"Kau mempercayainya?" Sepulangnya Jessly, Alaric langsung mencerca Rosea dengan segudang pertanyaan yang ada.
Salah satunya adalah, apakah Rosea benar-benar mempercayai perempuan sialan itu.
"Aku mempercayainya, Alaric." Jawab Rosea mantap.
Alaric menyipitkan matanya, terlihat tidak suka pada tindakan Rosea saat ini. Bagi Alaric, sekali musuh maka dia akan menjadi musuh selamanya.
"Dia akan mengkhianati mu, My Rose!" Nada bicara Alaric sedikit meninggi, memperlihatkan bahwa dia tengah emosi.
Rosea tidak peduli. Dia menyandarkan punggungnya pada kepala sofa, menatap langit yang hari ini cukup cerah.
"Bukankah langit sedang sangat indah? Apa Mom juga ada di sana?" Ujar Rosea tiba-tiba.
Alaric menghela napasnya. Jika gadis itu sudah mengalihkan topik pembicaraan, tandanya dia sudah membulatkan keputusannya. Dan Alaric tak akan bisa mengubahnya apapun yang terjadi.
