marvel yang mengembangkan senyumnya karena melihat Ivana malu membuatnya ingin mendapatkan Ivana segera. Ivana yang terlihat mulai menyukainya tapi ia tidak menyadarinya.
"Aku akan membuat dia menyadari perasaannya". Batin Marvel terdapat smrik yang menghiasi wajah tampannya.
Arkan yang melihat Sang leader tersenyum seperti itu dibuat Heran." Kenapa kau tersenyum ? Kau mencurigakan". Ucap Arkan.
"Jangan mencurigaiku". Ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan Arkan.
"Ya !! Kenapa semua orang meninggalkanku !!". Teriak Arkan lalu menyusulnya.
Sedari tadi ada yang memperhatikan mereka. Siapa lagi kalau bukan Vany sang cabe-cabean." Lihat saja nanti". Gumam Vany mengangkat sudut bibirnya.
Skip
Bell sudah berbunyi menandakan istirahat. Ivana yang berjalan sendirian ingin menuju toilet dan tidak sengaja berpapasan dengan Vany.
Ivana melirik Vany dengan tatapan tidak suka. Belum lagi ia harus memikirkan cara untuk memberinya pelajaran yang sempurna. Yaitu dengan cara memalukan.
Vany tiba-tiba menarik rambut Ivana dari belakang dan membuat Ivana tersentak." Ya !!". Teriak Ivana terkejut.
"Rasakan ini !! Karena sudah berani bergaul dengan Marvel !! Kau tidak pantas berteman dengan mereka yang mempunyai kekuasaan !!". Teriak Vany yang terus saja menarii rambut Ivana.
Ivana lalu menarik tangan Vany dan memutarnya. Sekarang posisi Ivana yang membelakangi Vany dan mengunci pergerakannya.
"Lepaskan !! Aku akan memberitahu ayahku !! Agh !!". Rintis Vany.
"Untuk apa ? Agar aku dikeluarkan dari sini ? Itu tidak akan terjadi". Bisik Ivana dengan suara beratnya.
Vany sudah tidak tahan menahan sakit yang diberikan Ivana. "Lepaskan aku !! Kau menyakitiku !!". Teriak Vany memberontak karena pergelangan tangannya sakit.
Ivana sontak melepaskan pergelangan tangannya." Seperti ini saja menangis, dasar". Ucap Ivana lalu melipat kedua tangannya.
Vany lalu meninggalkan Ivana dengan kaadaan mata sembab. Ia malu karena menangis di hadapan orang yang ia benci yaitu Ivana sendiri.
"Aku baru ingat tidak lama lagi ulang tahun vanscool, hmm aku mempunyai ide untuk ayahnya". Gumam Ivana menampilkan senyumnya.
Apa yang dipikirkan Ivana ?
Mari kita baca kelanjutannya :)