Pagi hari di Amerika sekitar jam 8, Oka sudah bangun sedaritadi. Bahkan, sebelum Argan beranjak dari atas kasurnya. Lelaki dingin berwajah jutek itu kini tengah berkutak di dapur. Oka berniat membuatkan sarapan untuk Argan juga dirinya.
Beruntung, semalam sepulang dari kantor Oka menyempatkan diri untuk membeli bahan-bahan makanan. Bukannya mereka tak punya uang buat pesan makanan ataupun makan di restoran mewah, tapi membuat makanan sendiri sedikit berbeda sensasinya. Selain itu, makanan yang dibuat sendiri lebih sehat.
Serasa sudah ahli, Oka begitu rileks memainkan peralatan dapur. Setengah makanan yang ingin dibuatnya sudah tersaji di atas meja makan. Oka melap peluh keringatnya, begitu melelahkan memang. Namun, rasanya begitu bahagia karena selama ini Oka jarang memasak.
