Malam yang mencekat bagi Gilang dan Alister. Bagaimana tidak? Sudah satu jam kepergian Argan dan pria paruh baya itu belum pulang juga. Ditelfon tidak diangkat. Mereka begitu khawatir jika benar Argan sudah tahu apa yang terjadi selama ia tidak ada di sini.
Syok.
Ya, ketika syok Argan akan sangat sulit mengontrol emosinya. Apalagi keadaan itu sengaja disembunyikan darinya. Raut wajah keduanya begitu gusar.
Alister duduk di sofa sambil menggigiti kukunya, sementara Gilang mondar-mandir tidak jelas di hadapan Alister, memikirkan tempat apa saja yang akan Ayahnya itu kunjungi disaat syok berat seperti ini.
Jelasnya, Gilang dan Alister yakin jika Ayah mereka itu sudah tahu semuanya.
Alister menyesal, kenapa ia tidak jujur saja? Daripada jatuhnya begini.
"Lang."
Gilang menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke belakang yang jujur saja Alister pusing melihat kakaknya itu mondar mandir di hadapannya.
"Apaan?" tanya Gilang tak santai.