Jie berjalan dengan beberapa tumpukan buku di tangannya. Wajah cantik itu terlihat berseri-seri. Ia masih mengingat kejadian waktu pagi itu yang selalu terngiang-ngiang dalam benaknya.
Entahlah, melihat perlakuan A kepadanya, walaupun Ia berusaha untuk menghindari lelaki itu, tapi A tetap peduli kepadanya. Sesaat itu membuatnya menjadi merasa bersalah, karena telah menyakiti perasaan lelaki itu.
Ia tidak ingin meninggalkan A, tapi demi lelaki itu. Sekali lagi demi A, Jie mampu melakukan apapun.
Tak peduli seberapa keras ia menyakiti perasaan lelaki itu, A tetap mencintainya. Yah, Jie dapat melihat itu dari mata A. Mata tajam yang setiap hari diam-diam untuk ia tatap. Mata yang selalu membuatnya lega.
Sungguh, saat ini jantungnya masih berdegup kencang, walau tak sekencang saat bersama A di dalam taksi tadi serta sikap A saat di kelas benar-benar membuat Jie sangat bucin kepada lelaki itu.