Suites resort convention center di dekorasi seindah mungkin malam ini. Bunga bunga segar yang wangi semerbak, tumpukan Piramida gelas dengan ketinggian menjulang yang membuat mata tamu tamu penting terkagum kagum, pahatan balok es yang meliuk liuk indah dengan aliran kecil wine di tengahnya yang membentuk seperti dispenser segar dan mengubah selera.
Semua tamu undangan duduk rapi pada tiap meja yang dihuni dari dua hingga empat orang tiap tiap anggota keluarga.
Pada panggung, hiburan dan MC terkemuka terus menghibur penonton dan memulai acara dengan begitu manis dan penuh semangat.
Pada sayap kiri ada keluarga Lu sebagai tuan rumah, dia.. maksudnya tuan dan nyonya Lu, bersama putri mereka yang tampak begitu cantik memukau dengan balutan dress terbuka pada bagian atasnya, ada tali kecil yang transparan sebagai penyangga dress itu agar tak merosot jatuh. Mungkin..
Miran memang memiliki paras cantik dengan kulit bersih putih dan berkilau diterpa lampu lampu kristal dari segala arah malam ini. Wajar saja kalau dia sedikit mencuri perhatian, dia tak kalah menawan daripada artis artis ibu kota yang dibayar mahal untuk menghibur para tetamu.
Sementara Lily, ya.. tentu saja dia bergabung malam ini, gadis itu mengenakan kemeja putih dan rok span hitam dengan fantopel di kakinya, dia mengenakan apron berwarna merah sama persis dengan staff hotel malam ini. Sejak tadi dia mondar mandir membantu panitia untuk mempersiapkan semuanya dengan benar dan tak melakukan kesalahan barang sedikit pun.
Menyadari ada Miran malam ini tentu sedikit membuat Aoran gugup, dia berkali kali merapikan penampilannya, membuat Vira menautkan alis heran.
"Sini.." ujar Vira menggantikan tangan Aoran yang sejak tadi membetulkan dasi berwarna perak yang melilit lehernya.
"Ini sudah pas, apa tak nyaman?" Tanya ibunya penuh perhatian, selama perjalanan putranya ini selalu saja memegang pangkal lehernya, Vira menepis pundak Aoran dengan lembut, menatap penampilan sempurna putranya dan tersenyum.
"Kau sangat tampan sayang, kau tampak gagah dan berkharisma, kau bahkan tiga kali lebih tampan daripada ayahmu saat dia masih muda.." ujar Vira mengacungkan jempol, dia mengucapkan semua kalimat itu agar Aoran berhenti bertingkah canggung. Putranya itu hanya membuang wajah tanpa mengucapkan terima kasih atas pujian ibunya.
"Ehem!" Vino berdehem mendengar ucapan istrinya tadi. "Meski begitu mami mu jeritannya sangat kencang kalau sudah Daddy ehem!" Ujar Vino mengangkat kedua telapak tangan dan bertepuk dengan wajahnya yang mesum.
"Apa itu!" Gusar Vira dengan wajah jengkel, apa itu artinya hubungan ranjang? Bisa bisanya Vino mengatakan hal seperti itu pada putranya, dia bahkan masih di bawah umur, Vira menggeleng kesal melihat tingkah suaminya.
"Sayang, jangan bicara seperti itu pada Aoran.." pinta Vira sedikit mengancam.
"Aku hanya bicara kejujuran, Aoran mungkin lebih tampan, tapi dia belum tentu bisa membawa satu gadis dan--"
Vino menghentikan ucapannya melihat sorot mata Vira menyala terang seperti bola api.
"Ah Oka siap!" Akhirnya Vino hanya menggaris senyuman saja. "Aoran tadi Daddy hanya bercanda ya, jangan kau ambil hati, kau tahu kau masih di bawah umur, ah.. lagipula kau tak bisa mendekati seorang gadis kan. Daddy ingat, bahkan kau sampai terluka karena seorang gadis, jadi.. kau harus sabar sabar ya.. kadang gadis gadis itu memang sulit dimengerti.." oceh Vino panjang lebar membuat nafas berat istrinya terdengar begitu jelas.
"Oke. Kita sudah sampai!" Vino membuka pintu mobil, dia mengemudi sendiri dua penumpangnya malam ini.
