Bug!
Bug!
Bug!
"Aw! Sakit, My Rose! Sakit!" Alaric terus berteriak kesakitan saat Rosea memukulinya dengan bantal berkali-kali. Perihal dia yang berniat mengambil 'mahkota' Rosea, dirinya justru berakhir menjadi samsak untuk gadis itu.
"Kau sendiri yang salah! Seenaknya bilang seperti itu." Rosea menyerah. Dia menghela napasnya. Duduk di atas ranjang dan meletakkan bantal yang digunakan untuk memukuli Alaric tepat di wajah pria itu hingga kesulitan bernapas.
"Sorry." Kata Rosea menyadari Alaric yang memberontak karena nyaris mati kehabisan napas.
"Hah... hah... kau mau membunuhku, My Rose?!" Kesal Alaric. Pria itu segera meraih segelas air putih yang disiapkannya di atas nakas, kemudian meminumnya hingga habis tak tersisa.
"Tidak. Aku tidak mau membunuhmu. Aku hanya sempat berniat membuatmu tak bernapas." Jawab Rosea dengan ringannya. Gadis itu kembali berbaring, menatap langit-langit kamar Alaric yang terlihat mewah dengan lampu kristal harga fantastis.