"Jie, lo kenapa?" tanya Gilang karena Alister memberikan tanggungjawab menjaga Jie kepada dirinya. Entah kemana perginya lelaki itu? Tiba-tiba saja pamit untuk pergi.
"Sus, hati-hati."
Gilang tambah menatap gadis itu dengan aneh, sedangkan sang suster hanya terkekeh. Rayn juga tersenyum melihat ketakutan Jie yang menurutnya lucu. Padahal hanya suntikan begini bagaimana Rayn bisa takut. Dia laki-laki, rasa sakit sesaat itu tidak masalah. Terlebih Rayn selalu merasakan sakit saat ia kecil. Jadi, itu bukan hal kecil baginya.
Suster itu pun mulai menyuntik Rayn membuat Agandara menutup matanya tidak sanggup melihat. Hanya beberapa saat, suntikan pun ditarik dari lengan Rayn. Suntik itu kemudian diletakkan di kotak yang steril yang dibawa suster itu tadi. Agandara baru membuka matanya. Mereka menghela nafas lega karena itu sama sekali tidak membuat Rayn merasa sakit, justru senyum yang mereka lihat di wajah lelaki itu.