Tangan Alaric tak henti-hentinya mengusap perut Rosea. Dia kegirangan setiap kali terdapat pergerakan di dalam sana.
"Dia laki-laki, My Rose. Lihatlah, sekuat apa dia menendang!" Alaric masih saja keukeuh bahwa anak di dalam kandungan Rosea ini laki-laki.
Hal itu membuat Rosea merasa sedikit jengah. "Laki-laki ataupun perempuan, dia tetap anakmu sial-"
"Jangan mengumpat sayang... bukankah aku sudah memperingati mu mengenai itu?" Potong Alaric cepat, sebelum istrinya mengumpat.
Rosea hanya menghela napasnya pelan. Sejujurnya, dia merasa sedikit gugup.
"Kau gugup sayang?" Tanya Alaric, menyadari istrinya tiba-tiba bersandar pada lengannya.
"Hm. Aku takut Baby Cheetah kenapa-napa, Alaric..." jawab Rosea pelan.
Alaric tertawa kecil mendengar hal itu. "Baby Cheetah baik-baik saja, sayang. Kau tidak perlu khawatir. Dia sangat sehat dan kuat." Ucap Alaric dengan penuh percaya diri.
