"Bangsat! Masa Master kita ini disuruh nyuci toilet? Ya kali orang setampan dia dijadiin babu?"
Sontak saja tatapan mereka tertuju kepada Alfraid yang sedang mengupil sesekali meminum jus alpukatnya. Mereka geleng-geleng kepala melihat tingkah Alfraid.
Entah lelaki itu sadar atau tidak sadar dengan tatapan yang kini terfokuskan kepadanya.
Detik kemudian, Alfraid memutar kepalanya menoleh melihat sahabat-sahabatnya itu. Ia mengangkat satu alisnya sebelah seakan-akan Alfraid tidak tahu kenapa sahabat-sahabatnya itu menatapnya horor.
Dengan tanpa dosa ia bertanya, "Kenapa natap gue kek gitu? Gue emang tampan kali jadi gausah natap gue kek gitu juga." Setelah itu, Alfraid kembali menikmati jus alpukatnya.
Geram, Rayn yang berada di sampaing Alfraid lantas menggeplak kepala lelaki itu membuat sang empu mengadu kesakitan seraya mengelus kepalanya. Ia menatap sangar Rayn. "Lo apaan, sih kodok hijau main geplak kepala gue? Lo kira gendang nih kepala?" dumel Alfraid ala emak-emak.