Alaric mencari keberadaan Rosea dimana-mana. Tegapi, gadis itu seolah lenyap dan tak ada. Berkali-kali pria itu mencoba menghubungi Rosea. Namun, selalu tak ada jawaban.
"Astaga, My Rose, di mana kau sebenarnya?!" Gumam Alaric sembari terus mencoba menghubungi Rosea.
Tiba-tiba saja, seseorang menepuk pundaknya. Alaric berharap itu adalah Rosea. Dia membalik tubuhnya dengan cepat, kemudian senyumnya lenyap seketika.
"Kau yang menyembunyikan My Rose?!" Sentak Alaric. Matanya yang tadi penuh ke khawatirkan seketika berkabut kemarahan.
"Katakan dimana My Rose, Jessly?!" Jessly, perempuan yang tadi menepuk pundak Alaric menghela napasnya.
"Rosea pulang ke mansion, Alaric. Dia tiba-tiba merasa pusing dan tidak enak badan." Jawab Jessly dengan suaranya yang tenang. Tak ada ketakutan sedikitpun dalam dirinya saat berhadapan dengan Alaric. Meskipun Alaric membencinya, tetapi Jessly maklum. Dia memang sudah kelewatan dalam membalas dendam menggunakan pria ti depannya ini.