"Kau sudah tahu kemana tujuanku yang sebenarnya?" Rosea terkejut mendapati Darren yang memutar setirnya menuju rumah sakit tanpa di perintah.
Mendengar hal tersebut, Darren tertawa kecil. "Tentu saja, My Rose. Jika kau mengajakku, melibatkan diriku, dipastikan rumah sakit adalah tujuannya." Balas Darren.
Rosea tersenyum hangat. Dia menyandarkan kepalanya pada jok mobil, memperhatikan pemandangan di depan. Jarak dari mansion ke rumah sakit cukup jauh.
"My Rose, kau bersungguh-sungguh soal menikah minggu depan?" Tanya Darren mendadak.
Rosea menoleh. Dia mengangguk ringan. "Memang kenapa?" Balasnya.
"Bagaimana dengan pengobatanmu? Aku tidak akan menyetujui pernikahan ini jika kau harus berhenti kemoterapi." Kata Darren.
Rosea tersenyum simpul. Senyum gadis itu terlihat menyedihkan. Sejujurnya, Rosea sendiri merasa kebingungan. Tetapi, gadis itu seolah dikejar waktu untuk memberi keturunan pada keluarganya.