Setelah turun dia membukakan pintu untuk istrinya.
Sementara Aoran, menunggu waktu beberapa detik untuk keluar dari mobil, pemuda itu mengatur nafas dan mencoba menenangkan debaran jantungnya yang sejak pergi tadi terus meronta ronta.
Dia pasti sangat cantik malam ini! Aku bahkan tak bisa membayangkan seperti apa dia malam ini!
Batin Aoran terus menjerit tak karuan, membayangkan bertemu Miran dalam balutan dress pesta membuat pemuda itu gugup, hingga langkah kakinya tampak sedikit kaku.
"Ada apa nak, apa sepatumu tidak nyaman?" Tanya Vira heran dengan langkah asing putranya itu.
Aoran menggeleng kecil dan mengatakan semua baik baik saja kok, mami jangan terlalu berlebihan, dan jangan terlalu menunjukkan kasih sayangnya malam ini, dia bukan bocah SD lagi kan.
Tapi Aoran tak bisa mengatakan semua itu dengan lantang, dia tak bisa menyakiti hati ibunya yang tampil menawan dengan balutan dress selutut model fit body, pinggangnya masih tampak langsing, dadanya tampak kencang, pantas saja sejak tadi Vino terus merangkul.lekat lekat istrinya.
"Mommy, dan Daddy silahkan duluan. Aku harus ke toilet terlebih dahulu ya.." ujar Aoran.
Vira menautkan alis bingung. "Haruskah mami tunggu?" Aoran menggeleng cepat.
Oh c'mon mom.
"Tidak mom, kau duluan saja sama Daddy, aku akan menyusul, aku akan tanya petugas untuk meja kita okey.. aku baik baik saja hanya saja aku butuh ke toilet lebih dulu.." ujar Aoran dengan suara lirih yang jelas tampak memohon.
Masuk dengan orang tua yang menggandengnya bukankah itu akan memalukan ya. Apa kata Miran nantinya? Aoran menghindari itu. Dia ingin tampil keren, cool dan gentleman malam ini.
Keluarga Wihelmina tidak bisa datang tepat waktu seperti yang lainnya, mereka datang cukup terlambat meski begitu adalah kehormatan tinggi bisa menyambut kedatangan keluarga ningrat itu.
Saat Vino dan Vira melintas masuk, panitia dengan jas rapi dan sarung tangan putih mempersilahkan pasangan serasi itu menuju meja mereka.
"Oh ya, putraku akan menyusul.." bisik Vira pada pria yang mengantarkan mereka ke meja.
"Baik nyonya.." bisik pria itu dengan sangat sopan dan penuh kesantunan, dia mempersilahkan pasangan itu duduk dan bergabung bersama tamu lainnya.
Saat itu tuan Lu sedang berbincang dengan kolega bisnis penting, saat matanya menangkap kedatangan pasangan Wihelmina dia memohon izin untuk meninggalkan koleganya itu dengan suara yang sopan dan tingkah yang hangat, hingga si kolega itu tampak tak keberatan dan mempersilahkan tuan Lu.
Bukankah tuan Lu benar benar hebat sudah bisa mengundang orang sukses sekelas keluarga Wihelmina. Mereka bisa dikatakan jarang menghadiri pesta dalam negeri, pastilah ada banyak undangan kerajaan atau deputi asing yang mereka terima setiap bulannya.
"Ah, selamat datang tuan Wihelmina, suatu kehormatan anda bisa bergabung di sini bersama kami.. saya sangat berterima kasih.." ujar tuan Lu menyodorkan tangannya, mereka berjabat tangan dan menggariskan senyuman pada pasangan masing masing. Nyonya muda Lu bergabung dan memberi raut wajah ramah yang hangat, dua wanita cantik itu tampak begitu mudah dekat, mereka saling memisahkan diri dari pasangan dan membuat topik obrolan sendiri khas para wanita.
"Ah, nyonya Wihelmina.."
"Panggil saja aku Vira.." ujar istri Vino itu sungkan dipanggil dengan nama besar yang membuat orang segan itu.
"Ah, nyonya Vira.. perkenalkan.." ujar nyonya Lu memanggil Miran yang sejak tadi duduk.
Gadis muda itu segera bangkit dan membungkuk sopan, memberi salam pada Vira.
