"Kau benar-benar hamil, Rosie?" Tanya Dad Zeas.
Rosea membelalak. Dari sekian pertanyaan mengejutkan yang pernah dia terima, ini adalah puncak dari rasa kagetnya.
"Hamil? Ayah, berhentilah menuduh Rosie. Lagipula baru semalam Rosie kehilangan keperawan..." suara Rosea mengecil setelah menyadari dirinya yang nyaris keceplosan. Tidak, bahkan sudah keceplosan.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, merutuki dirinya sendiri. "Sialan." Umpatnya pelan.
Alaric di sampingnya tertawa kecil. Tangannya merengkuh pundak Rosea hangat, mengusap punggungnya. "Darren dan Ashana sudah menetapkan tanggal pernikahan?" Tanya Alaric.
"Bulan depan tanggal enam belas." Jawab Darren.
"Kalau begitu, terpaksa harus kudahului, kakak satu hariku. Karena aku tidak ingin durhaka pada Dad Zeas, jadi aku dan My Rose sudah menetapkan tanggal pernikahan kami. Yaitu, minggu depan." Ucap Alaric.