"Jangan balapan." Jie menggeleng pelan dengan tatapan sendu menatap A.
A berusaha untuk tidak terenyuh dengan wajah sendu di hadapannya ini. Ia membuang muka ke arah lain sambul berkata, "Lebih baik lo pulang sana! Gue gak mau lihat wajah lo di sini." Dengan kasar A mendorong tubuh Jie. Hampir saja membuat tubuh gadis itu terjatuh.
"A! Dengarkan dulu apa yang aku katakan." Jie menangis. Airmatanya mengalir.
Melihat gadisnya menangis, hati A terasa sakit. Ingin sekali dia menghapus airmata Jie itu. Namun, egonya yang sangat besar mengalahkan hal tersebut.
"Apa yang harus dibicarakan, Jie? Lo udah gak cinta sama gue lagi. Lo lebih milih oranglain daripada gue. Sekarang, kenapa lo peduli sama gue, huh?!" A menjadi kacau. Lelaki itu meraup wajahnya kasar.
A menjadi merasa bersalah dengan Jie yang menangis.
"Aku ... cinta sama kamu, A! Itu gak benar. A-aku, gak milih dia."