Chereads / MY ROSE / Chapter 25 - 25. Kecerobohan Alaric

Chapter 25 - 25. Kecerobohan Alaric

Mata Rosea menajam seketika. Dia bisa mendengar dengan jelas ada suara perempuan di dekat Alaric.

"Alaric?" Panggil Rosea lagi. Dia naik, meraih ponsel Darren dan mulai meninggalkan kolam renang begitu saja. Darren yang melihat hal itu mengikuti Rosea hingga gadis itu terhenti di kursi ruang makan. Persetan dengan lantai yang basah.

Pria tampan itu meraih handuk, memberikannya pada Rosea agar gadis itu tak terlalu kedinginan.

"Alaric, jawab aku!" Sentak Rosea, berusaha membuat Alaric jujur. Dia tidak mempermasalahkan Alaric bermain dengan para pelacur. Dia hanya tidak suka saat Alaric membawa pelacur itu ke dalam tempat pribadinya seperti kamar hotel dan rumah.

"Maafkan aku, My Rose. Aku terlalu stres saat ini." Lirih Alaric, menyesali perbuatannya. Dia menjauh, berjalan menuju dapur dan duduk di sana.

Pria tersebut menunduk, menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya dengan cepat.

"Apa yang terjadi?" Tanya Rosea, menyadari pria itu sedang terlihat stres dan bermasalah.

"Masalahnya adalah... perempuan yang mengaku hamil saat ini adalah perempuan yang... ku ambil keperawanannya saat ku tidak sadar." Alaric terlihat gusar. Helaan napasnya terdengar berat dan kasar.

Mendengar ucapan Alaric, tentunya membuat Rosea merasa marah dan kesal. Tak hanya Rosea, Darren juga demikian. Dia yang tadinya tidak ingin ikut campur kini mulai marah.

"What a fudge?" Umpat Darren, merasa tidak menyangka.

"Kau tidak akan selamat kali ini sepertinya, Alaric." Geram Darren.

Alaric yang mendengar itu merasa hampir gila. "I can't pass it, D*mn !" Balas Alaric, mengumpat.

"Kau bilang kau tidak bisa melewati ini?! Kau sendiri yang memulainya, Alaric." Kesal Rosea. Dia benar-benar tidak habis pikir kali ini. Selain kecewa, dia juga merasa sangat marah.

"My Rose, bantu aku.... dia sudah hamil dua bulan. Kumohon bantu aku untuk membuktikan bahwa itu bukan anakku." Alaric memohon. Dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Semuanya terlalu mendadak. Bermula saat Alaric sedang berada di kantornya, seseorang menghubungi dia dan mengatakan bahwa Alaric harus bertanggung jawab. Perempuan itu mengancamnya akan membeberkan berita ini ke media jika Alaric tidak mendatanginya.

Merasa marah, Alaric awalnya tidak percaya. Bukan sekali dua kali Alaric mendapat panggilan seperti ini. Sudah banyak perempuan yang mengaku tengah hamil anaknya dan mengancam Alaric dengan banyak hal. Namun, pada akhirnya tetap saja tak terbukti. Usia kehamilan mereka dengan kapan berhubungan dengan Alaric terpaut cukup jauh.

Namun, kali ini berbeda. Seseorang yang mengaku hamil adalah seseorang yang pernah Alaric lecehkan secara tidak sengaja. Hal itu masih berbekas di ingatan Alaric.

"Bagaimana jika itu ternyata benar-benar anakmu?" Tanya Rosea, membuyarkan lamunan Alaric. Pria itu memejamkan matanya sejenak. Dia belum berpikir sampai ke situ. Selama ini, yang ada di pikirannya hanya kemustahilan. Mustahil seseorang hamil karenanya. Bagaimanapun juga, Alaric adalah orang yang sangat teliti dan berhati-hati dalam masalah seperti ini.

"Mau tidak mau kau harus bertanggung jawab dan menikahinya, Alaric." Lanjut Darren, menimpali ucapan Rosea.

Alaric mendelik. Cekraman pada ponselnya kini semakin mengetat. "Aku belum menyerah dalam pertempuran ini. Kau memanfaatkan situasi, Darren!" Teriak Alaric, merasa cukup kalut.

"Siapa yang memanfaatkan situasi? Kau sendiri yang bodoh, Alaric." Balas Darren merasa tidak terima.

Rosea berdecak, melirik Darren dengan tajam, menyuruhnya untuk diam dan tidak ikut campur lebih. Rosea tahu betul apa yang sedang Alaric rasakan saat inu. Dipastikan Alaric sedang ketakutan dan merasa syok.

"Apa rencanamu sekarang, Alaric?" Tanya Rosea.

Alaric kini juga berusaha untuk menetralkan emosinya. Dia mengontrol napasnya yang terlalu menggebu dan cepat. "Tes DNA." Jawab Alaric.

"Tes DNA hanya bisa dilakukan saat usia kandungan tiga bulan. Dan itu bisa berakibat fatal untuk janin. Itu bisa menyebabkan keguguran, Alaric." Rosea terlihat tidak setuju dengan hal tersebut. Jika benar bahwa anak di dalam kandungan perempuan tersebut adalah anak Alaric, maka Alaric akan membunuh anaknya sendiri jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Lalu apa yang harus kulakukan, My Rose?" Suara Alaric terdengar sangat pasrah. Rosea ikut sedih saat mendengarnya.

"Tunggu dia melahirkan. Setelah itu, kau bisa melakukan tes DNA dengan aman."