Darren dan Ashana datang hanya untuk menyapa. Mereka juga sempat membahas beberapa masalah perusahaan dengan Alaric. Hanya itu, tidak lebih.
Saat ini, tertinggal Rosea dan Alaric berdua di dalam mobil. Pria itu tampaknya sangat kesal. Alaric masih marah karena Rosea sangat keras kepala tidak mau memeriksakan dirinya.
"Aku baik-baik saja, Alaric." Kata Rosea berkali-kali, berusaha meyakinkan pria itu.
Sayangnya, Alaric tetap diam tak mau peduli. Kali ini, dia bukan lagi merajuk. Alaric marah!
"Alaric?" Rosea benar-benar tidak tega membohong pria itu. Dia merasa bersalah. Tetapi, di sisi lain ini juga belum pasti.
Rosea belum memeriksakan kondisinya di rumah sakit. Hal itu yang membuatnya kerasa bahwa dia baik-baik saja.
Kalaupun dia sudah memeriksakan dirinya nanti, akan ada kemungkinan Rosea memberi tahu keluarganya. Dia tidak ingin pergi begitu saja tanpa pamit tentunya.
Lagipula, Rosea membutuhkan support untuk menghadapi penyakit ganas ini.