Chereads / PORTA LOKA : Land of 12 Gates / Chapter 13 - Chapter 12 : Masa Lalu Glara (1)

Chapter 13 - Chapter 12 : Masa Lalu Glara (1)

Kazo meneriakkan semua kalimatnya dengan lantang dan tegas. Menatap lekat dan tajam pada mata gelap gadis yang berdiri di seberangnya. Tapi respon gadis itu sungguh mengejutkan, dia malah tertawa pelan yang terdengar miris dan meremehkan.

"Takdir? Omong kosong macam apa itu? Yang kalian miliki itu bukan takdir, tapi keserakahan!" tukasnya dengan lantang.

Kazo tercekat, terlebih saat Glara terus memandangya dengan tatapan penuh kebencian.

"Kenapa kau begitu membenci keluargaku? Bukankah mereka yang sudah menyelamatkan negeri kalian dari kehancuran beberapa ratus tahun yang lalu. Lantas apa yang membuatmu begitu membenci kami?"

Glara tampak menyeringai. "Benar. Tidak ada yang bisa menyangkal kebaikan hati para Bangsawan Hiroki. Mereka adalah pahlawan, melindungi Porta Loka dan mengembalikan keseimbangan alam dan kehidupan di dalamnya. Kami semua tau itu. Tapi... Kalian juga tidak berhak mengasingkan kami, hanya karena leluhur kami melakukan kejahatan di masa lalu. Dan karena peraturan kejam dari keluargamu, semua keluargaku meninggal karena pembantaian yang kalian lakukan!" Glara berteriak berapi-api.

"Apa maksudmu?"

Kazo bisa merasakan kemarahan dan kebencian gadis itu hanya melalui tatapannya. Guratan kesedihan terpancar dari wajahnya. Meski tertutupi rasa benci dan marah, tapi Kazo masih bisa melihatnya. Terlebih saat Glara seperti tidak sadar bahwa dia baru saja menitikkan air matanya.

"Apa maksud dari ucapanmu? Memangnya apa yang sudah dilakukan keluargaku? Kenapa kau begitu membencinya?" teriak Kazo sekali lagi.

"Kau ingin tahu?" tanya Glara dengan suara bergetar. "Biar kuberitahu. Namaku Lelia Nolan Glara. Keturunan dari Bangsawan Nolan, salah satu dari tiga Bangsawan yang dianggap menjadi pengkhianat."

18 tahun yang lalu.

Bangsa Rania dan Arya dulu hidup damai berdampingan dengan para makhluk yang menghuni dari sebelas gerbang yang selalu terbuka (gerbang dua belas/gerbang Hiroki satu-satunya gerbang yang tidak boleh dibuka). Sebelas gerbang itu adalah Ener, Ain, Veda, Shi, Maj, Yuwol, Nolan, Lunar, Medi, Ju, dan Nover.

Namun semenjak kejadian tiga orang dari Bangsawan yang melakukan kejahatan (Veda, Nolan dan Nover), membuat sebelas gerbang yang lain juga ditutup dan hanya dibuka untuk para peserta ujian. Dan itu membuat Bangsa Arya dan Rania memiliki hubungan yang pelik, karena tiga Bangsawan yang membelot itu semua terlahir dari Bangsa Arya.

Dan sejak saat itu, pihak kerajaan memberikan kebijakan baru untuk mengasingkan para Bangsawan Veda, Nolan dan Nover di dalam gerbang masing-masing sebagai bentuk hukuman dan juga menghindari kembali terjadinya pemberontakan yang bisa menyebabkan kejadian di masa lalu terulang kembali. Hal itu juga yang membuat tiga Bangsawan itu mendapat predikat buruk dari rakyat dan menganggap mereka sebagai sosok antagonis.

Pengasingan itu juga terjadi dengan Glara dan keluarganya. Ia lahir dan hidup terasing di dalam gerbang, terlunta-lunta dan menyembunyikan diri kesana kemari dari makhluk-makhluk tak kasat mata yang sering mengganggu dan bahkan bisa menyedot energi mereka.

Dan sejak saat itu Glara begitu membenci sang Raja dan semua keturunannya. Dia membenci apapun yang menyangkut tentang Bangsawan Hiroki, Bangsa Rania dan juga Bangsanya sendiri yang ikut mengasingkan mereka di dalam gerbang.

