Rosea benar-benar tidak habis pikir. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari namun dirinya masih saja tak bisa tidur. Alaric benar-benar mengganggu pikirannya. Membuat Rosea harus berpikir susah payah untuk memecahkan masalah pria itu.
"Kau masih memikirkannya?" Suara serak Darren kini terdengar, membuat Rosea menarik napas sejenak.
"Hm... aku kasihan padanya." Jawab Rosea.
"Itu salahnya sendiri, My Rose." Kata Darren.
Rosea tahu betul bahwa ini adalah sepenuhnya kesalahan Alaric. Pria itu selalu tak bisa mengontrol nafsunya. Menebar sperma kesana-kemari tanpa pandang bulu. Berkali-kali Rosea sudah memberinya peringatan agar berhati-hati.
Tetapi, Alaric seolah tidak mau mendengar. Dia seakan menulikan pendengarannya, memilih untuk tidak mempedulikan ucapan Rosea dan kembali mengulangi kesalahannya.