"Aku belum memilih siapapun, Alaric. Kau ini, berhentilah berpikiran negatif! Bisa saja aku memilihmu." Rosea segera beranjak dari ranjang. Dia berjalan menuju kamar mandi berharap bisa menghindari Alaric.
Sedangkan Alaric yang sudah mengetahuinya hanya bisa menghela napasnya berat. Dia harus benar-benar menyusun rencana agar bisa membuat Rosea menjadi miliknya. Apapun yang terjadi.
***
Rosea memijat kakinya sendiri. Manik matanya kini memandang luas pada hamparan kota Melbourne. Tak terasa, dirinya sudah sampai di penthouse nya. Sedangkan Alaric dan Darren juga kemungkinan sudah sampai di Indonesia.
Sesampainya di penthouse, gadis itu segera membersihkan diri dan makan. Setelahnya dia beristirahat, kemudian baru mulai mengerjakan tugas-tugas kuliahny.