Kebencian Glara semakin memuncak saat kejadian yang terjadi di malam itu. Di malam purnama, tepat saat dia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh tahun.

Glara menatap kue yang tersusun rapi dari umbi-umbian yang dihadiahkan untuknya. Pesta ulang tahun kecil-kecilan itu sudah berlalu sekitar satu jam yang lalu, namun gadis itu masih terus menatap kue ulang tahun itu dengan perasaan yang bahagia.

Ayah, ibu dan kakaknya sudah terlelap sejak tadi, tertidur di atas lapisan daun talas yang mereka temukan di sekitar gua. Begitu juga dengan kerabatnya yang lain sudah tampak terlelap di atas rerumputan kering yang dijadikan alas untuk tidur. Untung saja saat ini sedang musim panas, jadi gua tidak terlalu lembab.

Sudah dua hari ini mereka berpindah-pindah tempat, mencari gua yang kedap suara dan terlindung dari penglihatan makhluk-makhluk diluar sana. Terutama Rusalka. Dia adalah hantu wanita yang mendiami Danau Pati di wilayah Nolan bagian utara. Dan sudah hampir satu minggu hantu itu terus menampakkan dirinya di tengah malam, bernyanyi di tempat terbuka untuk menarik mangsa agar mengikutinya ke dasar danau.

Glara sudah tidak heran dan takut dengan keberadaan hantu-hantu dan juga makhluk tak kasat mata lainnya. Dia sudah hidup bersama dengan mereka sejak lahir, asalkan mereka tidak mengganggu dan menyerap energinya itu tidak jadi masalah. Selain keberadaan makhluk-makhluk itu, gerbang Nolan memiliki tempat dan suasana yang begitu sunyi dan mencekam.

Namun di tempat inilah para penguasa dan pengendali pikiran tercipta. Para makhluk tak kasat mata itu membantu para peserta ujian untuk mendapatkan gelar sebagai pengendali pikiran seperti seorang telekinesis.

Saat itu Glara masih melamunkan tentang mimpinya untuk bisa melihat dunia luar. Dunia yang ingin ia rasakan seperti anak-anak lainnya. Hidup bahagia dan bermain bersama, berlatih dan juga memasuki gerbang untuk menjalani ujian bersama-sama.

Tapi karena Glara tidak pernah bisa merasakan itu, terkadang timbul rasa iri dihatinya dan sering bekerjasama dengan para hantu disana untuk menjahili para peserta ujian agar mereka gagal. Setidaknya itu impas dengan rasa sakit yang dialaminya selama ini.

Namun Glara kini sudah tidak terlalu memikirkan tentang rasa sakit hatinya. Karena malam ini adalah malam terakhir baginya dan juga keluarganya berada di dalam gerbang ini. Pencabutan hukuman bagi mereka sudah diumumkan, dan besok prajurit Loka akan datang menjemput mereka di perbatasan Gerbang yang berada di Nolan bagian timur.

Itu artinya Glara akan bisa melihat dunia luar, dia bisa melihat Porta Loka yang selama ini selalu diimpikannya. Dia akan hidup normal seperti anak-anak lainnya, berlatih dan memasuki gerbang ujian dan lulus dengan nilai sempurna agar bisa menjadi orang-orang yang kuat untuk melindungi Porta Loka. Dia akan membuktikan bahwa Bangsawan Nolan bukanlah seorang pemberontak.

Kami bisa menjadi pahlawan yang lebih hebat dari Bangsawan Hiroki. Itulah yang selalu menjadi motto hidupnya.

Glara tiba-tiba menguap. Malam sudah semakin larut, sinar bulan purnama yang menembus masuk ke dalam gua sudah tampak semakin condong. Glara berjingkat-jingkat menuju tempat penyimpanan makanan dan meletakkan kuenya dengan hati-hati.

Dia akan memakan itu besok pagi dengan keluarganya sebelum berangkat menuju Nolan bagian timur. Gadis itu lalu kembali ke tempat tidur, menarik selimutnya yang terbuat dari anyaman daun kelapa. Glara kembali menguap lalu memejamkan matanya dengan senyum mengembang dibibirnya. Dia akan bermimpi indah malam ini.

Tapi Glara tidak tahu, malam ini akan menjadi malam paling kelam yang tidak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.