Hari demi hari mulai berlalu begitu saja. Hingga tak terasa, dua bulan telah Rosea lewati. Dia sengaja berdiam diri di Melbourne. Tak ada yang dia lakukan selain berkuliah dengan benar. Gadis itu benar-benar melakukan segala hal untuk melupakan masalah Ayahnya.
Hubungan Rosea dengan Ayahnya mulai membaik. Tetapi, rasanya tetap saja canggung akibat masalah dengan Jessly tersebut. Rosea masih marah. Tetapi, dia belum menentukan waktu yang tepat untuk melampiaskan amarahnya.
Yang akan Rosea hadapi nantinya bukan hanya Jessly semata. Tetapi, juga dengan Ayahnya mengingat ayahnya itu sangat mencintai Jessly. Entah apa yang ada di otak Tuan Zeas. Rosea sendiri sampai tidak bisa memikirkan dan menduganya. Mungkinkah pelet yang Jessly gunakan sangat kuat hingga Tuan Zeas bisa tertarik begitu saja pada perempuan berbisa tersebut?