Dengan penuh kehati-hatian, Alister bangkit dari atas brankar, mengubah posisinya menjadi duduk dengan kaki menapak pada lantai. Lelaki itu tersenyum manis kala seorang gadis baru saja masuk ke dalam ruang rawatnya. Jie tersenyum lebar, berlari kecil dan memeluk Alister yang sudah rapi dengan kaos oblong hitam serta celana jeans panjang. Tadi, suster baru saja keluar dari ruangan Alister untuk membantu melepaskan infus lelaki itu.
Alister membalas pelukan sang gadis. Satu tangannya terangkat memeluk erat pinggang Jie dan tangan yang satunya lagi sibuk memperbaiki rambut Jie yang agak berantakan.
Pelukan pun terlepas. "Rambutnya diikat aja. Kasihan nanti kalo kusut, 'kan jadi repot nyisirnya nanti," nasehat Alister yang dibalas cengiran kuda oleh gadis cantikdi hadapannya.
Santai, Jie melingkarkan tangannya di leher Alister. Tentu saja dengan senyum yang mengembang membuat Alister tergerak untuk mengusap bibir merah gadis itu yang sudah dioleskan liptin.