"Ini putriku, namanya Miran.."
Melihat pesona Miran membuat Vira tersenyum manis. "Dia sangat cantik.." pujinya dengan jujur.
"Haha.. bisa saja nyonya Vira ini, bahkan nyonya tampak masih sangat cantik dan mempesona.." balas nyonya muda Lu tak mau kalah. "Miran ayo kenalkan diri.." pinta ibunya.
"Iya ma, selamat malam nyonya Vira.. namaku Miran, senang bisa bertemu nyonya malam ini.." ujar Miran sangat sopan dengan senyuman khas di bibirnya.
Vira mengangkat tangannya, mengelus kecil pergelangan tangan Miran.
"Panggil saja aku Tante," ujar Vira membuat Miran terlihat sungkan.
"Tan, Tante.. Tante Vira.." ujar Miran mencoba dengan suara bergumam pelan.
"Bukankah itu terdengar lebih dekat?" Tanya Vira hangat, Miran mengangguk kecil dengan wajahnya yang merona merah muda.
"Oh ya.. aku juga membawa putraku malam ini.." ujar Vira, dia menoleh dan mencari putranya apa sudah masuk ke ruangan ini atau belum.
"Maksud Tante, kak Aoran?" Vira menautkan alis mendengar Miran sepertinya sangat mengenal putranya.
"Ya.. apa kau kenal?"
"Iya Tante, kak Aoran seniorku di sekolah.." ujarnya dengan wajah sumringah.
"Ah ya ampun, jadi pemuda jenius itu putra keluarga Wihelmina?" Ujar nyonya Lu muda terkejut dan takjub. Miran mengangguk kecil.
"Iya, Aoran itu putraku.." ujar Vira menegaskan dengan wajah yang hangat.
"Ah, jadi.. pemuda yang kau singkirkan itu adalah putra Wihelmina? Ya ampun Miran putriku, kau sungguh keterlaluan.." nyonya muda Lu mengambil satu langkah mundur lalu membungkuk sopan pada Vira.
Loh? Kenapa.
"Nyonya Vira maaf ya.. putriku sudah lancang sekali.." ujar nyonya muda Lu dengan wajah yang tampak kecewa.
Vira malah tampak heran, kenapa sih.
Tak berselang lama Vino membawa putranya bersama dia dan tuan Lu, bergabung dengan para wanita.
Dan lihatlah bola mata bersinar milik Aoran, pemuda itu tak bisa menyembunyikan salah tingkahnya.
"Jadi nona Miran sudah mengambil tempat terbaik tuan muda Aoran?" Tanya Vino tiba tiba.
Semua kompak menoleh.
Aoran yang terpesona dengan Miran, nyonya muda Lu yang kagum dengan ketampanan Aoran.
Aoran tampak malu, saat orang tua mereka membahas posisi nomor satu yang direbut Miran darinya, tapi itu adalah kenyataan jadi dia tak merasa marah atau kecewa, apalagi itu untuk Miran yang tampil sangat cantik dan mempesona malam ini.
Lily membawa baki yang berisi minuman, dia mengedarkan minuman pada tetamu.
"Ah.. Lily!" Panggil tuan Lu tiba tiba pada putrinya itu, mendengar dia membggil nama Lily membuat raut wajah nyonya Lu berubah garang.
Kenapa kau harus memanggil namanya!
"Ah sorry, beri tamu ku minum.." ujar tuan Lu mencoba mengalihkan ucapannya.
Lily tersenyum, dan menurunkan satu persatu gelas pada tamu tuan Lu.
Vino, nyonya Lu, tuan Lu, mengambil minuman mereka dengan santai.
"Aku mau jus segar saja.." ujar Miran berbisik pada Lily.
"Aku akan mengambilkannya untukmu ya.." balas Lily. Keduanya tampak akrab tapi sorot mata nyonya Lu terlihat berbeda, Lily menyadari itu dan menciba menahan diri.
Aoran mengambil satu gelas dengan acuh tak acuh.
"Silahkan nyonya.." ujalily pada Vira dengan sopan.
Nyonya Wihelmina itu menatap wajah Lily beberapa saat. Dia tampak sedikit bingung, Vira tak langsung menyambar gelasnya.
*****
***