"Kau sudah mempertimbangkan mengenai hadiah yang ku inginkan?" Darren dengan pakaian formal berwarna abu-abu menatap Ashana yang saat ini sedang mengaduk kopi nya.
Nyaris saja kopi yang Ashana buat tumpah setelah mendengar ucapan Darren. Entah apa yang terjadi pada pria itu sehingga menghampirinya ke dapur.
"Apa Anda mau kopi juga, Sir? Anda tinggal menghubungi saya tanpa perlu ke sini." Ashana mencoba mengalihkan percakapan yang tadi Darren buat.
"Kau mengalihkan topik pembicaraan." Sindir Darren. Pria itu bersandar pada pantry dapur, memperhatikan Ashana dengan kedua matanya.
"Apa yang Anda inginkan benar-benar itu, Sir?" Tanya Ashana ragu.
Darren mengangguk sambil berdeham. "Hanya itu."
Mendengar hal tersebut, Ashana merasa sangat gugup. Tak mungkin dirinya mengiyakan begitu saja. "Saya akan melalukan apapun... tapi jangan itu, Sir. Ehm... tubuh saya tak seindah tubuh Rosea." Ashana menelan ludahnya susah payah, tak tahu harus dengan alasan apa dirinya menolak.